Minggu, 17 Mei 2015

PERNIKAHAN NABI MUHAMMAD DENGAN KHADIJAH AL-KUBRO


Ia adalah Khadijah binti Khuwailid ibnu Asad ibnu Abdil Uzza ibnu Qushay.Khadijah muda adalah seorang gadis yang cantik dan berperilaku baik.Suami pertamanya adalah Abu Halah an- Nabbasy ibnu Zurarah at-Taymi.Pernikahan ini berakhir ketika Abu Halah wafat meninggalkan dua anak laki-laki,Hindun dan Halah!

Khadijah kemudian menikah lagi dengan Athiq ibnu Aid al-Makhzumi,dari suami kedua ini Khadijah memiliki seorang anak perempuan yang lagi-lagi diberi nama Hindun.Hindun menikah dengan sepupunya sendiri yang bernama Shafiy ibnu Umayyah ibnu Aidz al-Makhzumi.Keturunan Khadijah dari pernikahan keduanya ini sempat tinggal di Madinah dan sering disebut dengan Bani Thahirah yang berarti 'keturunan wanita suci'.

Pada masa Jahiliyah,Khadijah diberi gelar 'wanita yang suci' (thahirah).Setelah 2x menikah banyak lelaki yang mencoba meminangnya dengan menawarkan sejumlah besar harta sebagai maskawin.Tetapi Khadijah menolak semua pinangan itu.Perhatiannya difokuskan pada upaya mengasuh anak dan mengelola perdagangan.

Dalam dunia perdagangan saat itu,Khadijah menjadi nama yang sangat diperhitungkan.Hampir setiap kafilah memuat barang dagangannya dalam jumlah besar.Khadijah juga mempekerjakan orang-orang Quraisy yang jujur dan terpercaya untuk mengawasi barang-barang dagangannya itu.

Suatu hari Khadijah hendak mengirim kafilah dagang ke negeri Syam.Ia mencari seseorang yang dapat diutusnya ke Syam untuk mengawasi dan memimpin rombongan dagang tersebut.Saat itu masyarakat Mekkah sedang ramai membicarakan Muhammad ibnu Abdillah,seorang pemuda yang bisa menjaga kejujuran dan keluhuran budi di tengah rekan-rekan sebayanya yang sibuk berfoya-foya.Khadijah berpikir mengapa tidak Muhammad saja yang ia utus untuk menangani urusan-urusan perdagangannya di Syam?

Muhammad adalah sosok yang jujur,dan kejujuran sangat penting dalam perdagangan.Tetapi Khadijah tidak pernah mendengar Muhammad memiliki pengalaman berdagang.Pilihan itu sebenarnya beresiko.Khadijah hanya mengandalkan firasat dan nalurinya yang jarang salah.Akhirnya Khadijah pun memanggil Muhammad dan mengajaknya berbincang-bincang mengenai perdagangan.

Dalam pembicaraan itu Khadijah menangkap kesan bahwa Muhammad merupakan seorang pemuda yang cerdas,santun,pandai menjaga diri,dan berpenampilan sempurna.Muhammad terlihat begitu tenang ketika diam dan terlihat begitu berpengaruh ketika berbicara.Ia selalu memperhatikan lawan bicaranya,mendengarkannya dengan teliti,dan tidak pernah memperlihatkan sikap setengah-setengah.

Sebagai seorang pedagang yang berpengalaman,Khadijah tahu bahwa Muhammad adalah orang yang ia cari.Khadijah berkata:"Aku memanggilmu berdasarkan apa yang aku dengar dari orang-orang tentang perkataanmu yang jujur,integritasmu yang terpecaya,dan akhlakmu yang mulia.Aku memilihmu dan kubayar engkau 2x lipat dari apa yang biasa diterima oleh orang lain dari kaummu."

Muhammad pun menerima tugas itu dengan senang hati.

Khadijah juga mengamati gambaran fisik Muhammad.Cara ia berjalan menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi.Posturnya seimbang,tidak terlalu pendek dan tidak terlalu tinggi,tidak terlalu gemuk dan tidak pula terlalu kurus.Khadijah juga ingat bahwa selama berbincang dengannya,Muhammad selalu menundukkan wajahnya.Hanya sekali seingatnya Muhammad mengangkat wajahnya yaitu ketika Khadijah menawarkan tugas menjalankan urusan perdagangan di Syam.Saat itu Muhammad tersenyum,mengangakat wajahnya sedikit,mengucapkan terima kasih lalu menunduk kembali.

Muhammad memiliki kening yang lebar,dagu yang lepas,dan leher yang jenjang,dadanya bidang,matanya indah dan lebar dengan bola mata yang hitam pekat,giginya putih cemerlang.

Agak mengherankan bahwa Khadijah memperhatikan semua itu.Ketampanan dan kegagahan Muhammad memang mampu memikat banyak orang.Tetapi bukankah Khadijah memanggilnya untuk urusan bisnis?Tampaknya Khadijah tertarik kepada pribadi pemuda ini.Alangkah lembutnya keindahan yang terpancar dari wajah Muhammad.Alangkah indah senyum tipis yang menghias wajahnya.Khadijah merasa bahwa apa yang ramai dibicarakan penduduk Mekkah tentang Muhammad bukan merupakan isapan jempol belaka.

Setelah menerima tugas dari Khadijah,Muhammad bergegas menuju pamannya,Abu Thalib,untuk menceritakan tawaran kerja yang baru saja diterimanya.Abu Thalib pun turut bergembira.Ia berkata:"Ini adalah rezeki yang Allah berikan kepadamu."

Hari keberangkatan pun tiba.Penduduk Mekah,termasuk para paman Muhammad,beramai-ramai mengantar kafilah ke perbatasan kota.Kafilahpun bertolak menuju Syam.

Dalam ekspedisi dagang ke Syam ini,Muhammad dibantu oleh seorang laki-laki bernama Maysarah.Khadijah berpesan agar Maysarah tidak membantah perintah Muhammad ataupun menentang pendapatnya.

Urusan perdagangan di Syam ternyata berjalan lancar.Barang-barang habis terjual.Laba yang luar biasa besarpun didapat.Sebelum pulang,kafilah ini membeli barang-barang lain untuk dijual kembali ke Mekah.

Setelah semua urusan selesai,kafilah ini pun beranjak pulang.Sesampainya disebuah lembah------sekarang terkenal dengan nama Wadi Fathimah------di luar Mekah,Maysarah berkata kepada Muhammad:"Pergilah kepada Khadijah!Laporkan semua yang engkau alami dan keuntungan yang engkau peroleh dalam ekspedisi ini."

Muhammad lalu maju bersama para pemuda lain yang baru saja datang dari perjalanan jauh.Mereka memasuki kota diikuti kafilah yang berjalan perlahan dibelakang mereka.Para lelaki menyambut kedatangan mereka di jalan-jalan.Para wanita memandangi mereka dari atas rumah.

Saat itu siang hari.Khadijah bersama beberapa wanita lain berada disebuah ruangan dibagian atas rumahnya.Ia dapat melihat Muhammad yang sedang menunggang unta kecil berwarna merah memasuki kota.Ada 2 Malaikat menaunginya.Para wanita itu terkejut.Betapa gagah Muhammad,betapa agung wibawa yang dipancarkannya.Betapa dari jauh ia terlihat begitu indah dan mengesankan.

Sebagaimana tradisi yang biasa dilakukan para pembesar Quraisy selepas pulang dari perjalanan dagang,Muhammad pun langsung menuju Ka'bah untuk melakukan thawaf.Setelah itu barulah ia menghadap Khadijah.

Kepada Khadijah,Muhammad melaporkan semua hal yang dialaminya selama perjalanan,termasuk keuntungan besar yang diperolehnya dan barang-barang dagangan yang dibelinya di Syam.Khadijah menerima laporan itu dengan gembira.Apalagi setelah diketahui bahwa barang-barang yang dibawa dari Syam berhasil dijual di Mekah dengan keuntungan yang berlipat ganda.

Pada kesempatan lain,Maysarah juga menghadap Khadijah dan bercerita tentang hal-hal aneh yang ditemuinya sepanjang perjalanan.Ia seringkali menyaksikan awan berkumpul menaungi Muhammad yang sedang menunggang unta di padang pasir pada siang yang panas.

Suatu hari,tutur Maysarah,Muhammad sedang bernaung dibawah sebuah pohon didekat tempat pertapaan seorang rahib bernama Nasthura.Sang rahib bertanya kepada Maysarah mengenai Muhammad.Maysarah menjawab bahwa Muhammad adalah seorang pemuda yang mulia dari suku Quraisy.

Sang rahib kembali bertanya,:"Apakah ada tanda merah dimatanya?"

"Ya," jawab Maysarah.

Rahib itu kemudian berkata:"Pemuda yang duduk dibawah pohon itu adalah seorang nabi."

Pernah pula ada seorang lelaki berselisih dengan Muhammad.Maysarah menduga lelaki itu memang sengaja mencari-cari persoalan.Lelaki itu berkata kepada Muhammad:"Bersumpahlah dengan nama Lata dan Uzza!"

Muhammad menolak dan berkata:"Aku tidak pernah bersumpah dengan nama keduanya."

"Engkau benar."

Lelaki itu pergi begitu saja.Tetapi diluar pengetahuan Muhammad lelaki tadi berkata kepada Maysarah,:Orang ini,demi Tuhan,adalah seorang nabi.Para pendeta kami telah menerangkan ciri-cirinya berdasarkan apa yang mereka baca dalam kitab suci."

Maysarah juga bercerita kepada Khadijah tentang tingkah laku Muhammad disepanjang perjalanan.Semua itu menunjukkan kejujuran,keluhuran budi,dan kelembutan hatinya.

Khadijah mulai berpikir dan menimbang-nimbang semua cerita yang didengarnya itu.Ia tahu bahwa semua penduduk Mekah merasa kagum kepada Muhammad.Mereka percaya dengan kejujuran,integritas,dan kebersihan moralnya.Julukan yang beredar untuknya adalah al-amin yang berarti 'orang yang dapat dipercaya'.Khadijah sendiri mengakui bahwa Muhammad adalah pemuda yang nyaris sempurna.

Khadijah mulai bertanya-tanya.Perasaan apa yang ada didalam hatinya.Mengapa ia merasa kagum ketika melihat Muhammad memasuki kota Mekah dengan untanya?Tidak salahkah penglihatannya ketika ia menyaksikan sendiri 2 Malaikat menaungi Muhammad?Rasa gembira ketika mendengar Muhammad memperoleh keuntungan besar di Syam;benarkah rasa itu timbul hanya karena kabar keuntungan financial yang didapatnya?Bagaimana ia menyikapi cerita-cerita aneh yang dikabarkan oleh Maysarah?

Semua orang pada masa itu,termasuk Khadijah,tentu pernah mendengar ramalan para rahib mengenai seorang nabi yang akan muncul di jazirah Arab.Apakah Muhammad nabi yang ditunggu-tunggu itu?Dalam perjalanan ke Syam,Muhammad memang berhasil memperoleh laba besar dengan jumlah yang tidak pernah diperoleh oleh siapapun.Apakah hal itu berhubungan dengan statusnya sebagai calon nabi?

Sebenarnya Khadijah telah mencoba untuk tidak memikirkan pertanyaan-pertanyaan itu.Tetapi,semakin keras ia berusaha untuk melupakannya,semakin sering pikiran-pikiran itu muncul dikepalanya.Dan anehnya Khadijah merasa bahagia dengan semua itu.Ia bertanya-tanya apakah pikiran itu lahir dari rasa kagum yang sama seperti apa yang dirasakan oleh orang-orang Quraisy?

Khadijah tidak mendapatkan jawaban atas pertanyaan itu.Ia seorang wanita yang dikenal dengan kecerdikan dan ketajaman pikiran,ternyata tidak dapat menangani persoalan yang terkesan sederhana ini.Diujung rasa bimbangnya,Khadijah pergi menemui sepupunya,Waraqah ibnu Naufal.

Waraqah memeluk Nasrani sejak muda.Ia merupakan seorang yang tekun menyembah Tuhan,menjauhi berhala,dan mempelajari kitab-kitab suci agama terdahulu.Mendengar cerita Khadijah,ada rasa bahagia yang aneh dirasakan oleh Waraqah.Ia bangkit lalu berkata bahwa berdasarkan kitab-kitab suci yang pernah dibacanya,Allah akan mengutus seorang rasul terakhir dari anak keturunan Isma'il yang lahir didekat Baitullah.

Waraqah kemudian terdiam,ia berpikir serius lalu berkata:"Wahai Khadijah,jika apa yang aku pikirkan ini benar,maka Muhammad pastilah seorang nabi.Yang kutahu dengan pasti,seorang nabi akan muncul dari bangsa ini.Dan sekarang saat kemunculannya."

Waraqah juga berharap dirinya dikaruniai umur panjang sehingga ia bisa beriman,mengikuti ajaran-ajaran nabi itu,dan membelanya menghadapi musuh-musuhnya.Di akhir pembicaraan,Waraqah melantunkan syair:

bertahan aku dengan ingatan
tentang sedih yang melahirkan jeritan
hingga engkau,Khadijah,datang padaku
betapa lama,Khadijah,aku menunggu!

Perbincangan dengan Waraqah menimbulkan kesan mendalam dihati Khadijah.Ia kembali memikirkan Muhammad,pemuda yang mengagumkan itu.Ia bertanya,apakah kekaguman masyarakat kepada Muhammad merupakan bagian dari skenario Tuhan untuk melapangkan jalan baginya menjadi nabi?

Secara pribadi,Khadijah juga berpikir tentang apa yang sebenarnya menghubungkan dirinya dengan Muhammad.Mengapa bayangan Muhammad selalu muncul siang malam tanpa ia kehendaki?

Telah banyak pinangan lelaki yang ditolak oleh Khadijah karena ia berpikir bahwa mereka hanya menghendaki harta dan status sosialnya.Tetapi,Muhammad berbeda dengan mereka.Rasa hormat dan cinta kepadanya tumbuh perlahan-lahan hingga akhirnya mencengkeram hati dan perasaan.Apakah ini juga bagian dari takdir Tuhan?Khadijah bertanya,inikah balasan untuk dirinya dari Tuhan atas perbuatan baik,sifat kedermawaan,serta keteguhannya menjaga diri dan kehormatan?

Khadijah percaya sepenuhnya akan kebenaran pernyataan Waraqah.Ia tahu bahwa cinta yang tumbuh dihatinya adalah perasaan yang wajar bagi wanita mulia yang mendambakan seorang pendamping hidup yang dapat dipercaya.Bahkan ia juga meyakini bahwa rasa cinta itu merupakan anugerah Tuhan kepada dirinya,bahwa Tuhan menghendakinya untuk terlibat dalam rencana besar-Nya bagi manusia.

Akan tetapi,Khadijah juga sempat ragu.Pantaskah ia menikah dengan Muhammad?Selama ini,ia yakin bahwa ia harus menjadi tuan bagi dirinya sendiri.Karena hal itulah ia menolak semua pinangan yang datang.Ia lebih memilih untuk hidup bersama anak-anaknya dan memusatkan perhatiannya dalam bidang perdagangan.Apa kata para pemuka Quraisy jika mereka mendengar Khadijah meminang seorang pemuda untuk dirinya sendiri?

Dalam tradisi Arab,seorang wanita hanya boleh menunggu lamaran dari laki-laki.Tetapi Khadijah bukan lagi seorang perawan muda yang tidak berpengalaman.Sebaliknya,Khadijah justru telah mempekerjakan banyak laki-laki untuk menangani urusan-urusan bisnisnya.Apa salahnya ia memilih sendiri laki-laki yang dapat mendampingi dan membahagiakannya?

Berbekal pengalamannya dalam dunia perdagangan,Khadijah juga memahami bahwa keteguhan dan inisiatif merupakan dua hal yang sangat menentukan kesuksesan.Khadijah sendiri adalah wanita yang sangat teguh memegang pendiriannya apabila ia yakin bahwa pendiriannya itu baik dan benar.Keteguhan dan inisiatif itu menjadikannya memilih dan mengutus Muhammad ke Syam.Apa salahnya jika ia memilih Muhammad sekali lagi untuk menjadi pendamping hidupnya?

Akhirnya,meski sempat ragu,Khadijah kemudian memutuskan untuk menikah dengan Muhammad dan mengambil inisiatif untuk meminangnya.Tetapi,masih ada satu pertanyaan yang harus ia jawab:siapa yang dapat menjamin bahwa Muhammad akan menerima pinangannya?

Khadijah adalah wanita yang kaya,cantik,dan berstatus sosial yang tinggi.Ia masih memiliki pesona bagi banyak laki-laki.Disisi lain,Muhammad bukanlah lelaki yang rakus dan gampang tergoda oleh hal-hal yang bersifat lahiriyah.Tetapi,Khadijah tahu bahwa walau bagaimanapun,Muhammad tetaplah seorang pemuda.Adalah haknya untuk mencintai seorang gadis yang sebaya.

Dengan mempertimbangkan hal-hal tadi,Khadijah memilih untuk menggunakan sebuah siasat.Ia mengutus seorang wanita yang ia yakini kemampuan dan loyalitasnya untuk secara diam-diam melakukan pendekatan awal kepada Muhammad.Wanita yang dipercayainya untuk mengemban tugas ini adalah Nafisah binti Ummayah yang masih kerabat dekat Muhammad dan saudara perempuan dari seorang lelaki yang kemudian menjadi salah satu sahabat Nabi yang terkemuka,Ya'la ibnu Umayyah.

Nafisah mendatangi Muhammad dan menasehatinya seperti seorang ibu menasehati anaknya.Ia mencoba untuk meyakinkan Muhammad tentang pentingnya menikah.Muhammad menjawab bahwa dirinya hanya seorang miskin yang tidak memiliki apa-apa untuk diberikan kepada wanita yang akan menjadi istrinya.

Nafisah membantah hal itu.Menurutnya,kemiskinan bukan halangan untuk menikah.Apalagi Muhammad telah lama dikagumi oleh penduduk Mekah karena akhlak dan kejujurannya.Karena itu,menurut Nafisah,semua orang tua tentu mengharapkan Muhammad datang meminang putri mereka.

Setelah Muhammad dapat diyakinkan tentang pentingnya menikah,barulah Nafisah menyatakan bahwa wanita yang paling patut menjadi istrinya adalah Khadijah.Alasannya sederhana.Khadijah adalah wanita yang cantik,kaya,bagus nasabnya,pandai menjaga kehormatan,dan luhur akhlaknya.Masyarakatpun menjulukinya "wanita yang suci".

Mengetahui pilihan Nafisah,Muhammad pun terkejut.Menurutnya Nafisah berlebihan.Darimana ia akan memperoleh harta untuk membayar mahar Khadijah?Nafisah menjawab bahwa kalau Muhammad setuju untuk menikah dengan Khadijah,urusan mahar tak perlu ia pikirkan.

Nafisah menceritakan proses diplomasi awal yang dilakukannya itu dalam sebuah riwayat.Ia berkata:
"Khadijah pernah mengutusku sebagai perantara kepada Muhammad setelah ia pulang dari Syam.Kukatakan kepadanya,'Apa yang menghalangimu untuk menikah?'
Muhammad menjawab,'Aku orang miskin yang tak punya harta.'
Kukatakan,'Jika aku tanggung semua keperluanmu untuk menikah dan kupilihkan seorang wanita yang cantik,kaya,mulia,dan cocok untukmu,maukah engkau menikah?'
Muhammad menjawab,'Siapa wanita itu?'
Aku menjawab,'Khadijah'
Muhammad kembali bertanya,'Bagaimana mungkin?'
Kukatakan,'Aku yang mengaturnya.'

Upaya pendekatan yang dilakukan Nafisah ini sebenarnya bermakna penting.Tidak saja penting bagi Khadijah,tetapi juga bagi sejarah manusia secara umum.Jika Khadijah terbukti berperan penting bagi kesuksesan Rasulullah menunaikan misi risalahnya,maka siapapun yang membantu pernikahan mereka harus dipandang sebagai bagian penting dari proses penyebaran Islam keseluruh dunia.

Dengan meminang Muhammad,Khadijah sebenarnya sedang menciptakan sebuah tradisi yang memihak dan menghormati wanita.Jika wanita berhak untuk mengatur urusan-urusannya sendiri,mengapa ia tidak boleh memilih seorang lelaki untuk menjadi pendamping hidup dan ayah bagi anak-anaknya?Apalagi Khadijah tidak memilih calon suami yang kaya.Pilihannya atas Muhammad lebih didasarkan atas budi pekerti yang mulia dan perilaku yang luhur.Muhammad juga terbukti mampu menjaga dan mengembangkan aset-aset bisnisnya.

Akan tetapi,bukan hal itu saja yang bisa dipelajari dari kisah ini.Setelah Nafisah memberi tahu hasil pendekatannya,Khadijah langsung mengundang Muhammad kekediamannya.Disana,dengan berani,Khadijah mengungkapkan secara langsung pinangannya.Hal itu menunjukkan rasa percaya diri yang tinggi sekaligus keberanian menyampaikan aspirasi tanpa perantara.

Perhatikan ucapan Khadijah kepada Muhammad berikut ini:
"Wahai anak pamanku,aku berhasrat untuk menikah denganmu atas dasar kekerabatan,kedudukanmu yang mulia,akhlakmu yang baik,integritas moralmu,dan kejujuran perkataanmu."

Muhammad menerimanya.Hari pernikahan yang ditunggu-tunggu itupun datang.Muhammad didampingi oleh bani Hasyim yang dipimpin oleh Abu Thalib dan Hamzah.Hadir juga bersamanya bani Mudhar,sedangkan Khadijah didampingi oleh bani Asad yang dipimpin oleh Amr ibnu Asad.

Pernikahan itu sendiri dilaksanakan setelah 2 bulan 15 hari setelah Muhammad datang dari Syam.Mahar yang diberikan kepada Khadijah adalah 20 ekor unta.Usia Muhammad saat itu adalah 25 tahun,sedangkan Khadijah berusia 40 tahun.

Usia Khadijah Ketika Menikah

Ada beberapa pendapat dikalangan para ahli sejarah mengenai usia Khadijah ketika beliau menikah dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Yang masyhur diantaranya yaitu pendapat yang mengatakan beliau menikah pada usia 40 tahun dan pendapat yang mengatakan beliau menikah pada usia 28 tahun.
Pendapat yang menyatakan 40 tahun, berdasarkan riwayat yang dikeluarkan Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqah:
أخبرنا محمد بن عمر، أخبرنا المنذر بن عبد الله الحزامي، عن موسى بن عقبة عن أبي حبيبة، مولى الزبير قال: سمعت حكيم بن حزام يقول: تزوج رسول الله صلى الله عليه وسلم خديجة وهي ابنة أربعين سنة، ورسول الله صلى الله عليه وسلم ابن خمس وعشرين سنة
“Muhammad bin Umar (Al Waqidi) menuturkan kepadaku, Al Mundzir bin Abdillah Al Hizami menuturkan kepadaku, dari Musa bin ‘Uqbah, dari Abu Habibah maula Az Zubair, ia berkata: aku mendengar Hakim bin Hizam mengatakan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menikah dengan Khadijah ketika Khadijah berusia 40 tahun sedangkan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berusia 25 tahun”.
riwayat ini lemah karena Muhammad bin Umar (Al Waqidi) statusnya matruk.
Pendapat yang menyatakan 28 tahun, berdasarkan riwayat yang dikeluarkan Ibnu Sa’ad dalam Ath Thabaqah:
أخبرنا هشام بن محمد بن السائب، عن أبيه، عن أبي صالح عن ابن عباس قال: كانت خديجة يوم تزوجها رسول الله صلى الله عليه وسلم ابنة ثمان وعشرين سنة
“Hisyam bin Muhammad bin As Sa-ib menuturkan kepadaku, dari ayahnyam dari Abu Shilah dari Ibnu ‘Abbas ia berkata: Khadijah berusia 28 tahun ketika Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam menikahinya”.
riwayat ini juga lemah karena Hisyam bin Muhammad bin As Sa-ib statusnya matruk.
dan para ulama mengatakan bahwa tidak ada riwayat yang shahih yang mengabarkan dengan jelas tentang usia Khadijah ketika beliau menikah dengan Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam [1]. Namun Syaikh Shafiyurrahman Al Mubarakfuri merajihkan pendapat yang menyatakan 40 tahun, wallahu’alam.

Keutamaan Khadijah Radhiallahu’anha

Diantara keutamaan beliau adalah semua putra-putri Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam berasal dari rahim Khadijah, kecuali Ibrahim. Mereka adalah:
  1. Al Qasim (nama kun-yah Rasulullah, yaitu Abul Qasim, menggunakan nama beliau)
  2. Zainab
  3. Ruqayyah
  4. Ummu Kultsum
  5. Fathimah
  6. Abdullah (laqb-nya / julukan beliau adalah ath thayyib dan ath thahir)
semua putra Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam wafat ketika masih anak-anak. Sedangkan semua putri beliau semuanya hidup di masa penyebaran Islam, semuanya memeluk Islam, dan semuanya ikut berhijrah. Namun semuanya wafat ketika Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam masih hidup, kecuali Fathimah, yang wafat 6 bulan setelah beliau wafat.
Keutamaan Khadijah yang lain adalah bahwa beliau merupakan wanita pertama yang dinikahi Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam. Rasulullah tidak menikahi wanita lain sampai Khadijah wafat.
Khadijah radhiallahu’anha juga merupakan wanita paling mulia di zamannya secara mutlak. Rasulullah Shalallahu’alaihi Wasallam bersabda:
خَيْرُ نِسَائِهَا مَرْيَمُ ابْنَةُ عِمْرَانَ وَخَيْرُ نِسَائِهَا خَدِيجَةُ
Wanita terbaik ialah Maryam putri Imran dan Khadijah” (HR Al Bukhari 3432, Muslim 2430).
Khadijah radhiallahu’anha merupakan wanita yang paling dicintai oleh Rasulullah setelah ‘Aisyah radhiallahu’anha. Bahkan besarnya cinta Rasulullah kepada Khadijah sering kali membuat Aisyah cemburu, beliau berkata:
ما غرتُ على نساءِ النبيِّ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إلا على خديجةَ . وإني لم أُدركها . قالت : وكان رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ إذا ذبح الشاةَ فيقول ” أرسلوا بها إلى أصدقاءِ خديجةَ ” قالت ، فأغضبتُه يومًا فقلتُ : خديجةُ ؟ فقال رسولُ اللهِ صلَّى اللهُ عليهِ وسلَّمَ ” إني قد رُزِقْتُ حُبَّها “
“Aku tidak pernah merasa cemburu terhadap istri-istri Nabi melebihi kecemburuanku terhadap Khadijah. Padahal aku belum pernah berjumpa dengannya. Biasanya ketika beliau menyembelih kambing, beliau memerintakan: “bagikanlah daging kambing ini kepada teman-teman Khadijah“. Suatu hari, kecemburuanku membuat beliau marah. Kataku, “Khadijah?” beliau lalu mengatakan, “Aku dikaruniai rasa cintah kepadanya” (HR Al Bukhari 3818, Muslim 2435).

Khutbah Abu Thalib Ketika Melamar Khadijah Untuk Rasulullah

Abu Thalib mengatakan:
الحمد لله الذي جعلنا من زرع إبراهيم، وذرية إسماعيل، وضئضيء معدّ، وعنصر مضر، وجعلنا حضنة بيته، وسوّاس حرمه، وجعله لنا بيتا محجوجا، وحرما آمنا، وجعلنا حكام الناس. ثم إن ابن أخي هذا محمد بن عبد الله لا يوزن به رجل من قريش إلا رجح عليه برا، وفضلا، وكرما، وعقلا، ومجدا، ونبلا، وإن كان في المال قلّ، فإن المال ظل زائل، وأمر حائل، وعارية مسترجعة، وهو والله بعد هذا له نبأ عظيم، وخطر جليل! وله في خديجة بنت خويلد رغبة، ولها فيه مثل ذلك، وما أحببتم من الصداق فعليّ
Segala puji bagi Allah yang menjadikan kita sebagai keturunan Nabi Ismail, sebagai anak cucu Ma’ad, sebagai keturunan Mudhar, sebgai penjaga Baitullah, pengawal tanah Haram-Nya, yang tanah ini menjadi tempat ibadah haji, yang suci dan aman, dan menjadikan kita hakim bagi manusia. Ini anak saudaraku, Muhammad bin Abdillah, jika ditimbang dengan laki-laki manapun juga, maka ia lebih berat dari mereka semua kebaikannya, keutamaannya, kemuliaannya, akalnya, kedermawanannya, dan kebijaksaannya.Meskipun hartanya sedikit, namun harta itu adalah bayang-bayang yang akan hilang dan sesuatu yang cepat perginya serta merupakan pinjaman yang akan dikembalikan. Dia ini, demi Allah, telah ada kabar baik tentangnya dan ia memiliki kedudukan yang mulia di tengah masyarakat. Ia menyukai Khadijah binti Khuwailid, begitu juga sebaliknya. Dan mahar apa yang kalian sukai, saya yang akan menanggungnya.[2]

Referensi:
  • Rahiqul Makhtum, Syaikh Shafiyurahman Al Mubarakfuri, hal 13-15, Asy Syamilah
  • Shahih Sirah Nabawiyah, Syaikh Al Albani, hal 38
  • Islamweb.Net

Catatan Kaki
[1] http://fatwa.islamweb.net/fatwa/index.php?page=showfatwa&Option=FatwaId&Id=209137
[2] Rahiqul Makhtum (hal. 15)