Selasa, 23 Agustus 2011

catatan tentang SHOFF dalam SHOLAT

Penulis memperhatikan bahwa pada sebagian besar masjid/musholla yang telah penulis kunjungi untuk melaksanakan sholat, senantiasa terdapat beberapa wanita yang melaksanakan sholat berjama’ah namun antar jama’ah wanita tersebut terdapat jarak/celah yang lebarnya bahkan sampai 1 (satu) meter. Terkadang bila sholat berjama’ah dan penulis bermaksud merapatkan shaf, maka jama’ah disebelah kanan/kiri malah semakin menjauhkan kaki mereka dari kaki penulis.

Kedua kondisi diatas membuat sedih penulis, karena dalam Islam pada saat melaksanakan sholat berjama’ah kita dianjurkan untuk senantiasa meluruskan shaf dan menutup celahnya (merapatkannya).

Hal tersebut berdasarkan hadits ‘Aisyah Radhiallahu ‘anha, dia bercerita : Rasulullah Shollallahu ‘alayhi wa Sallam bersabda :

“Sesungguhnya Allah dan Para Malaikat-Nya bershalawat atas orang-orang yang menyambung barisan. Barang siapa menutupi kerenggangan (yang ada dalam barisan), niscaya dengannya Allah akan meninggikannya satu derajat.” (HR. Ibnu Majah,Ahmad, Ibnu Khuzaimah,Al-Hakim, dinilai Shahih oleh Adz-Dzahabi dan al-Albani).

Kemudian,

Dari Nu’man bin Basyir, ia berkata : Aku pernah mendengar Rasulullah Shollallahu’alayhi wa Sallam bersabda : “Hendaklah kamu benar-benar meluruskan shafmu, atau (kalau tidak;maka) Allah akan jadikan perselisihan di antaramu.” (Muttafaq ‘alayhi, Bukhari No. 717 dan Muslim No.436)

Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh Abu Dawud No. 552 dan Ahmad (IV:276) dan dishahihkan oleh al Albani dalam ash Shahihah no.32 secara lengkap, setelah membawakan hadits di atas, maka Nu’man bin Basyir radhiallahu ‘anhu berkata :

“Maka saya (Nu’man bin Basyir) melihat seorang laki-laki (dari para Shahabat) menempelkan bahunya ke bahu yang ada disampingnya, dan lututnya dengan lutut yang ada disampingnya serta mata kakinya dengan mata kaki yang ada disampingnya).”

Pernyataan Nu’man bin Basyir ini juga telah disebutkan oleh Imam Bukhari didalam kitab Shahihnya (II:447-Fat-hul Bari).

Diriwayatkan pula Dari Ibnu Umar bahwasanya Rasulullah Shollallahu ’alayhi wa Sallam telah bersabda:

“Luruskanlah shaf-shafmu! Sejajarkan antara bahumu (dengan bahu saudaranya yang berada disamping kanan dan kiri), isilah bagian yang masih renggang, berlaku lembutlah terhadap tangan saudaramu (yang hendak mengisi kekosongan atau kelonggaran shaf), dan janganlah kamu biarkan kekosongan yang ada di shaf untuk diisi oleh setan. Dan barangsiapa yang menyambung shaf, pastilah Allah akan menyambungnya, sebaliknya barangsiapa yang memutuskan shaf; pastilah Allah akan memutuskannya.

(Shahih. Abu Dawud no:666, dan telah dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah, al Hakim, Nawawi dan al Albani. Lihat : Fat-hul Bari (II:447) dan Shahihut Targhib Wat Tarbib no:492).

Sehingga bengkoknya shaf akan mengakibatkan permusuhan dan pertentangan hati, kekurangan iman dan hilangnya kekhusyu’an.

Sebagaimana lurusnya sebuah shaf termasuk (sebagian dari) kesempurnaan sholat, yang demikian itu diungkapkan di dalam sabda Rasulullah shollallaahu ‘alayhi wa Sallam,

“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari kesempurnaan shalat.” (HR. Muslim).

Di dalam riwayat lain :

“Karena lurusnya shaf itu sebagian dari baiknya sholat”(HR. Al-Bukhari & Muslim).

Ukhty, Para Shahabat Radhiallahu ‘anhum sangatlah memperhatikan masalah merapatkan dan meluruskan shaf ini.

Diriwayatkan dari Umar bahwasanya ia menugasi beberapa orang laki-laki untuk merapikan shaf makmum, dan ia (Umar) tidak bertakbir untuk memulai sholatnya melainkan setelah dilaporkan oleh para petugasnya itu bahwa shaf telah rapi semua, begitulah juga diriwayatkan dari Ali dan ‘Utsman, bahwa keduanya dahulu biasa melakukan hal itu setiap sebelum memulai sholat, dan mereka berdua biasa berkata (sebelum memulai shalat); “Istawu (luruskan shafmu)” bahkan Ali berkata: “Wahai Fulan! Majulah,” (Dan berkata kepada yang lainnya:) ” Wahai fulan, mundurlah. (Lihat pula riwayat-riwayatnya di dalam kitab al Muwaththa’, Imam Malik : no. 234, 375, 376).

Ya Ukhty Muslimah, mari rapatkan dan luruskan shaf kita karena hal itu merupakan sunnah Nabi Shollallahu ‘alayhi wa sallam yang agung. Maka marilah kita menghidupkannya.

Merapatkan dan meluruskan shaf dilakukan dengan cara merapatkan bahu, lutut, dan mata kaki.

Semoga dengannya, Allah mengangkat derajat kita, menjauhkan perselisihan dan permusuhan di antara kita. Amiin…

Sumber :

1.Ensiklopedi Shalat menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Dr. Sa’id bin ’Ali bin Wahf al-Qahthani, Pustaka Imam Asy-Syafi’i , Hal 580-581
2.Ensiklopedi Mini Keutamaan Sholat Berjama’ah , Prof. Dr. Fadhl Ilahi , Salwa Press, Hal. 42
3.Pengaruh Shalat terhadap Iman dan Jiwa Menurut Al-Qur’an dan As-Sunnah, Husain bin ‘Audah al-’Awayisyah, Pustaka Imam Asy-Syafi’i, Hal. 18
4.Apa Kata Imam Syafi’i tentang Meluruskan dan Merapatkan Shaf Shalat, Ibnu Saini bin Muhammad bin Musa, Pustaka Abdullah

Selasa, 16 Agustus 2011

PERISTIWA BERSEJARAH DAN HARI BESAR ISLAM

PERISTIWA BERSEJARAH DAN HARI BESAR ISLAM

bung karno pernah mengatakan dalam sebuah pidatonya "Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah, maka JANGANLAH SEKALI-KALI MELUPAKAN SEJARAH (JAS-MERAH).
maka dari itu, kita sebagai MUSLIM SEJATI,janganah melupakan eristiwa-peristiwa bersejarah yang pernah terjadi. berikut ini adalah sebagian peristiwa bersejarah yang bisa saya rangkum, jika ada kekurangan, silahkan menambahkan dengan memberikan komentar di bawah tulisan ini atau menulis pesan di chatbox (di bagian samping)

MUHARRAM:
1 Muharram: Tahun Baru Hijriah
10 Muharram 5H:Perang Dzat ar-Riqa’, dan pada saat itu Rasulullah melaksanakan shalat Khauf. Pada tanggal yang sama, Allah menyelamatkan Nabi Musa dari Fir’aun dan pengikutnya. Pada tanggal itu juga sayyidina al Husain dibunuh secara dzalim di Karbala pada tahun 61 H.

SHAFAR:
5 Shafar 7H: Perang Khaibar
13 Shafar 303 H: Wafatnya Imam Abu Abdur Rahman Ahmad bin Ali (Imam Nasa’i).
27 Shafar 589 H: Wafatnya Sultan Shalahuddin al Ayyubi pada siang hari Rabu.
27/28 Shafar 157 H: Wafatnya Imam al Auza’I pada usia 69 tahun.

RABI’UL AWAL:
12 Rabi’ul Awal: Hari Kelahiran Nabi Muhammad.
Tahun 886 H: Wafatnya Sultan Muhammad al Fatih pada malam Jum’at, Rabi’ul Awal. Beliau mengikuti madzhab al Maturidi dalam aqidah, dan disebutkan dalam hadits bahwa Rasulullah pernah memujinya.
Tahun 49/51 H: Wafatnya sayyidina al Hasan bin Ali pada usia 47 tahun, dan dimakamkan di al Baqi’.
Tahun 4H: Perang Bani an-Nadhir.
10 Rabi’ul Awal 179 H: Wafatnya Imam Malik di al Madinah al Munawwarah pada usia 84 tahun.
Tahun 15 H: Peringatan penaklukan Baitul Maqdis.

RABI’UL AKHIR:
12 Rabi’ul Akhir 241 H: Wafatnya Imam Ahmad bin Hanbal.
24 Rabi’ul Akhir 583 H: Terjadinya perang Hiththiin.
26 Rabi’ul Akhir 2 H: Terjadinya perang Qainaqa’.

JUMADAL ULA:
12 Jumadal Ula 578 H: Wafatnya Imam Ahmad ar-Rifa’I, dan dimakamkan di desa Ummu Ubaidah di Iraq.
11 Jumadal Ula 150 H: Wafatnya Imam Abu Hanifah, bertepatan dengan tahun lahirnya Imam as-Syafi’i.
15 Jumadal Ula 8 H: Terjadinya perang Mu’tah di dataran rendah al Balqa’ (Yordania)
Jumadal Ula 6 H: Terjadinya perang Bani Lahyan.

JUMADAL AKHIRAH:
3 Jumadal Akhirah 193 H: Wafatnya Harun ar-Rasyid.
Jumadal Akhirah 13 H: Wafatnya al Khalifah Abu Bakr ash-Shiddiq.
10 Jumadal Akhirah 36 H: Terjadinya perang al Jamal. Perang berkecamuk dari siang hari Kamis sampai waktu shalat Ashar. Kemenangan diraih oleh pasukan sayyidina Ali bin Abi Thalib.
10 Jumadal Akhirah 857 H: Penaklukan Konstantinopel pada siang hari Rabu di bawah pimpinan Sultan Muhammad al Fatih II.

RAJAB
Rajab 204 H: Wafatnya Imam asy- Syafi’I pada usia 54 tahun. Dan dimakamkan di Mesir.
10 Rajab 9 H: Terjadinya perang Tabuk.
Rajab 9 H: Wafatnya an-Najasyi Raja Habasyah. Ia adalah orang shaleh.
5 Rajab 101 H: Wafatnya Khalifah Umar bin Abdul Aziz pada usia 39 tahun.
27 Rajab 8 H: Peristiwa Isra dan mi’raj Nabi Muhammad.

SYA’BAN:
Sya’ban 6 H: Terjadinya Perang Bani Musthaliq.
Imam Abu Manshur al Maturidi wafat pada tahun 333 H.

RAMADHAN:
2 Ramadhan 1430 H: Wafatnya Syekh Abdullah al Harari al ‘Abdari al Habasyi.
11 Ramadhan 40 H: Wafatnya sahabat Ali bin Abi Thalib pada usia 63/59 tahun.
17 Ramadhan 2 H: Terjadinya perang Badar al Kubra, 6 kaum Muhajirin dan 8 kaum Anshar syahid dalam peperangan tersebut.
14 Ramadhan 630 H: Wafatnya raja Irbilia al Mudzaffar Abu Sa’id Kaukabari, orang yang pertamakali mengadakan mauled Nabi Muhammad.
Tahun 8 H: Terjadi Fathu Makkah dan dihancurkannya berhala yang ada di sekitar Ka’bah.
28 Ramadhan 92 H: Fathu Andalus.
Diwajibkannya Zakat Fithrah pada 2 hari sebelum ‘Iedul Fithri tahun 2 H.

SYAWAL:
1 Syawal: Hari Raya ‘Iedul Fithri
Tahun 3 H: Terjadi perang Uhud dan terbunuhnya Hamzah paman Rasul
15 Syawal 4 H: Terjadi perang Khandaq atau perang Ahzab.
Dzul Qa’dah 3 H: Terjadi perang Hunain.

DZUL QA’DAH:
1 Dzul Qa’dah 3 H: Terjadi perang Badar ah-Shaghir
10 Akhir Dzul Q’dah 5 H: Terjadi perang Bani Quraizhah
6 Dzul Qa’dah 10 H: Rasulllah melaksanakan Haji Wada’, pada hari Kamis.

DZUL HIJJAH:
3 Dzul Hijjah 23 H: Wafatnya Sahabat Umar bin Khaththab.
18 Dzul Hijjah 35 H: Wafatnya Sahabat Utsman bin Affan.
9 Dzul Hijjah: Pelaksanaan Wuquf di ‘Arafah bagi umat Islam yang melaksanakan Haji.
10 Dzul Hijjah: Hari Raya ‘Iedul Adha.
Dzul Hijjah 324 H: Wafatnya Imam Abu al Hasan al Asy’ari.

Wonocolo VIII/ 27 B Surabaya.
Ba'da Sahur 16 Romadlon 1432 H atau bertepatan dengan sehari sebelum hari kemerdekaan NKRI ke 66.
MERDEKAAAAA

Kamis, 04 Agustus 2011

apa kabar hati

apa kabar HATI?
masihkah engkau seperti embun?
yang merunduk tawaddu' di pucuk-pucuk daun?

apa kabar DIRI?
masihkah engkau seperti karang?
yang berdiri tegar menghadapi gelombang Ujian?

apa kabar IMAN?
masihkah engkau seperti bintang?
yang terang enderang menerangi kehidupan?

semoga ALLAH senantiasa melindungi dan menjaga HATI, DIRI, dan IMAN kita untuk hari ini, esok, dan selamanya.

selamat menjalnkan ibadah Puasa Romadlon 1432 H.
TAQOBBALLAHU MINNAA WA MINKUM....