Kamis, 15 Desember 2011

sepeda gazelle: hubungan antara tahun produksi dan istilah "seri" di indonesia



Cara Membaca Nomer Rangka untuk mengetahui Tahun Pembuatan Sepeda Gazelle Tua

Nomer rangka pada sepeda Gazelle (seperti tabel diatas) adalah sama seperti layaknya “nomer absensi sepeda“, yaitu nomer rangka berupa “nomer urut“ produksi. Pada nomer rangka sepeda Gazelle tidak ada istilah “seri” (seri-1, seri-2, seri-3, dst) seperti yang sering didengar di Indonesia.

Gazelle sebelumnya membuat sepeda tanpa nomer rangka yang valid. Untuk pembuatan nomer rangka pertama, baru dimulai pada tahun 1903 dan dimulai dari nomer urut 7545.

Maka pada tahun 1903 sampai tahun 1904 sepeda Gazelle bernomer urut 7545 sampai dengan 22856.

Sedangkan untuk nomer urut rangka 22857 hingga nomer 78736 berlaku untuk sepeda Gazelle tahun pembuatan 1905 sampai tahun 1913.

Lalu pada tahun 1914 nomer urut rangka dimulai dari nomer 78737 hingga 99819, dan begitulah seterusnya untuk tahun-tahun setelahnya…

*
Istilah “Seri”

Istilah “seri“ hanyalah untuk PENGGOLONGAN URUTAN PRODUKSI sepeda Gazelle semata yang tidak perlu dan justru tahun pembuatannya ikut tercampur aduk. Istilah “seri” BUKAN UNTUK PENGGOLONGAN TAHUN PEMBUATAN SEPEDA. Maka dari itu, untuk mengetahui tahun pembuatan, terpaksa harus melihat tabel lagi.

Misalnya: untuk Gazelle seri-1 adalah nomer urut pembuatan sepeda Gazelle dari nomer urut satu hingga nomer urut produksi ke 199.999 (baca: seratus sembilan puluh sembilan ribu sembilan ratus sembilan puluh sembilan). Gazelle seri-2 adalah nomer urut pembuatan sepeda Gazelle dari nomer urut 200.000 (baca: dua ratus ribu) hingga nomer urut 299.999. Gazelle seri-3 adalah nomer urut pembuatan sepeda Gazelle dari nomer urut 300.000 hingga nomer urut 399.999 dan begitu seterusnya. Sedangkan tahunnya??? Ya, ikut tercampur aduk!

Begitu pula dengan Gazelle seri-10 adalah nomer urut 1.000.000 (baca: satu juta) hingga nomer urut 1.099.999. Gazelle seri-11 adalah nomer urut 1.100.000 hingga nomer urut 1.199.999. Gazelle seri-20 adalah nomer urut 2.000.000 (baca: dua juta) hingga nomer urut 2.099.999, dan begitu juga seterusnya. Sedangkan tahunnya??? SEKALI LAGI: Ya, ikut tercampur aduk!

JADI INTINYA: TIDAK ADA ISTILAH SERI DI DALAM MENGIDENTIFIKASI SUATU TAHUN PEMBUATAN SEPEDA GAZELLE TUA DIMANAPUN DI DUNIA, BAHKAN DI NEGARA ASALNYA YAITU DI BELANDA JUGA TIDAK ADA ISTILAH “SERI”. ENTAH MENGAPA, ISTILAH “SERI” HANYA ADA DI INDONESIA!

10 merk indonesia yang dikira merk luar

Selama ini banyak lho yang mengira merk-merk ini berasal dari luar negeri . Ternyata banyak juga kan produk-produk lokal yang kualitasnya tidak kalah dengan produk luar?!


Daripada beli produk luar yang ternyata malah aspal alias bajakan mending beli produk lokal aja dech! Lagipula bukankah ini juga berarti mendukung industri dalam negeri yang otomatisi juga mendukung kemajuan negeri sendiri?!

Maspion
Iklan Maspion terkenal dengan ungkapan”Cintai produk-produk Indonesia!”. Maspion memang perusahaan lokal yang terkenal dengan produk alat-alat elektronik keperluan rumah tangga mulai dari setrika, blender, kipas angin sampai AC. Perusahaan yang berpusat di Surabaya ini memulai bisnisnya dari tahun 1960-an loh gan: dengan menghasilkan alat2 rumah tangga.

Polygon
Pasti agan kenal dengan merek sepeda yang satu ini. Mulai dari sepeda gunung, sepeda mini, sepeda BMX, sampai sepeda lipat bisa dibuat oleh pabrik sepeda yang berlokasi di Sidoarjo, Jawa Timur ini. Soal kualitas, agan jangan mergukan. Banyak pengguna biasa sampai komunitas penggemar sepeda memakai produk lokal ini. Ane juga pake sepeda ini loh gan harga sepedanya ada yang sampai 10 juta–an waw

Polytron
Mungkin saja di rumah kita punya tv, radio tape atau alat elektronik lain bermerk Polytron. Ini ternyata produk Indonesia looh gan! Pengalaman bikin elektronik, perusahaan ini ahlinya!. Perusahaan yang punya pabrik di kudus dan Semarang ini bisa dibilang sudah jaminan deh! Soalnya sudah sejak tahun 1970-an membuat televisi, dengan kualitas yang ga kalah sama luar negeri


Byon

Perkembangan tekbologi ternyata nggak membuat bangsa kita jadi penonton. Byon ikutan hadir meramaikan tren komputer notebook. Dengan harga jual yang lebih murah, Byon bukan produk asal-asalan. Melainkan punya konsep yang cukup uni, yaitu komputer notebook yang bisadi-upgrade seperti komputer desktop. Kehadiran Byon mebuktikan bangsa kita juga mampu membuat produk berteknologi tinggi

Lea
Walaupun merknya berbau Amerika, tapi sebenernya ini produk Indonesia loh gan! Soal model dan kualitas, pasti sering kita lihat sendiri kalau Lea ga pernah minder berdiri sejajar dengan jenas merk2 lokal di mall manapun. Walaupun tampilannya seperti produk impor

Tomkins
Mulai dari sepatu olahraga, sepatu bola, sampai sepatu futsal, tersedia dalam merk ini. Soal ukuran, dari dewasa sampao anak2 tersedia. Agan tidak usah bingung kesannya namanya bule banget. Padahal sepatu Tomkins memang produk lokal gan

Bodypack dan Eiger
Kedua merk ini bernaung dalam satu induk perusahaan yang berpusat di Bandung. Kedua merk ini dikenal dengan produk tasnya. Bedanya Bodypack sekarang memfokuskan diri pada produk2 tas laptop dan tas gadget, sedangkan Euger setia pada produk2 berbau kegiatan berbau alam bebas. Kualitas Eiger memang sudah dikenal luas dikalangan penggiat alam bebas.

J.CO Donuts and Coffe
Tahun 2005, outlet pertama J.CO donuts ane coffe dibuka di Supermall Karawaci. Sejak itu J.CO terus mengembangkan sayap di berbagai mall diIndonesia. Dengan mengandalkan racikan donat dan kopi berkualitas internasional, perusahaan lokal dengan rasa internasional ini terus berkembang. J.CO bahkan ada di Malisya dan Singapura. Perusahaan ini dimili oleh Johhny Andrean

CFC
Restoran ayam goreng ini namanya Amerika banget gan. Padahal ini perusahaan lokal. California Fried Chicken pertama kali didirikan oleh Pioneerdo Gourment International Tbk, 13 Desember 1983, dengan nama California Pioneer Chicken. Tahun 1988 mengganti nama menjadi yang sekarang ini. Soal rasanya, nggak kalah kok gan dari restoran ayam asal Amerika

Hoka Hoka Bento
Hoka Hoka Bento merupakan restoran yang menyajikan makanan Jepang. pertama kali didirikan dibawah naungan PT Eka Bogainti. Dengan restoran pertama berlokasi di Kebun Kacang, Jakarta. Walaupun kelihatan seperti produk luar negeri, tapi ternyata Hoka Hoka Bento produk lokal loh gan! Kualitas makannya ga kalah sama makanan Jepang yang asli.

Diambil dari Kaskus

Rabu, 14 Desember 2011

Hakekat Wali

Dalam tradisi keilmuan Nusantara, dikenal istilah wali. Diantara kata wali yang paling populer adalah ‘walisanga’ yang berarti wali sembilan sebagai penyebar Islam pertama di Nusantara. Wali juga biasa diidentikkan dengan seseorang yang memilki kelebihan (karomah). Sebagian dari masyarakat muslim mempercayai keberadaan dan ‘kelebihan’ yang dimiliki para wali dan sangat menaruh hormat kepada mereka. Kepercayaan itu diungkapkan dalam bentuk mengunjungi maqbaroh untuk bertawassul kepada mereka. Akan tetapi sebagian masyarakat yang lain tidak percaya dengan keberadaan wali bahkan menganggap para wali sebagai sarang ke-bid’ah-an. Hal ini terjadi karena miskinnya pengetahuan atau seringnya pemaknaan kata wali yang merujuk pada hal-hal negatif.

Menurut bahasa, kata wali itu kebalikan dari ‘aduw, musuh. Bisa jadi berarti sahabat, kawan atau kekasih. Umumnya wali Allah diartikan kekasih Allah. Menurut istilah ahli hakikat, wali mempunyai dua pengertian, Pertama, orang yang dijaga dan dilindungi Allah, sehingga dia tidak dan tidak perlu menyandarkan diri dan mengandalkan pada dirinya sendiri. Seperti dalam al-Qur’an surah al-A’raf 196
Artinya: Sesungguhnya pelindungku ialahlah Yang telah menurunkan Al Kitab (Al Quran) dan Dia melindungi orang-orang yang saleh.

Kedua, orang yang melaksanakan ibadah kepada Allah dan menanti-Nya secara tekun terus menerus tak pernah kendur dan tidak diselingi dengan berbuat maksiat, maka Allah pun mencintainya.

Kedua-duanya merupakan syarat kewalian. Wali haruslah orang yang terpelihara (mahfudz) dari melanggar syara’ dan karenanya dilindungi oleh Allah, sebagaimana nabi adalah orang yang terjaga (ma’shum) dari berbuat dosa dan dijaga oleh-Nya.
Ada beberapa hal yang dapat dijadikan penanda bagi wali Allah
a. Himmah atau seluruh perhatiannya hanya kepada Allah
b. Tujuannya hanya kepada Allah
c. Kesibukannya hanya kepada Allah

Ada juga yang mengatakan tanda wali Allah adalah senantiasa memandang rendah dan kecil kepada diri sendiri serta khawatir jatuh dari kedudukannya (di mata Allah) di mana ia berada. (baca Jamharatul Auliya wa A’lamu Ahlit Tatsawwuf, hal 73-110)

Kalau menurut al-Qur’an, ini tentu saja paling benar, wali Allah adalah orang-orang mu’min yang senantiasa bertakqwa dan karenanya mendapat karunia tidak mempunyai rasa takut (kecuali kepada Allah) dan tidak pernah bersedih. Seperti dalam al-Qur’an surah Yunus: 62-63

أَلَا إِنَّ أَوْلِيَاءَ اللَّهِ لَا خَوْفٌ عَلَيْهِمْ وَلَا هُمْ يَحْزَنُونَ ﴿٦٢﴾ الَّذِينَ آمَنُوا وَكَانُوا يَتَّقُونَ

Artinya: Ketahuilah sesungguhnya wali-wali Alloh tidak ada rasa takut atas mereka dan tidak pula mereka bersedih hati, (Yaitu mereka) adalah orang-orang yang beriman dan mereka senantiasa bertaqwa

Atau dengan kata lain, wali Allah adalah orang mu’min yang senantiasa mendekat (taqarrub) kepada Allah dengan terus mematuhi-Nya dan mematuhi Rasul-Nya. sehingga akhirnya dia dianugrahi karomah, semacam ‘sifat ilmu niluwih’ (seperti mukjizat Nabi. Bedanya, mu’jizat nabi melalui pengakuan –dan sebagai bukti- kenabian; sedang karomah wali tidak mengikuti pengakuan kewalian).

Dalam sebuah hadits qudsi (hadits Nabi saw. yang menceritakan firman Allah) yang diriwayatkan Imam Bukhari dan Shahabat Abu Hurairah r.a Rasulullah saw bersabda:

إن الله تعالى قال: من عادى لي وليا فقد أذنته بالحرب وما تقرب إلـي عبدى بشيئ أحب إلـي مما افترضته عليه ولايزال عبدى يتقرب الـي بالنوافل حتى احبه فاذا احببته كنت سمعه الذى يسمع به وبصره الذى يبصربه ويده التى يبطش بها ورجله التى يمشى بها وإن سألنى لأعطينه وإن استعاذنـي لأعيذنه

Artinya: Allah Ta’ala telah berfirman: Barang siapa memusuhi wali-Ku, maka Aku benar-benar mengumumkan perang terhadapnya. Hamba-Ku tidak berdekat-dekat, taqarrub, kepada-Ku dengan sesuatu yang lebih Aku sukai melebihi apa yang telah aku fardhukan kepadanya. Tak henti-hentinya hamba-Ku mendekat-dekat kepada-Ku dengan melaksanakan kesunahan-kesunahan sampai Aku mencintainya. Apabila Aku telah mencintainya maka Akulah pendengarannya dengan apa ia mendengar. Akulah penglihatannya dengan apa ia melihat. Akulah tangannya dengan apa ia memukul. Akulah kakinya dengan apa ia berjalan. Dan jika ia meminta kepada-Ku, Aku akan memberinya, jika ia meminta perlindungan kepada-Ku, Aku akan melindunginya.

Boleh saja orang mempunyai ‘sifat linuwih’ misalnya bisa membaca pikiran orang, bisa berkomunikasi dengan binatang atau orang yang sudah mati, bisa berjalan di atas air, atau kesaktian-ksaktian lainnya, tetapi tentu saja dia tidak otomatis bisa disebut wali. Sebab dajjal, dukun, tukang sihir, ‘ahli hikmah’ tukang sulap atau paranormal pun bisa memperlihatkan kesaktian semacam itu.

Sebaliknya bisa saja seorang wali dalam kehidupannya sama sekali tidak tampak lain dari orang-orang biasa. Lihat saja dari kesembilan wali Tanah Jawa, yang terkenal punya kesaktian hanya Sunan Kalijogo yang mempunyai kesaktian membuat soko guru masjid Demak dari tatal dan Sunan Bonang yang mengubah buah pinang tampak menjadi emas. Jadi kewalian seseorang tidak diukur dengan keanehan dan kesaktiannya, perilaku ataupun pakaiannya melainkan kedekatan dan ketakwaan kepada Allah.

makanan orang mulia (Sholeh) adalah obat….

Suatu hari Imam Syafii berkunjung ke rumah Imam Ahmad Ibn Hanbal. Setelah usai dijamu oleh Imam Ahmad, dengan makanan-makanan, Imam Syafii tidur di kamarnya.

Saat pagi menjelang, putri Imam Ahmad Ibn Hanbal berkata pada ayahnya: “wahai ayah, benarkah ini Imam Syafii yang sering kau ceritakan?”

.

Imam Ahmad menjawab: “benar putriku!”

“Ada tiga hal yang saya perhatikan darinya, pertama saat kami suguhkan makanan kepadanya, dia makan banyak sekali,

Kedua saat dia masuk kamar dia tidak menjalankan shalat malam,

Ketiga saat shalat subuh dengan kita, dia tidak berwudlu.” kata sang putri.

Tiba-tiba saat Imam Syafii berpapasan dengan Imam Ahmad Ibn Hanbal, Imam Syafii menjawab tiga hal yang dipertanyakan putrinya.

“Wahai, Ahmad!” tegur Imam Syafii, “aku makan banyak sekali, karena tahu bahwa makan-makananmu dari harta yang halal, sesungguhnya engkau adalah orang mulia, dan makanan orang mulia adalah obat, dan makanan orang kikir adalah penyakit. saya tidak makan untuk sekedar kenyang, sesungguhnya aku memakan makananmu untuk obat.”

“Adapun mengenai aku tidak shalat malam, karena setiap aku meletakkan kepalaku untuk tidur, saya melihat seakan didepanku ada al-quran dan al-hadits, Allah membukanya untukku dengan 72 masalah ilmu fiqh. saya berharap ummat memanfaatkannya, dan saya tidak menemukan kesempatan untuk shalat malam.”

“Terkait dengan shalat subuh yang tanpa wudlu’, Demi Allah saya tidak tidur kecuali sebelumnya saya memperbarui wudlu”, sepanjang malam saya tidak tidur, maka saya shalat subuh dengan kalian dengan wudlu’ shalat isya’”

Referensi Fawaidul Mukhtaroh hal. 171-172 berdasar Anis al Mu’minin hal. 80

KISAH TELADAN PERNIKAHAN ANAK RAJA DAN SEORANG ALIM MISKIN

Syekh Said bn Musayyab (tabi’in) seorang alim sholih dan kaya, punya putri cantik dan pernah dipinang oleh Abdul Malik bin Marwan penguasa saat itu, tapi Said tak menerima pinangannya. Said lebih memilih kesolehan daripada harta dan tahta, beliau pilih Abdullah bin Abi Wada’ah duda baru, miskin tapi alim dan sholih. Said menawarkan putrinya kepada Abdullah, dengan heran dan terkejut diterimanya tawaran tersebut dan langsung dinikahkan dengan mas kawin 2 dirham (uang perak), ketika berbulan madu Abdullah berkunjung kepada mertuanya dan oleh mertuanya dia diberi uang 20 ribu dirham, Allahu akbar walillahil hamdu wal minnah. (Sumber : Buku Nikahlah kamu maka akan menjadi kaya, Mujab Mahali, Jogjakarta)

Bila kita bandingkan keadaan seperti itu pada jaman sekarang ini, apakah masih ada orangtua yang masih mementingkan masalah akhiratnya dibanding masalah dunianya? Pasti ada namun hanya sedikit, orang-orang tua yang bijaksana yang melihat suatu problema masa depan anak dengan kacamata Iman pastilah mereka akan memilihkan calon suaminya anaknya dengan melihat agamanya dahulu daripada hartanya. Karena harta bisa dicari setelah mereka menikah.

Sejarah Kalender Hijriyah

Negeri Syirik ke Negeri Mukmin.

Peringatan tahun baru Islam masih selalu dirayakan oleh masyarakat kita. Tahun baru hijriyah. Peringatannya terlihat berbeda dengan peringatan tahun baru Masehi. Bahkan sangat bertolak belakang. Masehi meniup terompet, Hijriyah melantunkan zikir. Masehi menghabiskan sisa malam untuk maksiat dan sia-sia, Hijriyah menghabiskan malam dengan hati yang tunduk dan taubat. Masehi membuang mubazir uang untuk petasan dan kembang api, Hijriyah mempunyai semangat berbagi terutama dengan anak yatim.

Kedua peringatan itu memang tidak ada perintah atau larangannya secara khusus. Tidak ada keistimewaan pada keduanya sehingga harus melakukan ritual tertentu. Tetapi, kalau harus menunjukkan sesuatu, perbedaan peringatan itu menunjukkan perbedaan akar dan semangat.

Akar keduanya jelas berbeda. Masehi berdasarkan hitungan peredaran matahari, Hijriyah berdasarkan hitungan peredaran bulan. Perbedaan akar yang paling terlihat adalah Hijriyah merupakan karya para pemikir hebat di kalangan para sahabat Nabi, yang dipimpin oleh Umar bin Khattab. Permulaan hitungan tahunnya pun berdasarkan hijrah Rasul mulia Muhammad shallallahu alaihi wasallam.

Kalender Pra Islam dan setelah Islam datang.

Sebelum kedatangan Islam, orang-orang Arab tidak memiliki kalendar yang khusus untuk digunakan bersama. Walau bagaimanapun, mereka mengira setahun itu dengan 12 bulan.

Adapun masyarakat Arab, Ya’la bin Umayyah adalah orang pertama yang membuat kalender, dia adalah orang Yaman. Masyarakat Arab kuno mempunyai beberapa kalender yang berbeda-beda. Mereka tidak bisa satu dalam menentukan hitungan tahun. Anak-anak Ibrahim membuat hitungan tanggal dari peristiwa dilemparnya Ibrahim ke dalam api hingga dibangunnya Ka’bah oleh Ibrahim dan Ismail. Kemudian anak-anak Ismail membuat hitungan tanggal dari keluarnya Saad, Nahad dan Juhainah anak-anak Zaid dari Tuhamah hingga kematian Ka’ab bin Luay. Kemudian hitungan dilanjutnya dari kematian tersebut hingga peristiwa penyerangan pasukan gajah Abrahah ke Ka’bah. Kemudian perhitungan berikutnya banyak yang melihat dari peristiwa pasukan gajah tersebut. Hingga masa kekhilafahan Umar. Dan Umar pun membuat kalender.

Selepas datangnya Islam, orang-orang Arab dan Umat Islam tetap dalam keadaan demikian (tidak ada kalendar yang khusus). Mereka menetapkan suatu peristiwa, dengan peristiwa-peristiwa yang penting.

peristiwa hijrah al-Rasul saw ke Madinah al-Munawwarah, dalam bentuk tidak diberikan tarikh-tarikh dalam bentuk bilangan dalam setiap tahun, sebaliknya hanya diberikan nama-nama peristiwa penting yang berlaku di dalamnya, maka 10 tahun selepas hijrahnya Nabi saw ke Madinah sehinggalah kewafatan baginda diberikan nama-nama seperti berikut.

Tahun pertama (hijrah) dikenali sebagai al-Izn (الإذن)
Tahun kedua (hijrah) dikenali sebagai al-Amr (الأمر)
Tahun ketiga dikenali sebagai al-Tamhish (التمحيص)
Tahun keempat dikenali sebagai al-Turfiah (الترفئة)
Tahun kelima dikenali sebagai al-Zalzal (الزلزال)
Tahun keenam dikenali sebagai al-Isti’nas (الاستئناس)
Tahun ketujuh sebagai al-Istighlab (الاستغلاب)
Tahun kelapan sebagai al-Istiwa’ (الاستواء)
Tahun kesembilan sebagai al-Bara-ah (البراءة)
Tahun kesepuluh sebagai al-Wada’ (الوداع)

Pada tangga 6 bulan Agustus 610M Rosululloh Muhammad SAW dilantik menjadi Rosul. Kemudian pada tanggal 28 Juni 623 M belio Hijrah dari kota Mekkah ke kota Madinah. Tepat pada tanggal 9 Juni 633 Masehi Rosululloh wafat.

Setelah Rosululloh wafat kemudian kepala Negara diganti oleh shohabat Abu Bakar Shiddiq r.a. selama 2 tahun dan pada tahun 635 M setelah Shohabat Abubakar wafat. Selanjutnya kepala Negara diganti oleh Shohabat Umar bin Khottob selama 10 tahun.

Jadi Rosululloh SAW menjanat sebagai ROSUL selama 13 tahun dan kemudian menjadi Rosul dan Kepala Negara di Madinah selama 10 tahun. Shohabat Abu Bakar Shiddiq r.a. menjadi kepala Negara di Madinah selama 2 tahun. Shohabat Umar Bin Khothob r.a. menjadi kepala Negara di Madinah selama 10 tahun.

Pada waktu shohabat Umar bin Khottob menjadi kepala Negara di Madinah, banyak Negara-negara yang takluk dengan Madinah seperti :

Negara Mesir
Negara Irak atau Mesopotamia
Negara Yaman
Negara Bahrain
Negara Persi atau Iran
Negara Palestina
Negara Syiria
Negara Turki

Sebelum Negara-negara seperti Syiria, Turki, Mesir dan Palestina masuk wilayah Medinah, Negara-negara tersebut masuk wilayah Negara Rumawi yang Kristen.

Negara Negara seperti Kuffah, Baghdad , Basroh di Irak masuk wilayah Negara Persi.

Setelah Shohabat Umar bin Khottob r.a. menjadi kepala Negara Madinah selama 10 tahun beberapa Negara tersebut di atas dikuasai dan pusat pemerintahannya berada di Madinatul Munawaroh. Selama Shohabat Umar menjadi kepala Negara, kemudian mengangkat beberapa Gubernur yaitu antara lain :

Shohabat Muawiyyah diangkat menjadi Gubernur di Syiria, termasuk wilayahnya adalah Yordania.
Shohabat Amru bin Ash diangkat menjadi Gubernur Mesir.
Shohabat Musa Al As’ari diangkat menjadi Gubernur Kuffah.
Shohabat Mu’adz bin Jabal diangkat menjadi Gubernur Yaman.
Shohabat Abu Hurairah diangkat menjadi Gubernur Bahrain .

Ibu Kota Negara sebagai pusat kendali pemerintahan dibawah seorang Kepala Negara yang disebut Amirul Mukminin adalah di Madinah dibawah pimpinan Shohabat Umar Bin Khothob.

Ketika Sayyina Umar bin khothob menjabat Kepala Negara mencapai tahun ke 5 beliau mendapat surat dari Shohabat Musa Al As’ari Gubernur Kuffah, adapun isi suratnya adalah sebagai berikut :

“KATABA MUSA AL AS’ARI ILA UMAR IBNUL KHOTHOB. INNAHU TAKTIINA MINKA KUTUBUN LAISA LAHA TAARIIKH.”

Artinya: Telah menulis surat Gubernur Musa Al As’ari kepada Kepala Negara Umar bin Khothob. Sesungguhnya telah sampai kepadaku dari kamu beberapa surat-surat tetapi surat-surat itu tidak ada tanggalnya.

Kemudian Kholifah Umar bin Khothob mengumpulkan para tokoh-tokoh dan shohabat-shohabat yang ada di Madinah.

“FAJAMAA’A UMAR AN NAASI LIL MUSYAAWAROTI, Maka mengumpulkan Umar bin Khothob untuk mengadakan musyawarah.”

Didalam musyawarah itu membicarakan rencana akan membuat Tarikh atau kalender Islam. Dan didalam musyawarah muncul bermacam-macam perbedaan pendapat. Diantara pendapat tersebut adalah sebagai berikut:

Ada yang berpendapat sebaiknya tarikh Islam dimulai ari tahun lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Nabi Muhammad SAW diangkat menjadi rosululloh.
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari Rosululloh di Isro Mi’roj kan .
Ada yang berpendapat sebaiknya kalender Islam dimulai dari wafatnya Nabi Muhammad SAW.
Sayyidina Ali krw. Berpendapat, sebaiknya kalender Islam dimulai dari tahun Hijriyahnya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah atau pisahnya negeri syirik ke negeri mukmin. Pada waktu itu Mekkah dinamakan Negeri Syirik, bumi syirik.

Akhirnya musyawarah yang dipimpin oleh Amirul Mukminin Umar Bin Khothob sepakat memilih awal yang dijadikan kalender Islam adalah dimulai dari tahun Hijriyah nya Nabi Muhammad SAW dari Mekkah ke Madinah. Kemudian kalender Islam tersebut dinamakan Tahun Hijriyah.

Jadi adanya ditetapkan tahun Hijriyah itu dimulai dari Sayidina Umar bin Khothob menjabat Kepala Negara setelah 5 tahun. Sebelum itu belum ada tahun Hijriyah baikpun jaman Rosululloh hidup maupun jaman shohabat. Dan tahun Hijriyah mulai diberlakukan bertepatan dengan tahun 640M. Setelah tahun Hijriyah berjalan 5 tahun kemudian Shohabat Umar Bin Khothob wafat.

( Keterangan ini diambil dari Kitab Tarikh Umam wal Muluk, ditulis oleh Muhammad bin Jarir At Thobari, yang dikenal dengan nama Tarikh Thobari. Kitab ini jumlahnya 12 jilid besar, setiap satu jilid tebalnya 250 halaman). [www.ais.blogsome.com}

Perhitungan Rotasi

Penentuan dimulainya sebuah hari/tanggal pada Kalender Hijriyah berbeda dengan pada Kalender Masehi. Pada sistem Kalender Masehi, sebuah hari/tanggal dimulai pada pukul 00.00 waktu setempat. Namun pada sistem Kalender Hijriah, sebuah hari/tanggal dimulai ketika terbenamnya matahari di tempat tersebut.

Kalender Hijriyah dibangun berdasarkan rata-rata silkus sinodik bulan kalender lunar (qomariyah), memiliki 12 bulan dalam setahun. Dengan menggunakan siklus sinodik bulan, bilangan hari dalam satu tahunnya adalah (12 x 29,53059 hari = 354,36708 hari).Hal inilah yang menjelaskan 1 tahun Kalender Hijriah lebih pendek sekitar 11 hari dibanding dengan 1 tahun Kalender Masehi.

Faktanya, siklus sinodik bulan bervariasi. Jumlah hari dalam satu bulan dalam Kalender Hijriah bergantung pada posisi bulan, bumi dan matahari. Usia bulan yang mencapai 30 hari bersesuaian dengan terjadinya bulan baru (new moon) di titik apooge, yaitu jarak terjauh antara bulan dan bumi, dan pada saat yang bersamaan, bumi berada pada jarak terdekatnya dengan matahari (perihelion). Sementara itu, satu bulan yang berlangsung 29 hari bertepatan dengan saat terjadinya bulan baru di perige (jarak terdekat bulan dengan bumi) dengan bumi berada di titik terjauhnya dari matahari (aphelion). dari sini terlihat bahwa usia bulan tidak tetap melainkan berubah-ubah (29 – 30 hari) sesuai dengan kedudukan ketiga benda langit tersebut (Bulan, Bumi dan Matahari)

Penentuan awal bulan (new moon) ditandai dengan munculnya penampakan (visibilitas) Bulan Sabit pertama kali (hilal) setelah bulan baru (konjungsi atau ijtimak). Pada fase ini, Bulan terbenam sesaat setelah terbenamnya Matahari, sehingga posisi hilal berada di ufuk barat. Jika hilal tidak dapat terlihat pada hari ke-29, maka jumlah hari pada bulan tersebut dibulatkan menjadi 30 hari. Tidak ada aturan khusus bulan-bulan mana saja yang memiliki 29 hari, dan mana yang memiliki 30 hari. Semuanya tergantung pada penampakan hilal.

Nama-nama bulan dan lama hari dalam kalender hiriyah
No | Penanggalan Islam | Lama Hari
1 Muharram 30
2 Safar 29
3 Rabiul awal 30
4 Rabiul akhir 29
5 Jumadil awal 30
6 Jumadil akhir 29
7 Rajab 30
8 Sya’ban 29
9 Ramadhan 30
10 Syawal 29
11 Dzulkaidah 30
12 Dzulhijjah 29/(30)
Total 354/(355)



Hisab dan Rukyat

Rukyat adalah aktivitas mengamati visibilitas hilal, yakni mengamati penampakan bulan sabit yang pertama kali tampak setelah bulan baru (ijtima). Rukyat dapat dilakukan dengan mata telanjang, atau dengan alat bantu optik seperti teleskop. Apabila hilal terlihat, maka pada petang tersebut telah memasuki tanggal 1.

Sedangkan hisab adalah melakukan perhitungan untuk menentukan posisi bulan secara matematis dan astronomis. Hisab merupakan alat bantu untuk mengetahui kapan dan dimana hilal (bulan sabit pertama setelah bulan baru) dapat terlihat. Hisab seringkali dilakukan untuk membantu sebelum melakukan rukyat.

Penentuan awal bulan menjadi sangat signifikan untuk bulan-bulan yang berkaitan dengan ibadah, seperti bulan Ramadan (yakni umat Islam menjalankan puasa ramadan sebulan penuh), Syawal (yakni umat Islam merayakan Hari Raya Idul Fitri), serta Dzulhijjah (dimana terdapat tanggal yang berkaitan dengan ibadah Haji dan Hari Raya Idul Adha). Penentuan kapan hilal dapat terlihat, menjadi motivasi ketertarikan umat Islam dalam astronomi. Ini menjadi salah satu pendorong mengapa Islam menjadi salah satu pengembang awal ilmu astronomi sebagai sains, lepas dari astrologi pada Abad Pertengahan.

Sebagian umat Islam berpendapat bahwa untuk menentukan awal bulan, adalah harus dengan benar-benar melakukan pengamatan hilal secara langsung (rukyatul hilal). Sebagian yang lain berpendapat bahwa penentuan awal bulan cukup dengan melakukan hisab (perhitungan matematis), tanpa harus benar-benar mengamati hilal. Metode hisab juga memiliki berbagai kriteria penentuan, sehingga seringkali menyebabkan perbedaan penentuan awal bulan, yang berakibat adanya perbedaan hari melaksanakan ibadah seperti puasa Ramadan atau Hari Raya Idul Fitri.

(Dari Berbagai Sumber)

tahukah anda: siapakah ahlus sunnah waljamaah?

الحمد لله رب العالمين والصلاة والسلام على سيدنا محمد وعلى ءاله وصحبه الطيبين الطاهرين وبعد

Selama ini ada kelompok sempalan yg mengklaim ahlussunnah wal jama’ah,namun Siapa sebenar’a ahlussunnah wal jama’ah?mgkn ada diantara kita yg msh bertanya2 atau ada diantara saudara yg tertipu dgn label ahlussunnah wal jama’ah,namun sebenar’a mereka diluar kelompok itu sendiri.Ahlussunnah wal jama’ah atau yg lbh singkat’a ASWAJA atau sunni adalah mayoritas ummat nabi muhammad,mereka adalah para sahabat dan para pengikut mereka dlm pokok i’tiqad yaitu 6 perkara yg tersebut dlm hadist Jibril yg telah disampaikan oleh Rasulullah SAW :

الإيمان أن تؤمن بالله وملائكته وكتبه ورسله واليوم الآخر والقدر خيره وشره

iman adalah engkau percaya dgn Allah,para malaikatNya,segala kitabNya,sekalian rasulNya,beriman dgn hari akhir,dan terakhir beriman dgn qadar baik dan buruk.

sebaik2 mereka adalah 3 kurun pertama hijriyah (salaf) sbagaimana dlm hadist rasulullah :

خير القرون قرني ثم الذين يلونهم ثم الذين يلونهم

sebaik2 kurun adalah kurunku (sahabat) kemudian org2 yg mengiring mereka (tabi’in) kemudian yg mengiringi mereka (tabi’ tabi’in).

mksd kurun yaitu 100 tahun atau 1 abad = 300 thn sebgaimana yg telah ditarjihkan oleh al_hafidhz abu al_qasim ibn ‘asakir dan ulama lain,mereka pula mksd hadist attirmidzi dan selain’a :

أوصيكم بأصحابي ثم الذين يلونهم ثم الذين
يلونهم

Aku menasehati kalian dgn (mengikuti) sahabatku,kemudian org2 yg mengiringi mereka,kemudian org2 yg mengiringi mereka.

termasuk dlm rangkaian hadist diatas :

عليكم بالجماعة وإياكم والفرقة فإن الشيطان مع الواحد وهو من الاثنين أبعد،فمن أراد بحبوحة الجنة فليلزم
الجماعة

ikutilah jama’ah dan jauhilah perpecahan sesungguh’a syaithan beserta yg menyendiri (sempalan) ,dia (syaithan) dr dua org akan lbh jauh,mk barangsiapa yg mengiginkan kemewahan surga hendak’a ia berpegang teguh (pd keyakinan) jama’ah.

dishahihkan oleh al_hakim dan at_tirmidzi berkata : hadist hasan shahih.dan mereka pula mksd dr hadist abu daud :

وإن هذه الملة ستفترق على ثلاث وسبعين، ثنتان وسبعون في النار وواحدة في الجنة وهي الجماعة

sesungguh’a agama ini akan pecah kpd 73 (golongan),72 dlm neraka dan 1 dlm surga dan golongan itulah al_jama’ah.

mksd jama’ah adlh golongan terbanyak (suadul a’dham) bkn mksd’a shalat jama’ah krn ada hadist zaid bin tsabin RA yg menjelaskan demikian yaitu sabda rasulullah SAW :

ثلاث لا يُغَل عليهن قلب المؤمن: إخلاص العمل، والنصيحة لولي الأمر، ولزوم الجماعة، فإن دعوتهم تكون من وراءَهم

tiga perkara yg tdk akan membelotkan hati org mukmin adlh ikhlas amal dan nasehat bg waliul amri dan mengikuti jama’ah,mk jika engkau menyeru mereka hendak’a engkau berada di belakang mereka (jama’ah).

al_hafidhz ibnu hajar mengatakan hadist itu hasan.

Ahlussunnah wal jama’ah adalah golongan terbanyak,firqah najiyah (golongan selamat).setelah thn 260 H terjadilah gejolak bid’ah mu’tazilah dan mushabbihah/mujassimah (kaum yg menyerupakan Allah dgn makhluk) dan selain’a,mk Allah memperkuat agamaNya dgn memilih 2 imam agung yaitu abu hasan al_asy’ari (w 324 H) dan abu mansur al_maturidi (w 333 H),Dua Imam inilah yg menetapkan aqidah ahlussunnah wal jama’ah dan menerangkan dgn keterangan yg sempurna dgn mendatangkan dalil naqli dan aqli serta menolak paham yg bertentangan dgn ahlussunnah wal jama’ah dr golongan mu’tazilah,mushabbihah dan golongan sesat lain’a,maka jadilah tiap ulama ahlussunnah yg mengikuti dua imam besar ini dinisbahkan kpd beliau berdua,sebagian pengikut imam abu al_hasan asy’ari d sebut dgn al_asy’ariyah dan pengikut abu mansur al_maturidi disebut al_maturidiyah.

Sebagian komentar ulama :

1) Imam al_bayhaqi berkata:

إن أبا الحسن الأشعري رحمه الله لم يحدث في دين الله حَدَثا ، ولم يأت فيه ببدعة ، بل أخذ أقاويل الصحابة والتابعين ومن بعدهم من الأئمة في أصول الدين فنصرها بزيادة وشرح وتبيين

sesungguh’a aba hasan al_asy’ari rahimahullah tdk melakukan sesuatu apapun yg baru dlm agama Allah dan beliau tdk melakukan bid’ah,tetapi beliau mengambil perkataan para sahabat dan tabi’in dan org2 yg hidup sesudah mereka drpd para imam dlm membahas pokok agama,mk beliau memperjuangkan’a dgn penambahan,syarahan,dan penjelasan.

2) Imam al_’izz bin ‘abdussalam berkata :

أن عقيدة الأشعري أجمع عليها الشافعية والمالكية والحنفية وفضلاء الحنابلة

sesungguh’a ‘aqidah al_asy’ari telah disepakati oleh ulama asy_syafi’iyah,al_malikiyah,al_hanafiyah dan pembesar hanabilah.perkataan beliau disepakati oleh syekh al_malikiyah pd zaman’a abu ‘amr bin hajib dan ulama hanafiyah jamaluddin al_hushairi,dan diakui oleh imam attqiyuddin as_subki.

3) Imam tujuddin as_subki berkata :

وهؤلاء الحنفية والشافعية والمالكية وفضلاء الحنابلة في العقائد يد واحدة كلهم على رأي أهل السنة والجماعة يدينون لله تعالى بطريق شيخ السنّة أبي الحسن الأشعري رحمه الله

para ulama hanafiyah,syafi’iyah,malikiyah dan para pembesar hanabilah berada dlm aqidah yg satu,mereka semua berpengang berdasarkan pandangan ahlussunnah wal jama’ah,mereka beragama sesuai jalan yg ditempuh oleh syekh as_sunnah abi hasan al_asy’ari rahimahullah.

beliau jg mengatakan:

وبالجملة عقيدة الأشعري هي ما تضمنته عقيدة أبي جعفر الطحاوي التي تلقاها علماء المذاهب بالقبول ورضوها عقيدة

secara keseluruhan ‘aqidah imam asy’ari mencakup aqidah abi ja’far at_tahawi yaitu aqidah yg diterima dan diridhai oleh para ‘ulama mazhab.

4) al_hafidhz murtadha azzabidi berkata dlm syarah ihya ‘ulumiddin:

الفصل الثاني إذا اطلق أهل السنة والجماعة فالمراد بهم الأشاعرة والماتريدية

pasal yg kedua yaitu apabila di ucapkan ahlussunnah wal jama’ah mk mksd’a adlh asy’ariyah dan maturidiyah.

5) al_faqih al_hanafi ibn ‘abidin dlm hasyiah’a berkata:

أهل السنة والجماعة وهم الأشاعرة والماتريدية

ahlussunnah wal jama’ah adlh asy’ariyah dan maturidiyah.

Inilah sebuah ajaran Agama yg benar yg sesuai dengan ajaran para salafusshalih dan diterima oleh ulama khalaf yg shalih pula.
Thariqah Asy’ariyah dan Maturidiyah adalah satu dalam pokok2 aqa’id sehingga madzhab yg benar adlh yg berdasar atas ajaran salafusshalih yaitu ajaran aqidah Asy’ariyah dan Maturidiyah yg diikuti oleh ratusan juta kaum Muslimin,
Apakah Assuwadul a’dham (kelompok mayoritas) seperti mereka sesat?sedangkan sekelompok kecil semacam wahhabi yg berjumlah tiga Jutaan yg benar??
Yang benar adalah apa yang disampaikan oleh baginda Nabi SAW bahwa “MAYORITAS” ummatnya tidak akan sesat dan inilah Khashaish (keistimewaan) ummat ini.
Hal itu terbukti dengan hadits yang diriwayatkan oleh Attirmidzi,Ibnu Majah dan lain lain:

إن الله لا يجمع أمتي على ضلالة

sungguh Allah tdk menghimpunkan ummatku atas kesesatan.

dlm hadist ibn majah ada tambahan :

فإذا رأيتم اختلافًا فعليكم بالسواد الأعظم

apabila kalian melihat perselisihan,mk ikutilah kelompok terbanyak.
dan hadist itu jg dikuatkan oleh hadist mauquf drpd abi mas’ud al_badri :

وعليكم بالجماعة فإن الله لا يجمع هذه الأمة على ضلالة

ikutilah jama’ah,mk sesungguh’a Allah tdk menghimpun umat ini atas kesesatan.

berkata al_hafidhz ibn hajar,hadist itu hasan.jg dikuatkan oleh hadist mauquf ‘adullah bin mas’ud :
ما رءاه
المسلمون حسنًا فهو عند الله حسن، وما رءاه المسلمون قبيحًا فهو عند الله قبيح

apapun yang dianggap baik oleh ummat islam mk itu baik disisi Allah dan apapun yang dipandang buruk oleh ummat islam maka ia buruk disisi Allah.

al_hafidhz ibn hajar berkata :hadist ini mauquf hasan.
———————————————————————–
wallahu a’lam.

Hukum Memelihara Jenggot

uatu ketika rasul bersabda kepada para sahabatnya, ”Tidak akan masuk surga seorang yang di hatinya terdapat sifat riya”. Kemudian ada yang bertanya tentang seorang yang memakai pakaian yang indah, sandal yang mewah dan surban yang mahal. Apakah orang itu telah riya karena berpenampilan melebihi yang lainnya. Rasul SAW kemudian menjawab, ”Belum tentu, karena Allah SWT itu indah dan senang pada keindahan. Yang dimaksud riya adalah menolak kebenaran dan meremehkan manusia. (HR. Bukhari Muslim)

Beberapa hadits ini menjadi bukti bahwa Rasulullah SAW sangat mendambakan umatnya untuk tampil dan terlihat indah, rapi dan bersih. Memperhatikan penampilan sehingga tidak ada halangan banginya untuk dapat bergaul dengan semua kalangan masyarakat. Yang barakibat terjaganya citra agama Islam sebagai agama yang bersih dan anggun.

Dalam kehidupan sehari-hari, anjuran tersebut bersifat fleksibel dan relatif. Disesuaikan dengan kondisi dan situasi serta profesi sehari-hari. Tidak terpaku pada satu model saja asalkan tidak dimaksudkan untuk sekedar bergaya, pamer kekayaan atau menyombongkan diri. (Etika Bergaul di tengah Gelombang Perubahan, kajian kitab kuning, 25-26) Jika di dalam teks-teks keagamaan secara tidak langsung ditemukan larangan atau anjuran untuk berhias dengan model tertentu, maka hal itu harus dilihat dalam konteks yang lebih luas. Tidak hanya terpaku kepada pengertian secara harfiyah saja.

Nabi Muhammad SAW bersabda:

عَنْ ابْنِ عُمَرَ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ خَالِفُوا الْمُشْرِكِينَ وَفِّرُوا اللِّحَى وَأَحْفُوا الشَّوَارِبَ وَكَانَ ابْنُ عُمَرَ إِذَا حَجَّ أَوْ اعْتَمَرَ قَبَضَ عَلَى لِحْيَتِهِ فَمَا فَضَلَ أَخَذَه صحيح البخاري، 5442)

Dari Ibn Umar dari Nabi Muhammad SAW bersabda, “Tampillah kalian berbeda dengan orang-orang musyrik, peliharalah jenggot dan cukurlah kumis”. Dan ketika Ibn Umar melaksanakan haji atau umrah, beliau memegang jenggotnya, dan ia pun memotong bagian yang melebihi genggamannya” (Shahih al-Bukhari, 5442)

Walaupun hadits ini menggunakan kata perintah, namun tidak serta merta, kata tersebut menunjukkan kewajiban memanjangkan jenggot serta kewajiban mencukur kumis. Kalangan Syafi’iyyah mengatakan bahwa perintah itu menunjukkan sunnah. Perintah itu tidak menunjukkan sesuatu yang pasti atau tegas (dengan bukti Ibnu Umar sebagai sahabat yang mendengar langsung sabda Nabi Muhammad Saw tersebut masih memotong jenggot yang melebihi genggamannya). Sementara perintah yang wajib itu hanya berlaku manakala perintahnya tegas.

Syaikhul Islam Zakariya al-Anshari menyatakan mencukur jenggot adalah makruh khususnya jenggot yang tumbuh pertama kali. Karena jenggot itu dapat menambah ketampanan dan membuat wajah menjadi rupawan. (Asnal Mathalib, juz I hal 551)

Dari alasan ini sangat jelas bahwa alasan dari perintah Nabi Muhammad SAW itu tidak murni urusan agama, tetapi juga terkait dengan kebiasaan atau adat istiadat. Dan semua tahu bahwa jika suatu perintah memiliki keterkaitan dengan adat, maka itu tidak bisa diartikan dengan wajib. Hukum yang muncul dari perintah itu adalah sunnah atau bahkan mubah.

Jika dibaca secara utuh, terlihat jelas bahwa hadits tersebut berbicara dalam konteks perintah untuk tampil berbeda dengan orang-orang musyrik. Imam al-Ramli menyatakan, “Perintah itu bukan karena jenggotnya. Guru kami mengatakan bahwa mencukur jenggot itu menyerupai orang kafir dan Rasululullah SAW sangat mencela hal itu, bahkan Rasul SAW mencelanya sama seperti mencela orang kafir” (Hasyiyah Asnal Mathalib, juz IV hal 162)

Atas dasar pertimbangan ini, maka ulama Syafi’iyyah berpendapat bahwa memelihara jenggot dan mencukur kumis adalah sunnah, tidak wajib. Oleh karena itu tidak ada dosa bagi orang yang mencukur jenggotnya. Apalagi bagi seorang yang malah hilang ketampanan dan kebersihan serta kewibawaannya ketika ada jenggot di wajahnya. Misalnya apabila seseorang memiliki bentuk wajah yang tidak sesuai jika ditumbuhi jenggot, atau jenggot yang tumbuh hanya sedikit.

Adapun pendapat yang mengarahkan perintah itu pada suatu kewajiban adalah tidak memiliki dasar yang kuat. Al-Halimi dalam kitab Manahij menyatakan bahwa pendapat yang mewajibkan memanjangkan jenggot dan haram mencukurnya adalah pendapat yang lemah. (Hasyiyah Asnal Mathalib, juz V hal 551). Imam Ibn Qasim al-abbadi menyatakan bahwa pendapat yang menyatakan keharaman mencukur jenggot menyalahi pendapat yang dipegangi (mu’tamad). (Hasyiah Tuhfatul Muhtaj Syarh al-Minhaj, juz IX hal 375-376)

Intinya adalah bagaimana seorang muslim berhias dan memperindah dirinya dengan tetap mendahulukan kesopanan, menutup aurat dan kerapian serta tidak berlebihan dan urakan. Dan yang terpenting adalah tidak untuk menimbulkan rangsangan atau menggoda orang lain. Inilah makna dari firman Allah SWT:

وَقَرْنَ فِي بُيُوتِكُنَّ وَلاَ تَبَرَّجْنَ تَبَرُّجَ الْجَاهِلِيَّةِ اْلأُولَى (الأحزاب، 33)
dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu (QS. Al-Ahzab, 33)

Masalah Membaca Al-Qur’an dan Shalat di Masjid Yang Terdapat Kuburannya

Ada sebuah hadits riwayat Imam al-Bukhari yang seringkali dipakai oleh kalangan Wahhabi untuk mengharamkan membaca al-Qur’an di atas kuburan, tepatnya hadits ini disalahpahami oleh mereka. Padahal hadits ini sama sekali tidak ada kaitannya dengan masalah menghadiahkan pahala bagi orang yang sudah meninggal/membaca al-Qur’an di atas kuburan. Karena masalah kebolehan membaca al-Qur’an bagi yang sudah meninggal sudah sangat jelas dituliskan oleh para ulama.

Bahkan Ibn Taimiyah yang notabene “Imam tanpa tanding” kaum Wahhabi pada banyak tempat dari Majmu’ Fatawa-nya menuliskan bahwa pahala bacaan al-Qur’an dari yang masih hidup jika di hadiahkan bagi orang yang sudah meninggal akan sampai kepadanya.

Hadits riwayat Imam al-Bukhari yang sering disalahpahami oleh orang-orang wahhabi tersebut adalah sabda Rasulullah:

“اجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ولا تتخذوها قبورا” رواه البخاري

“Jadikanlah sebagian sholat kalian di rumah-rumah kalian dan jangan kalian menjadikan rumah-rumah kalian seperti kuburan” (HR. al Bukhari)

Mereka mengatakan: hadits ini memberikan isyarat bahwa kuburan bukan tempat ibadah, jadi tidak boleh melakukan ibadah apapun di sana, termasuk membaca al Qur’an untuk mayit.

Jawab: as-Sayyid asy-Syekh Abdullah al-Ghumari berkata dalam pemahaman hadits tersebut: “Al-Hafizh Ibn Hajar dalam Syarh al-Bukhari mengatakan:

“استنبط من قوله “ولا تتخذوها قبورا” إن القبور ليست محلا للعبادة، فتكون الصلاة فيها مكروهة.ا.هـ. وهذا الاستنباط غير ظاهر، وإن كان اللفظ يحتمله، بل غيره أولى لتبادره إلى الذهن. قال ابن التين: تأوله البخاري على كراهة الصلاة في المقبرة، وتأوله جماعة على أنه إنما فيه الندب إلى الصلاة في البيت لأن الموتى لا يصلون، كأنه قال: لا تكونوا كالموتى الذين لا يصلون في بيوتهم وهي القبور ا.هـ. وقال ابن قرقول في المطالع وتبعه ابن الأثير في النهاية: إن تأويل البخاري مرجوح، والأولى قول من قال: معناه أن الميت لا يصلي في قبره ا.هـ. وقال الخطابي: يحتمل أن يكون المراد لا تجعلوا بيوتكم للنوم فقط لا تصلون فيها، فإن النوم أخو الموت والميت لا يصلي. وقال التوربشتي: يحتمل أن يكون المراد أن من لم يصل في بيته جعل نفسه كالميت وبيته كالقبر ا.هـ. قال الحافظ: ويؤيده ما رواه مسلم “مثل البيت الذي يذكر الله فيه والبيت الذي لا يذكر الله فيه كمثل الحي والميت” ا.هـ.

“Dipahami dari sabda Nabi “ولا تتخذوها قبورا” bahwa kuburan bukanlah tempat untuk ibadah, jadi sholat di sana hukumnya makruh. Istinbath ini tidak zhahir meskipun lafazh hadits tersebut mencakupnya, istinbath yang lain lebih jelas karena lebih cepat ditangkap oleh benak. Ibn at-Tin mengatakan: al Bukhari memaknai hadits ini bahwa makruh sholat di kuburan, sedangkan sekelompok besar dari para ulama memahaminya bahwa hadits ini menganjurkan untuk sholat di rumah karena mayit tidak sholat di kuburannya, seakan Rasulullah mengatakan: jangan kalian seperti mayit-mayit yang tidak sholat di rumah mereka yaitu kuburan. Ibnu Qurqul alam al Mathali’ dan diikuti oleh Ibnul Atsir dalam an-Nihayah mengatakan: Takwil al Bukhari lemah, yang lebih tepat adalah pemahaman orang bahwa maknanya adalah bahwa mayit tidak sholat di kuburannya. Al Khaththabi mengatakan: mungkin maksudnya adalah jangan kalian jadikan rumah kalian untuk tidur saja tanpa diisi sholat di sana, karena tidur adalah saudaranya mati , dan mayit jelas tidak sholat di kuburnya. At-Turbasyti mengatakan: mungkin maksudnya adalah orang yang tidak sholat sama sekali di rumahnya menjadikan dirinya seperti mayit dan rumahnya seperti kuburan. Al Hafizh Ibnu Hajar mengatakan: ini diperkuat oleh hadits riwayat Muslim: Perumpamaan rumah yang diisi dengan dzikir dan rumah yang tidak diisi dengan dzikir bagaikan orang hidup dan orang mati”.

Dengan demikian hadits ini hanya berbicara tentang masalah sholat di kuburan, tidak berbicara tentang membaca al Qur’an untuk mayit di kuburan atau jauh dari kuburan. Selain itu hadits ini makna yang sesungguhnya adalah jangan jadikan rumah kalian tidak diisi dengan sholat seperti halnya kuburan yang penghuninya tidak melakukan sholat di dalamnya. Jadi tidak bisa digunakan sebagai dalil untuk mengharamkan membaca al Qur’an untuk mayyit. Apalagi sudah jelas ada hadits-hadits khusus yang berbicara tentang membaca al Qur’an untuk mayyit dan membolehkannya seperti dipahami oleh para ulama dari empat madzhab. Sedangkan hadits ini terlalu umum untuk dikaitkan dengan masalah membaca al Qur’an untuk mayit, apalagi ia jelas hanya berkaitan dengan sholat seperti dipahami oleh kebanyakan ahli hadits seperti telah dijelaskan di atas , Wallahu A’lam.

Tiga Cahaya Ummat Manusia

Syeikh Muhammad Hisyam Kabbani Ar Rabbani

Yang menjadi judul dari setiap pelajaran adalah “Ati’ullaha wa ati’ur rasula wa ulil amri minkum” (An-Nisa’ 59). Kalian harus mematuhi Allah , patuh kepada Rasulullah , dan kalian harus mematuhi para pemimpin kalian. Dengan mematuhi Rasulullah , berarti kalian mematuhi Allah . Kemarin kami mengatakan bahwa Grandsyaikh ‘Abdullah Fa’iz ad-Daghestani dan Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa ketika Rasulullah lahir, para malaikat mengambil jiwanya dan membasuhnya dengan Cahaya Ilahi, dengan Air Kehidupan. Salah satu Nama Allah adalah ‘al-Hayy’, Yang Maha Hidup. Dari atribut Nama itu, Allah memerintahkan para malaikat untuk membasuh jiwa Rasulullah. Kemudian Allah menyandangkan jiwa Rasulullah dari Samudra Kekuatan dan memberinya kekuatan yang berasal dari lima tingkatan hati, yang juga dapat ditemukan dalam hati setiap orang, yaitu: Level Hati, Rahasia, Rahasia dari Rahasia, Yang Tersembunyi, dan Yang Paling Tersembunyi. Ketika kelima tingkatan ini dibukakan kepada Rasulullah , mereka datang dengan dukungan Cahaya Ilahi, “an-nur al-ilahi,” suatu cahaya yang istimewa yang terus-menerus mengalir, seperti yang dijelaskan dalam surat al-Hujurat ayat 7, “Ketahuilah bahwa Rasulullah berada di dalam dirimu,” karena jika bukan karena Cahaya Ilahi yang berada dalam diri setiap orang, kita tidak akan bisa hidup. Maksud dari ‘kekuatan yang di sandangkan Allah kepada Rasulullah ’ adalah bahwa Rasulullah berada dalam diri setiap orang di antara kita.

Pengetahuan mengenai hal ini tidak ditemukan dalam syariat (hukum Islam), namun demikian syariat harus tetap dilaksanakan dengan seksama di seluruh aspek kehidupan. Jangan berbicara seperti yang dikatakan oleh kelompok lain, “Kita tidak memerlukan syariat,”—jangan. Syariat adalah suatu keharusan dalam menjalani Sufisme. Insya Allah kita sekarang akan melanjutkan apa yang kita bicarakan kemarin.

Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa Rasulullah tidak mengalami mi’raj (kenaikan) menuju ke Hadirat Ilahi pada tanggal 27 Rajab saja, tetapi sejak beliau lahir dan sejak jam pertamanya, beliau telah diambil oleh para malaikat untuk disandangkan dengan Samudra 99 Nama oleh Allah , setiap Nama adalah satu Samudra. Beliau disandangkan dengan segala pengetahuan ini sejak awal kelahiran beliau. Dengan menyandangkan beliau dengan Nama-Nama itu, Allah telah memberi Rasulullah suatu kekuatan yang istimewa yang tidak bisa diraih oleh manusia. Inilah sebabnya walaupun beliau buta huruf dan berasal dari padang pasir di mana tidak ada seorang pun yang mengetahui cara membaca dan menulis, tetap saja beliau mempunyai segala macam pengetahuan ini. Suatu hal yang sangat menakjubkan, membawa sesuatu seperti al-Qur’an yang suci, di mana tak seorang pun bisa menirunya, bahkan satu ayat saja—tidak ada yang bisa menandingi keindahannya yang melebihi puisi paling murni yang pernah didengar.

Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa Allah telah memberi Rasulullah kekuatan bukan untuk dirinya saja, melainkan untuk seluruh ummatnya—untuk kita. Kekuatan dan pengetahuan yang diberikan kepada Rasulullah adalah untuk ummatnya. Dan siapa yang termasuk ummatnya? Apakah kalian pikir bahwa itu adalah kita? Seluruh ummat manusia adalah ummat Rasulullah , sebagaimana firman Allah kepada Adam , ayah dari seluruh ummat manusia, “Jika Muhammad datang di masamu, niscaya kalian akan menjadi pengikutnya.” Dan dalam al-Qur’an yang suci, “wa ma arsalnaka illa rahmatan lil ‘alamin,“ “Kami tidak mengutus kalian kecuali sebagai rahmat bagi setiap orang” (al-Anbiya’ 107). Allah tidak mengatakan “untuk ummatmu,” tetapi “untuk seluruh ummat manusia.” Oleh sebab itu Rasulullah diberi kekuatan dari Allah untuk seluruh ras manusia. Ciptaan Allah yang kita tidak ketahui sangat banyak, tidak terhingga jumlahnya. Ketika kalian meninggal dunia, pada saat itu kalian terjaga dan kalian akan mengetahui apa yang Allah ciptakan di alam semesta yang lain. Di kehidupan ini kalian tidak bisa mengetahui ciptaan Allah yang lainnya, di mana mereka tinggal, dan apa yang mereka lakukan, kecuali jika kalian sanggup membuka mata hati kalian. Hal ini dilakukan secara terus-menerus melalui jalan guru kita, Syaikh Muhammad Nazhim al-Haqqani . Itu adalah jalur yang kita yakini, dan hanya satu yang dapat kita ikuti untuk menemukan realitas tersebut. Tanpa mengikutinya, tidak ada yang bisa ditemukan.
Ketika energi dialirkan, bola lampu hanya akan berhenti memberikan cahaya bila dia terbakar. Jika hati kita terbakar dan berhenti bekerja, cahaya tidak bisa ditemukan lagi dalam hati. Oleh sebab itu seseorang harus menjaga mata hatinya agar selalu terbuka sehingga bisa melihat apa yang tidak bisa dilihat mata mata fisik ini. Baru kemudian kerusakan ini dapat dicegah. Allah berfirman di dalam al-Qur’an yang suci, “wa laqad karramna bani adam ,” “Kami telah memuliakan anak-anak Adam ” (al-Isra’ 70). Bagaimana Allah memuliakan mereka? Dan sekali Dia memuliakan mereka, apakah Dia akan mencabutnya kembali? Jika seorang yang murah hati memberimu sesuatu, apakah dia akan mengambilnya kembali? Allah berseru kepada Rasulullah , “Wahai Rasul-Ku yang tercinta, Aku telah menciptakan ummat manusia dari tiga cahaya. Ketiganya tidak akan menjadi gelap.” Maulana Syaikh Nazhim bertanya bagaimana Allah memuliakan ummat manusia ini, jawabnya dengan memberi mereka ketiga cahaya tersebut. Ketiganya tidak akan menjadi gelap karena dosa-dosa yang telah kita perbuat.

Yang pertama adalah Cahaya Ilahi. Ketika Allah menciptakan ummat manusia, Dia memerintahkan malaikat Jibril untuk pergi ke bumi dan membawa melihat tanah liat itu dengan segumpal tanah liat. Ketika Jibril kembali, Allah Cahaya Ilahi-Nya, dan mencampurkan tanah liat itu dengan Cahaya Ilahi-Nya.

Yang kedua adalah Cahaya Rasulullah , yang namanya tertulis di samping Nama Allah pada masa “sebelum kejadian” penciptaan, ketika Allah memerintahkan pena untuk menulis “La ilaha illallah Muhammadun Rasulullah.” Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa pengetahuan ini berasal dari hati Imam Mahdi . Pengetahuan ini nanti akan dibuka ketika beliau datang, sekarang kalian hanya bisa menciumnya, seperti halnya mencium wangi parfum dari kejauhan.
Yang ketiga adalah cahaya dari ayah kita, Adam . Allah mencampurkan cahaya Adam dengan tanah liatnya, itulah sebabnya mengapa seluruh generasi manusia berasal darinya, dan Allah berkata kepadanya, “Wahai Adam , jika Rasulullah lahir di masamu, kalian akan menjadi pengikutnya. Oleh sebab itu, jangan katakan bahwa kalian adalah ayahnya, karena secara spiritual dia adalah ayahmu.”
Ummat manusia tersusun dari ketiga cahaya itu, satu dari Cahaya Ilahi, satu dari cahaya Rasulullah , dan satu lagi dari cahaya Adam . Allah berfirman kepada Rasulullah , “Wahai Rasul, karena tidak ada perubahan dalam Kebesaran-Ku, maka tidak akan ada perubahan bagi kemuliaan yang telah Kuberikan kepada ummat manusia.” Oleh sebab itu seluruh ummat manusia mempunyai level dan posisi yang sama di Hadirat Ilahi. Hal ini berasal dari rahasia ayat al-Qur’an yang suci, “Kami telah memberi kemuliaan kepada ummat manusia.” Bahkan, jika sekarang kita mengakui adanya perbedaan, dengan mengatakan, bahwa ini adalah orang yang beriman, sedangkan itu adalah orang-orang kafir—penilaian ini sesungguhnya milik Tuhanmu. Jangan bicara mengenai perilaku buruk seseorang, atau mengenai kekafiran, atau inovasi (bid’ah), itu semua bukan urusanmu. Urusan kita adalah menjaga agar ketiga cahaya tersebut tetap bersih. Kita tidak suka bila ketiga cahaya itu ternoda seperti halnya pakaian, sebab kalian akan menjadi malu di hadapan Tuhanmu kelak.

Kita harus sangat bersyukur karena memiliki Tuhan yang penuh kasih sayang. Jika rahasia ini disebarkan, mereka akan menganggap hal ini suatu omong kosong. Ini adalah satu tetes dari samudra pengetahuan yang dimiliki seorang wali, yang juga merupakan tetesan dalam samudra pengetahuan Rasulullah . Pengetahuan Rasulullah bagaikan setetes air jika dibandingkan dengan Samudra Pengetahuan Allah . Ini adalah setetes pengetahuan dalam samudra pengetahuan Maulana Syaikh Nazhim . Jangan terlalu banyak berpikir tentang apa yang kalian dengar. Bila Maulana Syaikh Nazhim mau membuka setetes pengetahuan dari samudra pengetahuan hatinya ke dalam hatimu, niscaya kalian akan terbang. Itulah sebabnya Imam Mahdi berkata di tengah hadirat para Awliya bahwa jika tidak ada dukungan dari Allah , beliau tidak akan muncul dengan pengetahuan ini, karena setiap orang akan menentangnya ketika beliau melepaskan pengetahuan ini. Oleh sebab itu para Awliya menunggu kedatangan Imam Mahdi karena mereka membutuhkan pedangnya untuk mendukung mereka ketika melepas pengetahuan ini. Jika seseorang menolak apa yang mereka bawa, pada saat itu Imam Mahdi akan berurusan dengannya.
Pengetahuan dari thariqat Naqsybandi adalah pengetahuan tertinggi yang bisa kalian bayangkan. Pengetahuan ini berasal dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq . Rasulullah bersabda bahwa beliau meletakkan segala yang diberikan oleh Allah ke dalam hatinya kepada hati Abu Bakar , dan seluruh Wali thariqat Naqsybandi mengambil pengetahuan itu dari hati Sayyidina Abu Bakar bin ash-Shiddiq .

Maulana Syaikh Nazhim berkata, “La’anallahu azh-zhalimin, la’anallahu al-kafirin, la’anallahu al-musyrikin.” Allah telah mengutuk orang yang zhalim, dan orang-orang kafir. Sekarang kita akan membicarakan sesuatu yang besar—berhati-hatilah. Maulana bertanya, “Dalam situasi bagaimana kutukan yang dikatakan oleh Allah kepada orang zhalim dan orang-orang kafir datang? Kutukan itu datang melalui kitab suci, tetapi lidah siapa yang mengucapkan? Siapa yang membawa al-Qur’an yang suci? Siapa yang membacanya? Dari siapa para sahabat mendengarnya? Dari Allah ? Tidak, tetapi dari Rasulullah . Oleh sebab itu, kutukan itu sesuai dengan level Rasulullah , yaitu bahwa Allah mengutuk orang-orang zhalim dan kafir. Maulana bertanya, apakah kalian pikir bahwa di atas level itu, yaitu pada level Kemuliaan dan Hadirat Ilahi, apakah kutukan itu ada? Mustahil, karena Allah telah memuliakan ummat manusia—bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tetapi Allah berfirman, melalui al-Qur’an, kepada kita, dan melalui lidah Rasulullah , sebagai seorang manusia. Rasulullah adalah seorang manusia, oleh sebab itu, beliau berasal dari manusia juga. Tetapi di atas level itu, di Hadirat Ilahi, ketika Allah telah memuliakan ummat manusia dengan ketiga cahaya tersebut, apakah kalian pikir, Dia dapat mengutuk ketiga cahaya itu?

Tubuh fisik ini bukanlah apa-apa. Tidak ada yang bisa dipertimbangkan dari tubuh fisik ini. Yang paling penting adalah bahwa Cahaya Ilahi telah menyelubungi tubuh ini. Apakah kalian pikir kutukan terhadap cahaya itu ada? Jika ada, berarti Allah telah disakiti, seorang manusia akan mengutuk orang yang telah menyakitinya. Tetapi Allah Maha Besar. Dia tidak akan merasakan sakit atau merasa terhina sebagaimana yang dialami manusia, oleh karena itu untuk apa mengutuk kalian? Dia memuliakan kita dengan kehormatan ini, dan Allah berfirman bahwa Kebesaran-Nya tidak akan berubah, kemuliaan kita pun tidak akan berubah. Oleh sebab itu, kutukan itu berasal dari lidah Rasulullah , untuk mencoba agar sebisa mungkin kita tetap berada di jalur yang benar dalam kehidupan ini.

Maulana Syaikh Nazhim berkata bahwa pengetahuan itu berasal dari hati Rasulullah dan diturunkan dalam suatu asosiasi dengan para Awliya. Itu adalah pengetahuan kedua yang diberikan kepada para sahabat dan yang telah disinggung oleh Sayyidina Abu Huraira , ketika beliau berkata, “Jika Aku menyebarkannya, mereka akan memotong leherku.” Sekarang kita mulai mengupas pengetahuan itu sedikit demi sedikit. Rahasia ini akan dibuka sedikit demi sedikit secara lambat. Insya Allah, sampai Maulana memberi izin untuk membuka pengetahuan rahasia lebih banyak lagi.

Maulana berkata, “Jika Allah mengutuk orang-orang kafir, Dia tidak akan menjadi Tuhan, karena semuanya diciptakan dari Cahaya Ilahi, dari cahaya Rasulullah , dan dari cahaya Adam . Bagaimana mungkin Dia mengutuk mereka? Tidak mungkin mengutuk mereka. Di lain pihak mengapa Dia berfirman, “Qalbul mu’min baytullah,” “Hati orang-orang yang beriman adalah rumah Allah ”? Jika Allah telah menetapkan bahwa hati orang-orang yang beriman adalah rumah-Nya, bagaimana mungkin, pada saat yang bersamaan Dia mengutuk seorang manusia? Tidak mungkin, tetapi Allah mengutuk ummat manusia, yang tergolong orang-orang kafir, hanya di lidah Rasulullah dan pada level kita, sehingga kita bisa mengerti. Seperti halnya kadang-kadang kita menanamkan rasa takut kepada kita dalam diri anak-anak untuk mendidik agar mereka tidak mengalami kegagalan, begitu pula dengan Allah , melalui al-Qur’an yang dibawa melalui lidah Rasulullah , berusaha agar orang tetap berada di jalur yang benar dan mengikuti jalan hidup yang benar.

“Satu-satunya orang yang telah mendengar al-Qur’an yang asli adalah Rasulullah . Hanya beliau yang telah mendengar al-Qur’an yang sebenarnya dari Allah . Namun, seluruh ummat manusia telah mendengar al-Qur’an dari Rasulullah . Ketika Rasulullah mendekati kepadanya? Apakah ada bahasaTuhannya, bahasa apa yang disampaikan Allah tertentu di sana? Apa yang dikatakan oleh Rasulullah adalah apa yang telah didengarnya dari Allah dan beliau memberikannya kepada kita, tetapi rahasia sesungguhnya yang diberikan Allah kepada beliau, tiada seorang pun yang tahu.

sendiri akan membaca Surat Di Hari Pembalasan nanti, Allah al-An’am—pada saat itu, seluruh ummat manusia, termasuk para Awliya, dan bahkan Rasul, akan jatuh tidak sadarkan diri mendengar manisnya suara Allah .

“Wahai manusia, perhatikanlah hati kalian, sebagai sepotong daging, pada kenyataannya dia terbuat dari lima maqam. Nabi Musa berusaha dengan sekuat tenaga untuk mengetahui Nama Allah Yang Terbesar (al-ism al-‘adzam). Dengan memohon agar bisa “melihat” Allah , Nabi Musa bermaksud untuk mengetahui Nama Allah Yang Terbesar. Hal seperti ini tidak akan diketahui di dunia. Bagaimana mungkin Tuhan mendatangi sesuatu yang diciptakan-Nya? Sesuatu yang diciptakan tidak mungkin bisa mencakup Pencipta-Nya, karena mereka mempunyai batas sedangkan Sang Pencipta tidak mempunyai batas. Bagaimana mungkin yang terbatas bisa mencakupi yang tak terbatas? Itulah sebabnya Allah tidak tampak di dunia ini, dan tidak ada yang bisa melihat-Nya. Tetapi seseorang bisa mengetahui rahasia dari Nama-Nya Yang Terbesar. Namun demikian Nabi Musa tetap saja tidak bisa. Allah berfirman bahwa hal itu mustahil, Dia menyuruh Nabi Musa untuk memandang ke arah gunung ketika Pandangan-Nya tertuju ke sana, jika gunung itu tetap utuh, Nabi Musa akan mengetahui Rahasia Allah , jika tidak, beliau tidak akan mengetahuinya. Dan ketika Nabi Musa memandangnya, gunung itu hancur meleleh.

Nama Allah Yang Terbesar terpatri dalam dada manusia. Namun demikian, diperlukan seseorang yang mempunyai kekuatan dan rahasia dari Nama Allah Yang Terbesar untuk mengeluarkannya. Selain itu juga diperlukan dukungan dari pedang Imam Mahdi . Tanpa dukungan tersebut, para Awliya tidak diizinkan untuk membuka rahasia Nama tersebut.

Di masa Imam Mahdi tidak akan ada lagi keamanan di seluruh dunia kecuali di satu tempat, yaitu Syam (Damaskus). Hanya di situ tempat yang aman. Rasulullah bersabda, “Idza dzaharat al-fitan fal amnu fisy-Syam,” “Jika kebingungan dan kedengkian muncul, maka keamanan berada di Syam.” (Ibnu Hanbal, Musnad 5:33f., 198f., 249f., 270, 288, 6:457). Perang akan tersebar di seluruh dunia, kecuali di Damaskus, karena lima kelompok makhluk spiritual—budala’, nujaba’, nuqaba’, awtad, akhiar—akan membuat barikade di seputar Damaskus agar semua yang berada di dalamnya selamat. Mereka menunggu Imam Mahdi yang akan memberi tanda bagi mereka.

“Apa yang kita bicarakan sekarang adalah persiapan untuk menyambut hari tersebut. Kalian semua akan mendapatkan dirimu berada di Syam dengan kekuatan Syaikh kalian. Dengan mengucapkan “bismillahir rahmaanir rahiim” kalian langsung berada di sana. Tidak perlu pesawat terbang, mobil atau kapal, tetapi cukup dengan kekuatan spiritual.

Kalian harus diperingati, jangan coba-coba untuk mengevaluasi kata-kata dan pengetahuan para Awliya. Tidak ada seorang pun yang bisa mengevaluasi pengetahuan tingkat tinggi itu, dia mempunyai standar yang tidak akan pernah diraih. Oleh sebab itu jangan, mencoba untuk menembusnya dengan akal kalian, sebab kalian akan menjadi orang yang fasiq, pelanggar, seperti orang-orang yang mencoba menilai kata-kata Muhyiddin Ibn al-‘Arabi , mereka semua menjadi fasiq karena terus menyangkal. Beliau berbicara dari titik asal pengetahuan yang tinggi, seperti yang dilakukan oleh para Awliya ketika mereka ingin membuka sesuatu. Kita tidak bisa melangkah lebih jauh lagi dari apa yang kita bicarakan sekarang karena akal kalian tidak bisa menahannya. Lalu orang akan menjadi fasiq. Itulah sebabnya wewangian ini kadang diberikan, kalian harus mengetahui bahwa ada pengetahuan rahasia yang tidak diketahui oleh kalian, sesuatu yang tidak pernah kalian dengar sebelumnya.

Rasulullah memerintahkan Bilal untuk mengumandangkan adzan untuk memanggil semua sahabat ke hadapannya. Ketika mereka berkumpul di tengah malam, mereka takut terhadap apa yang akan mereka datang kepadaku dan mengatakan dengar. Rasulullah bersabda, “Malaikat Jibril bahwa, pada hari-hari terakhir ummatku di dunia, terdapat sebuah lembah yang besar bernama ‘Umuq (antara Turki dan Syria), lembah yang dalam dan datar, di mana perang yang sangat besar akan terjadi. Darah akan mengalir deras sehingga dapat menghanyutkan kerbau dewasa berusia 2 tahun dalam alirannya. Kalian akan melihat kejadian ini. (Ini adalah contoh bagaimana kalian dapat menjadi seorang yang fasiq jika kalian mengevaluasi perkataan para Awliya dengan akal pikiranmu.)
Namun para sahabat tidak melihat kejadian itu. Tetapi kepada siapa Rasulullah berbicara melalui para sahabat? Kita adalah anak-anak dari para sahabat, generasi ini. Rasulullah berbicara kepada sahabat ketika melihat dan mengetahui bahwa dari tulang punggung mereka akan lahir anak-anak mereka dan melihat kejadian ini. Oleh sebab itu beliau berbicara kepada jiwa yang berada dalam sperma yang akan membawa generasi yang diturunkan dari para sahabat. Rasulullah mengetahui semuanya, bahkan nama-nama setiap individu, pada saat itu, siapa yang akan muncul dari tulang punggung mereka dan akan menyaksikan peristiwa ini atau tidak. Tidak semua akan menyaksikannya, tetapi hanya sebagian dari mereka saja. Insya Allah, kita berdo’a agar kita termasuk orang yang melihat kejadian ini di masa Imam Mahdi .

Maulana berkata, “Suatu malam, Saya berdo’a kepada Allah , ‘Ya Allah , bukalah pintu bagi Imam Mahdi ! Sekarang dunia ini adalah dunia yang mengerikan. Kelakuan buruk ada di mana-mana, setiap orang mempunyai sikap buruk. Tidak ada yang menjaga ketiga cahaya yang Engkau berikan sebagai kemuliaan bagi mereka. Setiap orang mengejar kesenangannya! Oleh sebab itu, Aku mohon dibukakan pintu untuk kedatangan Imam Mahdi .’ Saya melihat Imam Mahdi muncul di hadapan Saya dan berkata, ‘Aku sangat berterima kasih atas do’amu, wahai saudaraku, karena itu adalah kunci agar pintuku bisa terbuka. Aku akan muncul, pertama kali untuk para Awliya, berikutnya untuk semua orang.’”

Peristiwa ini terjadi lebih dari 40 tahun lalu. Imam Mahdi sekarang berusia sekitar 47 atau 48 tahun. Beliau masih kanak-kanak ketika mengucapkan do’a tersebut. Beliau menunggu tanda dari Maulana Syaikh Nazhim Allah yang akan memerintahkannya untuk muncul. Beliau akan muncul, pertama di Madinah, kemudian di Syam.

Wa min Allah at taufiq bi hurmat al-fatiha.

Kamis, 08 Desember 2011

Kisah Nenek Pemunggut Daun

Dahulu di sebuah kota di Madura, ada seorang nenek tua penjual bunga cempaka. Ia menjual bunganya di pasar, setelah berjalan kaki cukup jauh. Usai jualan, ia pergi ke masjid Agung di kota itu. Ia berwudhu, masuk masjid, dan melakukan salat Zhuhur. Setelah membaca wirid sekedarnya, ia keluar masjid dan membungkuk-bungkuk di halaman masjid. Ia mengumpulkan dedaunan yang berceceran di halaman masjid.

Selembar demi selembar dikaisnya. Tidak satu lembar pun ia lewatkan. Tentu saja agak lama ia membersihkan halaman masjid dengan cara itu. Padahal matahari Madura di siang hari sungguh menyengat. Keringatnya membasahi seluruh tubuhnya. Banyak pengunjung masjid jatuh iba kepadanya.

Pada suatu hari Takmir masjid memutuskan untuk membersihkan dedaunan itu sebelum perempuan tua itu datang. Pada hari itu, ia datang dan langsung masuk masjid. Usai salat, ketika ia ingin melakukan pekerjaan rutinnya, ia terkejut. Tidak ada satu pun daun terserak di situ. Ia kembali lagi ke masjid dan menangis dengan keras. Ia mempertanyakan mengapa daun-daun itu sudah disapukan sebelum kedatangannya. Orang-orang menjelaskan bahwa mereka kasihan kepadanya. “Jika kalian kasihan kepadaku,” kata nenek itu, “Berikan kesempatan kepadaku untuk membersihkannya.”

Singkat cerita, nenek itu dibiarkan mengumpulkan dedaunan itu seperti biasa. Seorang kiai terhormat diminta untuk menanyakan kepada perempuan itu mengapa ia begitu bersemangat membersihkan dedaunan itu. Perempuan tua itu mau menjelaskan sebabnya dengan dua syarat, pertama, hanya Kiai yang mendengarkan rahasianya, kedua, rahasia itu tidak boleh disebarkan ketika ia masih hidup. Sekarang ia sudah meniggal dunia, dan Anda dapat mendengarkan rahasia itu.

“Saya ini perempuan bodoh, pak Kiai,” tuturnya. “Saya tahu amal-amal saya yang kecil itu mungkin juga tidak benar saya jalankan. Saya tidak mungkin selamat pada hari akhir tanpa syafaat Kanjeng Nabi Muhammad saw. Setiap kali saya mengambil selembar daun, saya ucapkan satu shalawat kepada Rasulullah. Kelak jika saya mati, saya ingin Kanjeng Nabi menjemput saya. Biarlah semua daun itu bersaksi bahwa saya membacakan shalawat kepadanya.”

Perempuan tua dari kampung itu bukan saja mengungkapkan cinta Rasul dalam bentuknya yang tulus. Ia juga menunjukkan kerendahan hati, kehinaan diri, dan keterbatasan amal dihadapan Allah swt. Lebih dari itu, ia juga memiliki kesadaran spiritual yang luhur. Ia tidak dapat mengandalkan amalnya. Ia sangat bergantung pada rahmat Allah. Dan siapa lagi yang menjadi rahmat semua alam selain Rasulullah saw.

asal usul marga SHIHAb/ SHAHAB bagi ahlul bait

Yang pertama kali dijuliki ‘Syahabuddin’ adalah Waliyullah Al Imam Ahmad bin Abdurrahman bin Ahmad Syahabuddin bin Abdurrahman bin Al-Syaich Ali bin Abu Bakar As Sakran bin Abdurrahman Assegaf.

Syahabuddin adalah suatu gelar yang dinisbahkan kepada para Ulama besar yang agung dan sangat terkenal dengan kehebatan dan keluasan Ilmu mereka dan banyak mempunyai karya tulisan pada zamannya.

Al Habib Ahmad Syahabuddin Al Akbar dan cucu beliau Al Habib Ahmad Syahabuddin Al Ashgor adalah dua orang waliyullah yang terkenal dan pantas menggunakan gelar tersebut, maka keduanya diberi gelar Syahabuddin. Hal itu disebabkan keagungan dan keluasan ilmu mereka. Bagi setiap anak cucu Al Habib Syahabuddin Al Ashgor disebut ‘Bin Syahab’ kecuali beberapa keluarga mereka yang dikenal dengan gelar lain seperti Al Masyhur dan Al Zahir. Adapun Aal Alhadi, mereka anak cucu pamannya yaitu Al Habib Muhammad Al Hadi bin Ahmad Syahabuddin Al Akbar dan anak cucu saudaranya Al Hadi bin Abdurrahman bin Ahmad Syahabuddin Al Akbar.

Waliyullah Syahabuddin Al Akbar lahir di kota Tarim Hadramaut, dikaruniai tiga orang anak laki-laki :

1. Muhammad Al Hadi, keturunannya Al Bin Syahab Al Hadi.
Cucunya bernama :

a. Ali bin Idrus bin Muhammad Al Hadi. Keturunannya berada
di Palembang, Jakarta, dan Pekalongan.
b. Syahabuddin bin Idrus bin Muhammad Al Hadi, keturunannya berada di Malaysia dan Singapura.

2. Umar, keturunannya Al Syahab Al Mahjub ( Palembang )
3. Abdurrahman Al Qadhi bin Syahabuddin Al Akbar, dikaruniai empat orang anak laki-laki :
a. Abu Bakar, keturunannya di Zufar, Amman, Palembang.
b. Abdullah, keturunannya di Malabar.
c. Muhammad Al Hadi bin Abdurrahman al Qadhi, keturunannya disebut Al Hadi.
d. Syahabuddin bin Abdurrahman Al Qadhi ( Ahmad Syahabuddin Al Ashgor ), keturunannya : Al Bin Husein, Al Bin Idrus, Al Bin Zain.

Waliyullah Ahmad Syahabuddin Al Ashgor wafat di Tarim tahun 1036, keturunannya Al Mashur dan Al Zahir.

Waliyullah Ahmad Syahabuddin Al Akbar wafat di Tarim tahun 946 Hijriyah.

Hakim Di Kota Syibam Hadramaut Yaman

Dahulu ada seseorang memegang jabatan qodhi (hakim) di Syibam. Selama puluhan tahun tak ada seorang pun yang datang mengadu kepadanya. “Mengapa di antara kalian tak ada yang berkelahi, tak ada yang bersengketa,” keluhnya suatu hari kepada penduduk kota.
“Penghuni kota ini satu dengan lainnya telah didamaikan Quran,” jawab mereka,
Barang siapa memaafkan dan berbuat baik, maka pahalanya atas (tanggungan) Allah. (QS Asy-Syuraa, 42:40)
“Mereka tidak butuh kamu. Apa yang hendak kau hakimi jika mereka telah bersatu.”

Ia hanya duduk bengong setiap hari. Penampilannya seorang hakim, namun perbuatannya seperti penganggur. Setiap hari ia masuk kantor, meski tak ada seorang pun mengunjunginya.
Setelah 14 tahun, datang dua orang menemuinya.
“Ada apa?” tanya pak hakim.
“Kami ada masalah,” jawab salah seorang tamunya.
“Alhamdulillah, selamat datang, selamat datang, selama bertahun-tahun aku merindukan kejadian ini. Kemarilah, duduklah, aku akan bertindak adil kepada kalian.”
Sang hakim bersiap-siap hendak memamerkan semua ilmunya, karena ini adalah kasus pertama yang akan ia adili selama 14 tahun masa bakti.
“Nah, ceritakanlah persoalanmu!”
“Aku membeli sebidang tanah dari orang ini. Dalam tanah itu ternyata ada harta karun emas. Pada harta itu terdapat tanda-tanda bahwa harta itu dari masa sebelum Islam yang berarti bahwa harta itu adalah rikaz.”
“Benar,” kata pak hakim.
“Kalau itu harta rikaz, maka sudah seharusnya menjadi milik pemilik tanah pertama. Aku lalu mendatanginya dengan membawa harta itu. Kukatakan kepadanya bahwa semua emas itu adalah miliknya. Namun, ia tidak mau menerima. Katanya ia telah menjual tanah itu kepadaku.”
“Aneh…, inikah pengaduanmu? Sekarang jawablah!” perintah pak hakim kepada tamunya yang lain.
“Pak Hakim yang mulia, tanah itu berikut isinya telah kujual, jadi aku tidak berhak lagi atas harta itu. Sewaktu menjual aku tidak berkata, ‘Kujual tanah ini tidak termasuk harta karunnya.’ Harta itu tersimpan dalam tanah yang telah kujual, maka sudah selayaknya harta itu menjadi milik si pembeli tanah.” “Sungguh aneh…, inikah jawabmu?”
“Ya.”
“Bagaimana pendapat kalian sekarang?”
“Pak Hakim yang mulia, Engkau mengetahui syariat-syariat Allah. Ambillah harta ini dan gunakanlah,” kata mereka berdua.
“Kalian hendak menyelamatkan diri dan membinasakan Pak Hakimmu, ya?! Tidak bisa begitu!” “Kalau begitu adililah kami.”
“Sabaaar…, bersabarlah…, kamu punya anak?”
“Ya, aku punya seorang puteri.”
“Kamu?”
“Aku punya seorang putera.”
“Baiklah, keluarkanlah 1/5 harta tersebut sebagai zakat karena itu adalah harta rikaz. Kemudian gunakanlah 4/5 sisanya untuk pernikahan putra-putri kalian. Sekarang pergilah kalian dari tempatku ini.”

Menakjubkan! Perhatikanlah pengaduan, pembelaan dan keputusan pak hakim. Subhanallah, Nabi SAW pernah menceritakan kejadian serupa yang dialami Bani Israil. Namun pada umat Muhammad SAW kejadiannya lebih menakjubkan lagi. Tiada keutamaan yang dialami umat terdahulu, kecuali dialami pula oleh umat ini, bahkan lebih menakjubkan lagi.

DOA NABI HIDIR AS (Doa Menolak Bala)

بِسْمِ اللهِ الرَّ حْمَنِ الرَّ حِيْمِ
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَّى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ
دُ عَاء الفرَج لِسَيِّدِنَا الخِضِرْ عَلَيْة السَّلاَم

اَللَّهُمَّ كَمَا لَطَفْتَ فِى عَظَمَتِكَ دُونَ اللّطَفَاءِ وَعَلوْتَ بِعَظَمَتِكَ عَلَى الْعُظَمَاءِ ، وَعَلِمْتَ مَاتَحْتَ أَرِضِكَ كَعِلْمِكَ بِمَا فَوْقَ عَرْشِكَ ، وَكَا نَتِ وَسَاوسُ الصدورِ كَاْلعَلاَ نِيَّة عِنْدَكَ ، وَعَلاَ نَّيِةُ اْلقَوْلِ كَالسَّر فِى عِلْمِكَ ، وَانْقَادَ كُلُّ شَىْء لِعَظَمَتِكَ ، وَخَضَعَ كُلُّ ذِى سُلْطَانٍ لسُلْطَانِكَ ، وَصَارَ أَمْرُ الدُّنْيَا والاَخِرَةِ كُلُّه بِيَدِكَ . اِجْعَلْ لِى مِنْ كُلَ هَمٍ أَصْبَحْتُ أَوْ أَمْسَيْتُ فِيهِ فَرَجَا وَمَخرَ جَا اللَّهُمَّ إِنَّ عَفَوَكَ عَنْ ذُنُوبِى ، وَتَجَاوَزَكَ عَنْ خَطِيئَتىِ ، وَسِتْركَ عَلَى قَبِيحِ عَمَلِى ، أَطمِعْني أَنْ أَسْألَُكَ مَا لاَ أَسْتَوْجِبُهُ مِنْكَ مِمَّا قَصَّرْتُ فِيهِ ، أَدْعُوكَ اَمِنا وَأَسْأ لك مُسْتَأنِسَا . وَإِنَّكَ الْمحْسِنُ إِلَّى ، وَأَنَا الْمُسِى إلى نَفْسِى فِيِمَا بَيْنِى وَبَيْنَكَ ، تَتَوَدَدُ إِلىَّ بِنِعْمَتِكَ وَأَتَبَغَّضُ إلَيْكَ بِالْمعَاصِى وَلَكِنَّ الثَّقَةُ بِكَ حَمَلَتْنِى علَى الْجراءَةِ عَلَيْكَ فَعُدْ بِفَضْلِكَ وإحْسِانِكَ عَلَي إِنَّكَ أَنْتَ التَّوِابُ الَّرَحِيم وَصَلَ الله ُعَلَى سَيِدِنَا مُحَمَّدٍ وَ اَلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّمْ

SALAH SATU KHASIAT AIR ZAMZAM: sebagai obat

Allah berfirman dalam surat Al-Anbiya ayat 30:
“Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup”

SETELAH diciptakan Adam dari tanah dan Hawa dari tulang rusuknya, Allah menciptakan anak cucunya dari setetes air yang terpancar keluar dari tulang sulbi yang jika ditimbang beratnya hanya beberapa gram. Di dalam air itu terkandung jutaan mahluk hidup (sperma), jika seandainya semuanya dengan seizin Allah menjadi manusia maka cukup dari setetes air bisa menjadi penduduk satu negara. Tapi dari kekusaaan Allah, yang jadi dari jutaan makhuk itu hanya satu yang paling unggul.

Zaman dulu, air merupakan sumber penghidupan yang sangat berharga dan mempunyai peran yang penting sekali. Di mana ada air disitu ada penghidupan. Tidak ada air berarti tidak ada penghidupan. Orang-orang Baduwi suka berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain karena mencari air. Tak heran, kadang kadang terjadi peperangan besar antara dua kabilah hanya karena air.

Menurut Fatul Bari (Bab: kitab Al-Anbiya’), bahwa Kabilah Jurhun yang hidup di Jaziraul Arab senang sekali berhijrah. Tapi setelah melihat ada tanda wujudnya air Zam Zam di kota Makkah, mereka segera membuat perkampungan dan mendirikan kemah-kemah di sekitarnya. Tentu yang pertama kali menemukan Zam Zam adalah seorang wanita yang tak punya tempat bernaung, tak berdaya, namun penuh iman, ikhlas, dan ta’at, dangan harapan agar kelak menjadi symbol keimanan dimasa mendatang. Dialah siti Hajar, istri Ibrahim as, Disaat akan ditinggalkan suaminya, ia menyeret jubbahnya seraya berkata: “Kemanakah engkau hendak pergi?, dan meninggalkan kami di lembah yang tidak ada penghuni? Apakah Allah yang menyuruhmu?” Nabi Ibrahim as menjawab: “Ya”. Hajar berkata: “Jika demikian pasti Allah tidak akan menyia-nyiakan kami”.

Setelah perbekalan Hajar habis ia tinggalkan anaknya di sebuah pohon yang rindang dan berusaha (sa’i) mencari air. Ia berusaha sekuat tenaga naik ke bukit Shofa. Di atas bukit ia melihat kekiri dan kekanan. Harapanya penuh melihat kafilah datang dan bisa membantunya. Kemudia ia berlari lagi ke bukit Marwah. Di sana ia melakukan sama seperti ia melakukannya di bukit Shafa. Demikian seterusnya tujuh kali ia berlari bulak balik dari Shofa ke Marwah.Ternyata ia tidak memperoleh air. Air kehidupan yang penuh dengan kenikmatan dan keberkahan itu justru muncrat deras dari pasir gersang yang dikorek-korek tumit si bayi. Maka keluarlah air Zam Zam.

Subhanallah, dari pasir gersang itu keluarlah air. Mulai saat itu Makkah yang dulu merupakan kota tandus, gersang, tak ada pepohonan yang tumbuh, dan tidak ada penghuni yang hidup, berkat nabi Ismail as, datok nabi kita Muhammad saw, menjadi kota yang subur, makmur dan terlimpah didalamnya aneka ragam dari keberkahan Allah. Semua ini karena air Zam zam yang keluar deras dari tumit nabi Ismail.


Maka, terjadilah setelah itu penghidupan di Makkah, kabilah Jurhum mulai berdatangan ke sana untuk menetap dan mendudukinya. Campur baur pun antara mereka dan keluarga nabi Ismalil tak bisa dielakan. Dari sana, terbentuklah masyarakat baru dan keluarlah di kemudian hari, bangsa Quraisy dan bani Hasyim. Itulah sebahagian dari keunggulan dan keistimewaan air Zam Zam.

Hari berganti hari dan zaman berganti zaman, sehingga datanglah hujan lebat dan banjir dahsyat yang membuat telaga Zam Zam lenyap dan tidak ada tanda-tanda untuk mengetahuinya lagi. Ini menurut riwayat Yaqut Al-Hamawi. Adapun menurut pendapat yang benar bahwa sumur Zam Zam ditimbun dan dihilangkan tanda-tandanya oleh kabilah Jurhum disaat mereka akan meninggalkan kota Makkah.

Telaga Zam Zam terus lenyap dari permukaan bumi Makkah dan tidak diketahui tempatnya, hingga Abdul Muttalib, kakek Nabi Muhammad saw, memangku jabatan sebagai pemberi makan dan minum jama’ah haji. Dengan ru’ya shadiqah (impian yang benar) ia akhirnya ditunjukan Allah tempat sumur Zam Zam yang tidak pernah kering airnya dan tidak pernah surut. Sumur ini dinamakan Zam Zam karena airnya yang sangat banyak dan Zam Zam dalam bahasa Arab berarti banyak dan berkumpul. Seandainya siti Hajar disaat menemukannya tidak mengumpulkan pasir di sekitar tempat air memamcar dan tidak menciduknya maka air Zam Zam akan mengalir terus sehingga bisa menenggelamkan semuanya.

Hikmah dan astar:

1- Dari salah satu bukti yang menunjukan keutamaan Zam Zam adalah saat malaikat Jibril as membelah dada Rasulallah saw, ia membasuhnya hati beliau dengan Zam Zam. Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Dhar Al-Ghifari bahwa Rasulallah saw bersabda: “ Atap rumahku dibuka saat aku berada di Makkah dan Jibril as turun dan membelah dadaku kemudian ia membasuhnya dengan Zam Zam. Lalu ia membawa bejana besar terbuat dari emas berisi hikmah dan keimanan dan menuangkannya ke dalam dadaku. Kemudian ia menutupnya. Lalu ia memegang tanganku dan membawaku ke langit”

2- Mujahid berkata: “Aku tidak pernah melihat Ibnu Abbas ra memberi makan seseorang kecuali ia juga memberikan air Zam Zam untuk diminum. Ia juga mengatakan setiap kali tamu datang berkunjung Ibnu Abbas akan menjamunya dengan air Zam Zam.

3- Diantara keistimewaan air Zam Zam adalah bahwa Rasulallah saw menjadikan siapa yang meminumnya sampai kenyang akan dibersihkan hatinya dari sifat munafik

4- Diriwayatkan dari Jabir ra bahwa Rasulallah saw meminta seember air Zam Zam, lalu beliau meminumnya dan memakainya untuk berwudhu’.

5- Dalam kitab Shahih diriwatkan; saat Abu Dzar telah memeluk Islam, ia berkata: “Ya Rasulallah saya berada di sini selama 30 hari”, beliau bersabda: “Siapa yang memberimu makan?”, ia berkata: “Aku tidak mempunyai makanan apapun jua hanya air Zam Zam, tapi berat badanku bertambah sehingga aku dapat merasakan lipatan lemak pada perutku, dan aku tidak merasa lapar sama sekali”. Lantas beliau bersabda: “Zam Zam diberkahi dan mengandung makanan bergizi”.

Ada puluhan kisah yang saya tidak bisa bawakan disini tentang hasiatnya air Zam Zam dan bagaimana orang yang menderita penyakit dimana dokter menyerah dan putus harapan terhadap kesembuhanya, tapi dengan seizin Allah mereka dapat diobati dengan air Zam Zam dan khasiyatnya yang tersembunyi. Sungguh Rasulallah saw telah bersabda “Didalamnya terdapat makanan bergizi dan dapat menyembuhkan penyakit”

Wallahua’alm
Hasan Husen Assagaf

copied from http://hasanalsaggaf.wordpress.com/2008/12/13/apakah-air-zam-zam-bisa-dijadikan-obat/

simpang siur tentang penetapan tahun baru hijriah/ tahun islam

Sampai saat wafat Rasullah saw belum ada penetapan kalender Islam yang dipakai sebagai patokan penanggalan. Pada waktu itu, catatan yang dipergunakan kaum muslim belum seragam. Ada yang memakai tahun gajah, peristiwa bersejarah, yaitu tahun penyerangan Abrahah terhadap kab’bah dan kebetulan pada saat itu bertepatan dengan tanggal kelahiran Rasullah saw. Ada pula yang mengunakan tahun diutusnya Rasulallah saw sebagai nabi, atau awal penerimaan wahyu. yang penting mereka belum mepunyai penanggalan yang tetap dan seragam. Pada zaman khalifah Abubakar ra sudah mulai para sahabat melontarkan gagasan tentang perlunya adanya penanggalan. tapi belum pula diterapkan.



Penetapan penanggalan yang dipakai oleh umat Islam dimulai pada zaman khalifah Umar ra. Menurut keterangannya, ide ini diterapkan setelah beliau menerima sepucuk surat dari Abu Musa al-asy’ari yang menjadi gubernur di Bashrah, isinya menyatakan ”Kami telah banyak menerima surat perintah dari anda tapi kami tidak tahu kapan kami harus lakukan. Ia bertanggal Sya’ban, namum kami tidah tahu Sya’ban yang mana yang dimaksudkan?”



Rupanya surat Abu Musa diterima oleh khalifah Umar ra sebagai saran halus tentang perlu ditetapkannya satu penanggalan (kalender) yang seragam yang dipergunakan sebagai tanggal bagi umat Islam.



Budaya penanggalan ini rupanya belum ada dalam Islam sedangkan penanggalan Masehi sudah diterapkan sebelum adanya Islam beberpa abad lalu. Tapi Islam adalah agama yang menerima budaya dari luar semasih budaya itu baik dan tidak bertentangan dan keluar dari rel agama. contohnya; disaat Rasulallah saw berada di Madinah beliau melihat orang2 Yahudi berpuasa pada tanggal 10 muharam. Beliau bertanya kenapa mereka berpuasa.Lalu dijawab karena hari itu nabi Musa as diselamatkan dari serangan Firau. Rasulallah saw mejawab “kita lebih utama dari mereka atas nabi Musa”. Maka beliau menganjurkan umat Islam untuk berpuasa, dan dianjurkan pula berpuasa sebelumnya atau sesudahnya. Tujuanya untuk tidak bertasyabbuh (menyamakan) dengan Yahudi. Contoh lain, disaat Rasulallah saw mengirim surat kepada penguasa dunia, beliau disarankan untuk membumbuhi surat surat beliau dengan stempel, karena mereka tidak mau menerima surat surat kecuali ada stempelnya. Nabi pun menerima saran tersebut. Lalu beliau membuat stempel yang berupa cincin tetulis “Muhammad Rasulallah”.



Kemudian khalifah Umar ra mengelar musyawarah dengan semua sahabat Nabi saw untuk menetapkan apa yang sebaiknya dipergunakan dalam menentukan permulaan tahun Islam. Dalam pertemuan itu ada empat usul yang dikemukakan untuk menetapkan penanggalan Islam, yaitu :



1. Dihitung dari mulai kelahiran nabi Muhammad Saw

2. Dihitung dari mulai wafat Rasulullah saw

3. Dihitung dari hari Rasulullah saw menerima wahyu pertama di gua Hira

4. Dihitung mulai dari tanggal dan bulan Rasulullah melakukan hijrah dari Mekah ke Madinah

Usul pertama, kedua dan ketiga ditolak dan usul yang terakhir merupakan usul yang diterima suara banyak. Usul ini diajukan oleh imam Ali bin Abi Thalib ra. Akhirnya, disepakatilah agar penanggalan Islam ditetapkan berdasarkan hijrah Rasulallah saw dari Mekah ke Medinah.



Ketika para sahabat sepakat menjadikan hijrah Nabi saw sebagai permulaan kalender Islam, timbul persoalan baru di kalangan mereka tentang permulaan bulan kalender itu. Ada yang mengusulkan bulan Rabiul Awal (sebagai bulan hijrahnya Rasulullah saw ke Medinah). Namun ada pula yang mengusulkan bulan Muharram. Akhirnya khalifah Umar ra memutuskan awal bulan Muharam tahun 1 Islam/Hijriah bertepatan dengan tanggal 16 Juli 622 M. Dengan demikian, antara permulaan hijrah Nabi sa dan permulaan kalender Islam terdapat jarak sekitar 82 hari.



Jadi, peristiwa penetapan kalender Islam oleh khalifah Umar ra ini terjadi tahun ke 17 sesudah hijrah atau pada tahun ke-4 dari kekhalifahan beliau.



Dari latar belakang sejarah di atas dapat diambil kesimpulan bahwa :

1. Penetapan bulan Muharram oleh Umar bin khattab ra sebagai permulaan tahun hijriah tidak didasarkan atas peringatan peristiwa hijrah Nabi. Buktinya beliau tidak menetapkan bulan Rabiul Awwal (bulan hijrahnya Rasulallah saw ke Medinah) sebagai permulaan bulan pada kalender hijriah. Lebih jauh dari itu, beliau pun tidak pernah mengadakan peringatan tahun baru hijriah, baik tiap bulam Muharram maupun rabiul Awwal, selama kekhalifahannya.

2. Peringatan tahun baru hijriah pada bulan Muharram dengan alsanan memperingati hijrah nabi ke Madinah merupakan hal yang kurang pas, karena Rasulallah saw hijrah pada bulan Rabiul Awwal bukan bulan Muharram

3. menyelenggarakan berbagai bentuk acara dan upacara untuk menyambut tahun baru hijriah dengan begadang semalam suntuk, pesta kembang api, tiup terompet pada detik-detik memasuki tahun baru adalah hal yang tidak pernah disarankan agama.



Jadi yang pas menurut saya dalam memperingati tahun baru Hijriah, yaitu sesuai dengan apa yang dipesan kakek saya. Beliau pernah berpesan, jika tahun baru tiba, hendaknya kita banyak bermuhasabah, melakukan kontrol diri terhadap amal perbuatan yg kita lakukan selama setahun. Kalau dalam berdagang atau berniaga ada istilah namanya inventory atau tutup buku atau hitung-hitungan untung-ruginya dalam berdangang atau berniaga selama setahun. Begitu pula dalam amalam kita selama setahun ada istilah tutup buku atau hitung-hitungan selama setahun. Kalau untung patut kita syukuri, kalau rugi kita bertaubat dan berdoa semoga tahun yang datang akan lebih baik dari tahun lalu. Rasulallah SAW sendiri pernah menyatakan bahwa manusia terbagi atas tiga golongan:

Golongan beruntung, yaitu jika hari ini lebih baik dari hari kemarin.

Golongan merugi, jika hari ini sama dengan hari kemarin.

Golongan celaka, jika hari ini lebih buruk daripada hari kemarin.



Wallahu’alam

Ringkasan Sejarah 25 Rasul

dibawah ini ringkasan sejarah 25 Nabi dan Rasul, yang insyallah sedikitnya bisa memberi gambaran singkat tentang mereka:

1- Adam

Diperkirakan hidup tahun 5872-4942 SM di sekitar wilayahIndia. Konon disitulah beliau pertama kali diturunkan Allah ke muka bumi setelah melanggar perintah Allah tidak boleh memakan buah terlarang. Lalu beliau berjalan ke wilayah yang kini disebut dengan Jazirah Arabia. Menurut beberapa riwayat beliau bertemu dengan istrinya, Hawwa di Arafah yang sekarang dijadikan tempat pertemuan ummat Islam dari seluruh dunia setahun sekali saat melakukan ibadah haji. Mereka lantas menetap di sekitar Ka’bah yang memang telah dibangun sebelumnya oleh para malaikat. Beliau wafat di jazirahArabia(tidak diketahui dimana kuburannya). Diriwayatkan bahwa beliau mempunyai 40 anak. Nama Adam disebut dalam Al-Qur’an: 25 kali.

2- Idris

Idris bin Yarid bin Mahlail dari keturunan Nabi Syits bin Adam as. Beliau dari anak keturunan Qabil yang tinggal di Babil diIraq. Diperkirakan hidup sekitar tahun 4533-4188 SM. Nama Idris disebut dalam Al-Qur’an sebanyak 2 kali

3- Nuh

Nuh bin Lamik bin Mutuisyalkh dari keturunan Idris, lalu keturunan Nabi Syits bin Adam. Diperkirakan hidup pada tahun 3993-3043 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 3650 SM. Diperkirakan beliau tinggal di wilayah yang kini disebut sebagaiIraq.Paraahli sejarah banyak menyebutkan bahwa beliau wafat di Mekkah, dan memiliki 4 anak laki-laki. Nama Nuh disebutkan sebanyak 43 kali dalam Al-Qu’ran.

Nabi Nuh as mendapat julukan ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Nuh as adalah rasul pertama yang diutus Allah untuk meluruskan akidah dan akhlak umat yang telah menyimpang jauh dari ajaran yang benar. Nabi Nuh as digelari sebagai ulul ’azmi karena kesabarannya dalam berdakwah dan mendapat hinaan dari kaumnya. Nabi Nuh tanpa menyerah terus menerus mendakwahi keluarga, kerabat dan masyarakat umum, untuk kembali ke jalan yang lurus. Usianya hampir 1000 tahun dan jumlah umat yang mengikutinya tidak lebih dari 200 orang. Bahkan istri dan anaknya yang bernama Kan’an tidak mempercayai ajaran yang dibawanya dan menjadi musuhnya. Atas kehendak Allah umat nabi Nuh as yang membangkang ditenggelamkan dengan tsunami yang dahsyat dan semuanya mati, kecuali nabi Nuh as dan pengikutnya yang beriman.

4- Hud

Hud bin Abdullah bin Rabah bin Khulud dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 2450-2320 SM. Diutus untuk Kaum ‘Ad yang tinggal di Al-Ahqaf-Hadramut, Yaman. Beliau wafat di Hadramut sebelah timur, Yaman (kuburannya diziarahi sampai sekakarang). Nama beliau disebutkan sebanyak 7 kali dalam Al-Quran.

5- Shalih

Shalih bin Abid dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan beliau hidup pada tahun 2150-2080 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2100 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Tsamud yang tinggal di Al-Hijir-Oman. Beliau wafat di Jaziratul Arab. Nama beliau disebutkan sebanyak 9 kali di dalam Al-Quran.

6- Ibrahim

Nabi Ibrahim bin Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Beliau diperkirakan hidup tahun 1997-1822 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau tinggal diIraq. Beliau wafat di Al-Khalil,Hebron, Palestina. Nama beliau disebutkan sebanyak 69 kali dalam Al-Quran.

Nabi Ibrahim adalah nabi yang mendapat gelar ulil ’azmi karena kesabarannya yang tinggi. Dari mulai bayi nabi Ibrahim sudah diasingkan ke dalam gua disebabkan karena perintah Raja Namrudz untuk membunuh setiap bayi laki-laki yang baru lahir. Setelah dewasa, ia harus berhadapan dengan raja dan masyarakat penyembah berhala termasuk kedua orang tuanya yang pembuat berhala. Bahkan ia harus menerima siksaan yang pedih, yaitu dibakar hidup-hidup dan diusir dari kampung halamannya. Sudah hampir seratus tahun usia dan pernikahannya dengan Sarah, ia belum dikaruniai anak hingga istrinya meminta ia menikahi seorang budak berkulit hitam bernama Hajar untuk dijadikan istri. Akhirnya Hajar dapat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ismail. Allah memerintahkan Ibrahim untuk melepas istri dan anaknya yang baru lahir dan sangat dicintainya itu ke tanah gersang di Makkah. Karena kesabaran dan kepatuhannya, perintah itu dilaksanakan. Namun, perintah lebih berat diterima Ibrahim, yaitu harus mengorbankan Ismail yang baru meningkat remaja. Hal ini pun beliau laksanakan, tapi Allah akhirnya menggantikannya dengan seekor domba. selain itu ujian nabi Ibrahim as yang lain adalah membangun Ka’bah, dan menghadapi Raja Namrudz yang zalim.

7. Luth

Luth binHarandari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1950-1870 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1900 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kaum Luth yang tinggal di negeri Sadum, Syam, Palestina. Beliau meninggal dunia di Desa Shafrah di Syam, Palestina dan meninggalkan 2 anak perempuan. Nama beliau disebutkan sebanyak 27 kali dalam Al-Quran.

8- Ismail

Nabi Ismail bin Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1911-1774 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1850 SM. Beliau tinggal di Makkah dengan kabilah Amaliq dari Yaman. Beliau meniggal dunia di Mekkah. Meninggalkan 12 anak. Nama beliau disebutkan sebanyak 12 kali dalam Al-Quran

9- Ishaq

Ishaq Ibrahim Azar bin Nahur dari keturunan Sam bin Nuh. Diperkirakan hidup pada tahun 1897-1717 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1800 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Kan’anniyun di wilayah Al-Khalil Palestina. Beliau meninggal di Al-Khalil Hebron Palestina. Memiliki 2 anak. Nama beliau disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 17 kali

10.Ya’qub

Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1837-1690 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1750 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Syam. Beliau wafat di Alkhalil Hebron Palestina. Punya 12 anak. Nama beliau disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 16 kali.

11. Yusuf

Yusuf bin Ya’qub bin Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1745-1635 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1715 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan Heksos di Mesir. Beliau wafat di Nablus Palestina. Punya dua anak laki laki dan satu perempuan. Nama beliau disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran

12. Syu’aib

Syu’aib dari keturunan Madyan bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1600-1490 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1550 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada ahli Madyan dan Penduduk Aikah Madyan. Beliau wafat di Madyan. Nama beliau disebutkan sebanyak 11 kali di dalam Al-Quran.

13. Ayyub

Ayyub dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1540-1420 SM. Dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1500 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Amoria di Huran, Syam, Palestina. Beliau wafat di Huran di Syam. Punya 26 anak. Disebutkan sebanyak 4 kali di dalam Al-Quran.

14. Zulkifli

Zulkifli dari keturunan Ishaq bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 1500-1425 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1460 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada orang-orang Amoria di Damaskus. Beliau wafat di Damaskus Syiria. Punya 2 anak. Disebutkan sebanyak 1 kali di dalam Al-Quran

15. Musa

Musa bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1527-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil di Mesir. Beliau wafat di Tanah Tih. Punya 2 anak.

Nabi Musa as adalah nabi yang paling banyak namanya disebutkan dalam al-Qur’an yaitu sebanyak 136 kali. Beliau termasuk nabi yang mendapat gelar ulul ’azmi karena kesabarannya yang tinggi dalam menghadapi dan berda’wah kepada Firaun. Selain itu, dia juga nabi yang sabar dalam memimpin kaumnya yang selalu membangkang. Ketika Musa as akan menerima wahyu di Bukit Sinai, pengikutnya yang dipimpin Samiri menyeleweng dengan menyembah berhala emas anak sapi. Harun as yang ditugasi mengganti tugas Musa as, tidak sanggup untuk menghalangi niat mereka, bahkan ia diancam hendak dibunuh. Dengan kesabaran nabi Musa yang hebat tapi beliau pernah tidak bersabar ketika berguru kepada nabi Khidir as .

16. Harun

Harun bin Imran dri keturunan Ya’qub bin Ishak. Diperkirakan hidup pada tahun 1531-1408 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1450 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Firaun Mesir dan Bani Israil Mesir. dan wafat di Tanah Tih. Disebutkan sebanyak 19 kali di dalam Al-Quran.

17. Daud

Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 1041-971 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 1010 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Punya 1 anak dan wafat di Baitul Maqdis, Palestina. Disebutkan sebanyak 16 kali di dalam Al-Quran.

18. Sulaiman

Sulaiman bin Daud dari keturunan Yahudza bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 989-931 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 970 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestina. Beliau wafat di Rahbaam Baitul Maqdis, Palestina. Disebutkan sebanyak 27 kali di dalam Al-Quran.

19. Ilyas

Ilyas bin Yasin bin Fanhas dari keturunan Harun bin Imran. Diperkirakan hidup pada tahun 910-850 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 870 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Orang-orang Phiniq di Ba’labak di Syam. Beliau tidak wafat tapi diangkat ke sisi Allah. Disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran.

20. Ilyasa’

Ilyasa’ bin Akhtub dari keturunan Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 885-795 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 830 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil dan orang-orang Amoria di Panyas, Syam. Beliau wafat di Palestina. Disebutkan sebanyak 2 kali di dalam Al-Quran.

21. Yunus

Yunus bin Matta dari keturunan Bunyamin bin Ya’qub. Diperkirakan hidup pada tahun 820-750 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada orang Asyiria di Ninawa diIraq. Beliau wafat di Ninawa diIraq. Disebutkan sebanyak 6 kali di dalam Al-Quran.

22. Zakaria

Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 91-31 SM dan diangkat menjadi nabi pada tahun 2 SM. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau wafat di Syam. Punya satu orang anak. Disebutkan sebanyak 8 kali di dalam Al-Quran.

23. Yahya

Yahya bin Zakaria dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM – 31M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 28M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Wafat di Damaskus Syiria. Disebut dalam alquran 3 kali

24. Isa

Isa bin Maryam binti Imran dari keturunan Sulaiman bin Daud. Diperkirakan hidup pada tahun 1SM-32M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 29M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada Bani Israil di Palestin. Beliau juga tidak wafat melainkan diangkat ke sisi Allah. Nabi Isa as Disebutkan sebanyak 25 kali di dalam Al-Quran.

Beliau adalah nabi yang mendapat julukan ulul ’azmi karena banyak memiliki kesabaran dan keteguhan dalam menyampaikan ajaran Allah. Terutama, ketika nabi Isa as sabar menerima cobaan sebagai seorang yang miskin, pengkhianatan muridnya, menghadapi fitnah, hendak diusir dan dibunuh oleh kaum Bani Israil. Kehidupan nabi Isa as menggambarkan kezuhudan dan ketaatan dalam beribadah.

25.Muhammad

Muhammad bin Abdullah bin Abdul Muttalib dari keturunan Ismail bin Ibrahim. Diperkirakan hidup pada tahun 571M-632M dan diangkat menjadi nabi pada tahun 610M. Beliau ditugaskan berdakwah kepada seluruh manusia dan alam semesta. Tinggal di Mekkah dan Madinah. Wafat di Madinah. Meninggalkan 7 orang anak. Rasulallah saw namanya disebutkan hanya 5 kali di dalam Al-Quran.

Beliau mendapat julukan ulul ’azmi karena sejak kecil sampai dewasa, Rasulallah saw selalu mengalami masa-masa sulit. Pada usia 6 tahun dia sudah menjadi yatim piatu. Setelah dewasa ia harus membantu meringankan beban paman yang merawatnya sejak kecil. Tantangan terberat yang dihadapi adalah setelah diangkatnya menjadi seorang rasul. Penentangan bukan saja dari orang lain, tetapi juga dari Abu Lahab, pamannya sendiri. Rasulallah saw juga harus ikut menderita tatkala Bani Hasyim diboikot (diasingkan) di sebuah lembah dikarenakan dakwahnya. Dan masih banyak lagi kesabaran dan masa masa sulit yang dihadapi beliau dari mulai lahir sampai beliau wafat.

Demikian ringkasan sejarah 25 nabi dan rasul (lihat Qashash al-Anbiya’ oleh ibnu Katsir, tahqiq Dr. as-Sayyid al-Jumaili dan kitab Atlas al-Quran oleh Syauqi Abu Khalil). Semoga bisa menjadi rujukan yang bermanfaat dan kebenaranya kita kembalikan kepada Allah.