Senin, 23 November 2009

Guru Besar yang cerdas dan sederhana

Prof Dr HM Roem Rowi, MA (01)
(beliau adalah salah satu dosen penulis di pasca sarjana iain sunan ampel surabaya)

Doktor Ilmu Tafsir, ini seorang berkepribadian ulet, tidak kenal menyerah. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Timur (2000-2005) ini seorang penyelami rahasia Al-Qur’an terkemuka di Indonesia. Guru Besar Ilmu Al-Quran Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya, ini tak pernah berhenti menyelami rahasia Ilahi dan mengkaji sistematika Allah dalam Al-Qur’an.

Prof Dr HM Roem Rowi, MA, putera bangsa kelahiran Ponorogo, 3 Oktober 1947, yang tanpa terasa menitikkan air mata tatkala berkesempatan masuk Ka’bah, itu sebagai
seorang muslim, menjalani kehidupan dengan bersahaja di bawah ridho ilahi. Segala aktivitasnya diserahkan dan dipertanggungjawabkan kepada kehendak Allah.

Selain sebagai guru besar di Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya, Roem Rowi juga aktif mengajar di berbagai perguruan tinggi, di antaranya dosen Pascasarjana Unair, Undar, Ikaha, IAIN Sunan Kalijaga dan UMY.

Pengabdiannya juga tidak terbatas hanya pada lingkungan pendidikan tinggi. Dia juga aktif di berbagai kegiatan keagamaan. Tahun 1998-2000, Roem pernah menjabat Plt. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jatim. Kemudian dia menjabat Ketua MUI Jawa Timur (2000-2005).

Saat ini, alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo (1967), IAIN Ciputat, Jakarta (1967), S1 Universitas Islam Madinah (1971) dan S2 Universitas Al-Azhar Cairo (1973), ini aktif sebagai Anggota Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat.

Direktur Imarah Masjid Agung Al-Akbar, Surabaya, ini pernah menjabat Ketua Dewan Hakim MTQ Jawa Timur dan Nasional. Bahkan tahun 1992 dan 2002, dia terpilih sebagai Anggota Dewan Hakim MTQ Internasional di Mekkah. Kemudian menjabat Ketua Dewan Hakim MTQ Internasional di Jakarta (2003).

Anggota Dewan Pakar ICMI Korwil Jatim, ini juga mengabdikan diri sebagai Ketua Dewan Syari’ah Lembaga Manajemen Infaq Jawa Timur. Dia juga aktif sebagai Ketua Dewan Syari’ah BPRS Amanah Sejahtera Cerme Gresik. Anggota Dewan Syariah BPRS Bakti Makmur Indah Krian Sidoarjo.

Juga aktif sebagai pembimbing dan konsultan agama PT Linda Jaya Tours dan Travel Surabaya, Pembina KBIH Multazam Surabaya, Anggota Pembina Kerohanian Islam pada PT Telkom Divre V Jatim, PT lndosat Divre Indonesia Timur, Surabaya, Dai/Miballigh dan Penyuluh Utama Kanwil Depag Jawa Timur, dan Pembina Tafsir Kafilah Jatim dan Indonesia untuk MTQ Nasional maupun Internasional.

Doktor lulusan Universitas Al-Azhar Cairo (1989), ini juga mengabdikan diri sebagai Promotor dan Co Promotor 2 Disertasi di IAIN Sunan Kalijaga, serta Penguji Ujian Tertutup dan Promosi Terbuka Dissertasi di IAIN Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga.

Dengan pengabdiannya sebagai dosen di IAIN Sunan Ampel, Surabaya sejak 1977, pada hari Sabtu, 20 Agustus 2005, Roem Rowi dikukuhkan sebagai Guru Besar (Profesor) Ilmu Al-Qur’an Program Pascasarjana. Ketika itu, dia menyampaikan orasi ilmiah berjudul: “Menimbang Kembali Signifikasi Asbab an-Nuzul dalam Pemahaman Al-Qur’an.”

Dia mencoba melakukan kajian singkat sejauh mana signifikasi (posisi dan fungsi) Asbab al-Nuzul dalam pemahaman Al-Qur’an. Dijelaskannya, Dalam kitab-kitab ‘Ulum al-Qur’an atau ‘Ulum al-Tafsir, baik yng klasik ataupun yang kontemporer, hampir semua ulama sepakat tentang pentingnya memelajari dan mengetahui Asbab an-Nuzul dalam rangka memahami atau menafsirkan al-Qur’an.

Hal ini, katanya, karena begitu besar dan banyaknya manfaat Asbab al¬-Nuzul untuk mengantarkan seseorang pada penafsiran yang benar terhadap kandungan ayat-ayat al-Qur’an.

Menurutnya, dari hasil penghitungan terhadap jumlah ayat-ayat yang mempunyai asbab al-nuzul serta jumlah hadith-hadithnya pada kitab Asbab al-Nuzul karya al-Wahidi, Lubab al-Nuqul Fi Asbab al-Nuzul karya al-Suyuti serta kitab al-Musnad al¬-Sahih Min Asbab al-Nuzul karya Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, maka diperoleh beberapa temuan sebagai berikut:

Pertama, tidak semua ayat mempunyai Asbab al-Nuzul. Dari 6234 ayat, yang mempunyai asbab al-nuzul hanya sebanyak 715 ayat / 11,46% (al-Wahidi), 711 ayat / 11,40% (al-Suyuti), dan 333 ayat 5,34 (Muqbil bin Hadi al-Wadi’i). Dengan demikian bisa dikatakan bahwa ayat-ayat yang mempunyai Asbab al-Nuzul sangat sedikit dibanding dengan jumlah ayat al-Qur’an secara keseluruhan.

Kedua, bahwa jumlah surat yang memiliki Asbab al¬-Nuzul menurut ketiga ulama tersebut cukup dominan. Dari 114 surat-surat al-Qur’an, maka jumlah surat yang ayat ayatnya mempunyai Asbab al-Nuzul perinciannya adalah sebanyak: 82 surat / 71,90% (al-Wahidi), 103 surat 90,35% (al-Suyuti), dan 55 surat 48,24% (Muqbil bin Hadi).

Meskipun dari jumlah surat al-Qur’an lebih dari separoh yang mempunyai Asbab al-Nuzul, bahkan bagi al-Suyuti hampir semuanya, namun tetap tidak signifikan karena yang menjadi ukuran adalah jumlah ayat yang mempunyai Asbab al-Nuzul. Padahal jumlah ayat Al-Qur’an yang mempunyai Asbab al-Nuzul, hanya sedikit saja dibanding jumlah ayat Al-Qur’an secara keseluruhan.

“Apalagi jika yang dilakukan seleksi ketat untuk mengambil riwayat¬-riwayat yang terpercaya saja seperti yang dilakukan Shaikh Muqbil bin Hadi al-Wadi’i, di mana hanya tinggal 333 ayat,” kata mantan guru Madrasah Aliyah Yayasan Masjid Mujahidin, Surabaya, ini.

Setelah menyelesaikan studi S2 Universitas Al-Azhar Cairo (1973), Roem telah mengabdi dalam profesi guru. Dia menjadi tenaga pengajar di Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya sekaligus menjabat Ketua Biro Skripsi Fakultas Adab (1977-1989). Dia juga pernah menjabat Assisten Direktur Lembaga Bahasa IAIN Sunan Ampel, Surabaya Bidang Bahasa Arab (1979-1987).

Sejak 1989 dia pun mengajar di Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Lalu menjabat Ketua Jurusan Tafsir Hadith Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1990-1994). Kemudian sempat bertugas sebagai Plt. Ketua Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1994-1997), sebelum menjabat sebagai Assisten Direktur II Program Pascasarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1997-2005). Sejak 1977, dia juga aktif sebagai dosen Pascasarjana Unair, Undar, Ikaha, IAIN Sunan Kalijaga dan UMY.

Sebagai ahli tafsir, Roem Rowi juga telah menilis berbagai karya ilmiah. Di antaranya: (1) M. Abdul Wahab dan Gerakan Tajdidnya; (2) Surat Yasin, Tafsir, Rahasiadan Hikmahnya; (3) Hamka Dalam Karya Monumental Tafsir Al-Azhar; (4) Al-Qur’an, Manusia, dan Moralitas (Ceramah Nuzul Al-Qur’an oleh Negara di Masjid Istiqlal 1997); (5) Spektrum Al-Qur’an; (6) Sejarah Sosial Rukun Islam; (7) Menafsir Ulum Al-Qur’an; (8) Ragam Tafsir Al-Qur’an; dan (9) Beberapa Artikel dalam beberapa jurnal terakreditasi.

Raih Doktor, Tercepat Setelah Hampir DO
Dia menimba banyak pengalaman dalam perjuangannya yang sangat panjang dan melelahkan, ketika studi, yang akhirnya membuahkan gelar doktor pada program ilmu tafsir Al Qur’an di Universitas Al Azhar, Kairo, Mesir.

Setiap kali usulan program doktornya ditolak, Roem tak pernah surut untuk mengusulkannya kembali. Baginya tak ada kata menyerah. Dia berjuang sepuluh tahun agar bisa mengikuti program doktor jurusan tafsir Al-Qur’an. Sebenarnya tidak perlu menunggu sampai 11 tahun jika Roem tidak segera kembali ke Jawa Timur setelah meraih gelar S-2 di Kairo, tahun 1974. Namun berita “kepergian” ayahnya memaksanya tidak bisa menunggu setahun lagi di Kairo.

Roem dipanggil pihak Universitas Al Azhar untuk mengikuti program doktor, tahun 1975, tetapi dia sudah kembali ke Indonesia. Dia mengajar mata kuliah tafsir Al-Qur’an di IAIN Sunan Ampel, Surabaya. Bagi Roem sangat berat meninggalkan ibu dan banyak adiknya yang belum bisa mandiri setelah kepergian ayahnya. Roem memilih menyelamatkan adik-adiknya yang masih kecil, menunda obsesinya untuk menjadi doktor.

Semula Roem ingin melupakan sama sekali mimpinya menjadi doktor, memusatkan diri pada pekerjaannya sambil menulis. Ternyata, selama 10 tahun tak satu pun karya tulis yang dihasilkanya. Sebenarnya, dia melakukan kontak ke Kairo mulai tahun 1976, baru dijawab tahun 1986. Selama 10 tahun tidak ada hasil. Dia pun mengirim surat kepada seorang sahabat di sana. Sahabatnya itu bekerja di Kairo sembari mengikuti program S-3. Sudah 12 tahun berjalan, program doktornya tidak selesai juga.

Roem memutuskan untuk kembali ke Kairo tahun 1987. Tetapi dia tidak diberitahu bahwa batas waktu maksimum agar bisa masuk kembali ke program S-3 adalah 12 tahun. Sedangkan dia sudah 11 tahun meninggalkan bangku kuliah. Artinya, sisa waktunya tinggal setahun. Roem tidak kehabisan akal. Dia meminta perpanjangan batas waktu dengan alasan bahwa dia pulang dan menetap lama di Indonesia lantaran ayahnya meninggal dan mengurus adik-adiknya.

Tetapi alasan tersebut tidak bisa diterima. Satu-satunya alasan yang bisa diterima, kalau dia menderita sakit kronis. Karena itu dia harus ke dokter untuk memberikan keterangan tentang penyakit yang pernah diidapnya. Kebetulan, Roem punya teman yang kuliah di fakultas kedokteran. Temannya itu setuju memberikan Roem surat keterangan menderita penyakit stres (sakit jiwa).

Persoalannya belum selesai sampai di situ. Waktu itu, dia diharuskan kembali ke dokter jiwa. Soalnya dia grogi ketika ditanya, “kamu diberi obat oleh siapa?” Roem datang ke dokter jiwa, diberi obat dan rekomendasi sakit jiwa. Dengan demikian peluang Roem di perpanjang. “Jadi harus berpura-pura gila. Tetapi setelah diberi perpanjangan, saya ngebut,” kata Roem kepada Tim Wartawan Tokoh Indonesia di ruang kerjanya selaku Direktur Masjid Agung Al-Akbar Surabaya.

Sebelum merampungkan disertasinya, Roem terdampar tiga bulan, mempertahankan disertasinya. Persoalan pokok terletak pada promotornya, seorang profesor yang tuna netra. Sang promotor sulit sekali ditemui. Hanya mau ditemui di ruang kantor dosen. Ketika ke ruang dosen, Roem bertemu dengan promotornya, tetapi ketika memulai pembicaraan selalu dipotong oleh tamu. Demikian seterusnya. Kebiasaan orang Arab, bertamu lama sekali.

Roem minta izin ke rumahnya, malah dimarahi, tidak boleh. Keadaan seperti ini berjalan selama tiga bulan. Dia pun sadar, kalau begitu terus tidak akan berhasil. Akhirnya, Roem memberanikan diri datang ke rumahnya. Ketemu. Promotornya meminta Roem menyiapkan sekian pasal. Diuji dari pagi sampai jam sembilan malam, nonstop. Roem membacakan, dosennya mendengarkan sambil memberi petunjuk: “ini boleh, ini tidak boleh, harus begini, harus begitu.” Ketika Roem membaca sebuah pasal, dosennya masih ingat apa yang diujikannya dua tahun lalu. Padahal Roem sendiri sudah lupa.

Tepat dua tahun, Roem menyelesaikan program doktronya. Dia pun melapor ke Kedubes Indonesia di Kairo. Kepada seorang staf Kedubes, teman lamanya, Roem memberitahukan bahwa dia akan menerima promosi doktor. Temannya malah heran karena merasa Roem belum lama berada di Mesir, kok tiba-tiba sudah selesai. Padahal dia sendiri sudah sekian tahun tidak selesai juga. Dan tragisnya, sempat terancam di-DO (drop out).

Setelah melapor, Kedubes memberi respon positif, karena hanya Roem yang lulus tepat waktu, setelah sekian lama tidak ada lulusan doktor. Kata Roem, Al Azhar memang lain dari yang lain. Ijazah asli baru boleh diambil setelah dua tahun. Ini jadi masalah karena setelah selesai kuliah, dia harus kembali ke Indonesia. Dicoba dengan semua cara, ijazah aslinya tetap tidak boleh diambil. Kalau dikirim lewat pos, kadang-kadang tidak sampai, bahkan bisa hilang.

Akhirnya untuk orang asing dibolehkan juga. Setelah mengajukan permohonan dan berbagai alasan, permintaan Roem diproses. Uniknya, menurut Roem, proses itu harus melewati banyak meja. Di belakang ijazah, isinya puluhan paraf. Seperti mainan anak-anak, karena penuh dengan paraf. Setelah menunggu dua bulan, ijazah asli (S-3) Roem dikasih, ukurannya sekoper kecil, susah jika mau difotokopi. Setelah menerima ijazah doktor, Roem berencana segera kembali ke Indonesia.

Sebetulnya, izin belajar dari pemerintah tiga tahun, sehingga bagi Roem masih ada sisa setahun. Ada temannya yang mengajak mengajar di Brunai Darussalam. Tentu dengan imbalan yang cukup besar. Roem hampir tergiur, hampir mengiyakan, karena mengajar di sana cukup lima atau enam bulan, bisa memperoleh imbalan yang cukup besar.

Dia memikirkan tawaran itu dengan sangat serius, soalnya dia pegawai negeri. Jika dia mengambil tawaran tersebut, kemudian ketahuan dan ditulis di koran, akibatnya tidak karuan. Karena itu Roem memutuskan pulang langsung ke Indonesia. Namun di luar dugaannya, sekembalinya di IAIN Sunan Ampel, dia dipindahkan jadi Ketua Jurusan Fakultas Ushuluddin.

Tahun 1994, IAIN Sunan Ampel membuka program Pascasarjana (S-2), dan Roem ditarik ke situ. Dialah “sopir” (ketua) pertama program Pascasarjana IAIN. Roem menjabat sampai tahun 2005. Setelah masa jabatannya selesai, Roem tetap mengajar sebagai ahli tafsir Al-Qur’an.

Kesempatan Masuk Ka’bah
Salah satu pengalaman hidup yang amat berkesan baginya adalah kesempatan tak terduga masuk ke Ka’bah. Kala itu, Roem terpilih masuk ke sebuah tim yang mewakili Asia Tenggara menjadi hakim MTQ Internasional di Mekah, tahun 1993. Indonesia bergiliran masing-masing setahun dengan Malaysia. Pengalaman yang tidak bisa dilupakannya, ketika diberi kesempatan masuk ke Ka’bah. Biasanya yang masuk ke situ hanya kepala negara, presiden dan tamunya raja.

Sebelumnya, dia sendiri dan anggota rombongan lainnya belum tahu akan masuk Ka’bah karena tidak diumumkan. Namun orang-orang Indonesia di Masjidil Haram rupanya sudah tahu. Begitu rombongan MTQ datang dan ditempatkan di satu tempat, mereka malah ngelinap masuk ke rombongan tersebut. Bertambah banyak, akhirnya polisi bingung, digeser ke sana bertambah banyak lagi.

Akhirnya rombongan juri MTQ Internasional itu dibawa masuk lewat Hijir Ismail. Ketika mau masuk, polisi meminta kartu sebagai hakim, peserta dan panitia, diperlihatkan. Yang tidak punya kartu, tentu tidak diperbolehkan masuk. Tetapi orang-orang Indonesia itu tidak kehabisan akal. Mereka meminjam kartu orang-orang yang baru keluar. Diberi, dan mereka masuk. “Itulah canggihnya orang Indonesia,” kata Roem.

Di dalam Ka’bah, Roem mengaku tidak melihat apa-apa, gelap. Yang ada hanya barang-barang peninggalan zaman Nabi Muhammad SAW, seperti, pedang emas peninggalan zaman kerajaan Islam, dan tiang penyanggah dari kayu yang usianya lebih dari 1000 tahun, sejak era sahabat Nabi.
“Ketika berada di dalam Ka’bah perasaan saya biasa saja. Tetapi karena kesempatan itu di luar dugaan saya, tanpa terasa saya menangis,” kata Roem.

Rahasia Al-Qur’an
Selama jadi dosen pascasarjana, Roem sekali waktu pernah menemukan sebuah pengalaman yang dianggapnya cukup aneh. Dalam kesempatan mengajar mata kuliah khusus, Roem berhadapan dengan sebuah pertanyaan aneh dari seorang mahasiswa program pascasarjananya. Si mahasiswa merasa semakin yakin bahwa Al-Qur’an bukan lagi kitab suci. Alasannya: Pertama, Al Qu’ran tidak sistematis; Kedua, banyak sekali pengulangan, misalnya tentang Nabi Adam dan iblis di Surat Al Baqarah.

Roem menjawab dengan sebuah pertanyaan: “Apakah Anda sudah sarapan?”

Mahasiswa itu tersentak kaget. Apa hubungan antara sistematika Al Qur’an dengan sarapan pagi? Tetapi dia menjawab, “Sudah Pak.”

Kata Roem selanjutnya, baiklah kalau sudah sarapan, mulai hari ini dan seterusnya, jangan mengulang lagi sarapan Anda.
“Lho kenapa Pak?” tanya sang mahasiswa.

“Anda kan tidak setuju dengan pengulangan Al-Qur’an,” kata Roem. Lantas Roem meneruskan argumentasinya: “Anda bilang Al-Qur’an itu tidak sistematis. Sistematis itu artinya mengikuti salah satu sistem. Kalau menurut Anda sistematik itu adalah bab satu, dua, tiga dan seterusnya, kesimpulan, saran-saran, dan daftar pustaka. Kalau sistematisnya Al-Quran harus begitu, berarti Anda meminta Allah SWT belajar sama kamu.”

Kata Roem, sistematika Al-Quran seperti adanya sekarang. Surat Al-Fatihah, miniatur-nya Al-Qur’an. Fondasinya, Surat Al-Baqarah, paling panjang. Semakin ke atas semakin kecil, seperti bentuk piramid. Kosa kata dalam dasar itu mudah dipahami. Surat Al-Baqarah, artinya surat tentang seekor sapi.

Semakin ke atas, semakin sulit menangkap maknanya, misalnya, Surat Al-Kausar (inna aktoina kal kausar). Al kausar itu apa? Artinya, nikmat yang banyak. Tetapi apakah hanya itu? Perlu tafsiran yang lebih panjang.

Menurut Roem, Al-Qur’an itu dimulai dari yang mudah. Puncaknya kecil, tetapi penafsirannya lebih sulit. Memang ada rahasia Ilahi di sini. Ternyata, setelah dia teliti di dalam Al-Baqarah, terdapat 80 persen dari seluruh kosa kata Al-Qur’an. Jadi, setiap muslim yang sudah menguasai Al-Bagarah, maka 80 persen kosa kata Al-Qur’an sudah dia fahami. Sehingga surat yang lain mudah dipahami, karena kuncinya sudah ada di tangan. Dan yang lebih mengejutkan lagi, juz pertama terdiri dari 3316 kosa kata. Dalam juz pertama 70 persen terdapat kosa kata Al-Quran. Juz pertama tadi bisa difahami dalam tempo 40 jam. Kalau juz pertama bisa difahami dalam 40 jam, maka juz kedua dapat difahami dalam 20 jam.

Bisa difahami lebih singkat, kenapa? Jawabnya, karena kuncinya sudah dikuasai. “Itulah sistematika Al-Quran. Kalau ada orang mengatakan Al-quran itu tidak sistematis, itu tidak benar. Allah punya sistem lain, sehingga Allah tidak perlu belajar sama Anda,” kata Roem. ►mti/crs/syahbuddin hamzah

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)

Prof Dr HM Roem Rowi, MA (03)
Tukang Cuci Piring di Belanda

Roem Rowi acapkali bernasib mujur. Tidak lama setelah tamat dari Universitas Islam Madinah, dia memperoleh beasiswa di Universitas Al-Azhar, Mesir. Beasiswa itu didapat dari Ketua MPRS AH Nasution yang menunaikan ibadah haji, kemudian melakukan lawatan ke beberapa negara di Timur Tengah. Namun untuk menambah biaya kuliahnya, Roem melanglang ke Belanda, jadi pekerja kasar.

Selesai kuliah selama empat tahun di Universitas Islam
Madinah, Roem memperoleh gelar strata satu (S-1).
Sedangkan di Indonesia saat itu hanya dikenal gelar sarjana muda (BA) dan doktorandus (Drs). Gekar BA diraih tiga tahun, dan sarjana lengkap lima tahun. Jadi ada kesenjangan masing-masing setahun.

Sepulang ke Indonesia, Roem mengalami kerepotan dengan titelnya lantaran kesenjangan tersebut, disamakan dengan BA lebih setahun, mau disamakan dengan Drs, kurang setahun.
Tahun 1970-an, di Indonesia tidak ada gelar S-1 empat tahun, yang ada hanya sarjana lengkap lima tahun, dan sarjana muda tiga tahun. Awalnya S-1 disamakan dengan sarjana lengkap, terakhir malah disiapkan sebagai sarjana muda. Kemudian, saat itu AH Nasution (Pak Nas), setelah menunaikan ibadah haji, melakukan lawatan keliling ke Kuwait, Bagdad, Syria dan Mesir. Pada setiap negara yang dikunjunginya dia ditawari beasiswa untuk para mahasiswa Indonesia. Semua ditampung oleh Pak Nas.

Roem dan teman-temannya yang baru menyelesaikan kuliah di Madinah mendapat tawaran beasiswa tersebut dari Nasution. Mereka ditawari untuk melanjutkan ke Al-Azhar, Mesir. Saat itu mereka ketemu Pak Nas di Makkah, Saudi Arabia. Mereka pun akhirnya pindah ke Mesir melalui Malaysia untuk menempuh program S-2 di Universitas Al Azhar. Sebelumnya, mereka ragu juga, karena sudah mengirimkan permohonan ke Emirat Arab untuk mengajukan beasiswa dari Liga Dunia Islam.

“Ternyata, pucuk dicinta ulam tiba. Kami mendapat fasilitas Asean untuk ke Mesir,” kata Prof. Roem Rowi kepada Tim Wartawan Tokoh Indonesia.

Di Mesir, pengurusan administrasi agak aneh, lambat sekali. Di sana visa menetap harus diperpanjang setiap tahun, sedangkan untuk memperpanjang visa prosesnya lama. Setiap kali datang ke imigrasi selalu dijawab besok alias bukroh. Besoknya datang ke situ belum selesai juga. Besok dan besok sampai enam bulan. Padahal visa tinggalnya hanya setahun. Namun, meskipun penerimaan belum resmi sudah boleh ikut kuliah. Hanya masalahnya, beasiswa belum cair bilamana belum diterima secara resmi.

Nama Roem Rowi turun (resmi jadi mahasiswa) saat ujian enam bulan kemudian. Beasiswanya otomatis dicairkan dan dirapel. Untungnya selama menunggu enam bulan, Roem masih punya tabungan. Di Mesir, musim panas empat bulan dan kuliah diliburkan. Daripada mengangur dan kepanasan di sana, Roem bersama teman-temannya berniat ke luar dari Mesir. Namun mereka tidak pulang ke Indonesia, karena tidak dikasih tiket pulang. Sedangkan sewaktu di Saudi, mereka diberi tiket pulang, tapi di Mesir tidak ada.

Bekerja Tanpa Gengsi
Karena tidak punya duit untuk pulang ke Indonesia, mereka mencoba pergi ke Belanda. Kebiasaan itu mereka lakukan pada setiap libur kuliah di musim panas. Di sana mereka tinggal empat bulan, kadang-kadang sampai lima bulan. Selesai ujian, mereka berangkat dari Juni sampai Oktober.

Sebab Oktober harus masuk kuliah lagi. Seringkali sampai November masih di Belanda, alasannya kerja. Mereka kerja sebagai buruh pabrik atau tukang cuci piring di restoran Indonesia dan di restoran Belanda. Pekerjaan mereka di restoran, memasukkan piring-piring kotor ke mesin pencuci.

Sebenarnya mereka bekerja secara tidak resmi, karena visa mereka visa turis. Tetapi waktu itu mereka mudah sekali mencari kerja. Cukup datang ke biro tenaga kerja, mendaftar, kemudian menunggu panggilan. Memang setiap mahasiswa di sana disarankan untuk bekerja setiap musim panas, saat libur kuliah.

Selama bekerja di Negeri Belanda, mereka tinggal di rumah-rumah kost milik pensiunan. Di sana para pensiunan menyewakan kamar-kamar rumah mereka. Pertama-tama mereka mondok di hostel, pondok remaja, karena murah sekali. Atau kadang-kadang mereka menginap dulu di rumah kenalan yang sudah lama menetap di sana. Mereka tinggal beberapa hari di situ sebelum mendapatkan tempat kost, yaitu rumah-rumah para pensiunan tadi.

Dari situ mereka mendapat pelajaran yang sangat berharga, yang sebenarnya sangat Islami. Roem pernah berkenalan dengan seorang mahasiswa Belanda. Orang tuanya menjabat sebagai kepala dinas PU Den Haag. Anehnya, dia mau kerja sebagai penyapu jalan, padahal orangtuanya pejabat. Roem bertanya, “apakah kamu tidak malu kerja seperti ini?” Jawabnya: “tidak, kami di Eropa, malu kalau tidak mau kerja atau tidak bekerja. Kerja apa pun kami mau.” Di sinilah Roem tersentak, sadar karena di Indonesia orang sangat menjaga gengsi. Di Belanda, semua orang hidup dari hasil keringat sendiri, tak perlu pertimbangan gengsi.

Padahal di Belanda mereka yang belum mendapatkan pekerjaan, selama menganggur, dijamin oleh pemerintah. Jaminan sosial diajukan ke Departemen Sosial, dikasih tunjangan 80 persen gaji terakhir. Di sana banyak orang Indonesia yang jadi sopir, salah satunya berasal dari Pandeglang. Dia malas bekerja, karena itu dia lebih senang mengajukan tunjangan sosial. Dia bermental Indonesia, mengajukan keterangan fiktif dan gaji terakhirnya di mark up. Akhirnya, dia dapat tunjangan sosial, 10 persen lebih besar dari gaji sopir yang bekerja. Kerja seminggu-dua minggu, dia berhenti, lantas minta tunjangan sosial. Begitu seterusnya.

Mentalitas Indonesia dan Eropah yang Islami
Satu lagi pengalaman lucu. Selama di Belanda, mereka bekerja setiap hari sampai sore, liburnya Sabtu dan Minggu. Mereka belanja ke pasar, cari bahan makanan yang enak dan murah, misalnya, jeroan, kulit ayam atau buntut ayam. Semua dijual murah di sana. Kenapa murah, karena di sana itu makanan anjing. Mereka membeli untuk jatah seminggu, masing-masing enam kilogram kulit, jeroan dan buntut ayam. Jatah ini untuk lima orang. Kalau kami beli banyak, penjaga toko selalu bertanya, “anjingmu berapa?”

Pengalaman lucu lainnya tentang mentalitas Indonesia, kalau naik kereta api ke kota, mahasiswa Indonesia di sana masih suka nembak. Mereka tidak pernah beli karcis. Kalaupun beli karcis dipakai berkali-kali. Biasanya, di atas kereta tidak ada yang mengontrol. Mereka bilang, “itulah gobloknya orang Jerman atau Belanda.” Kalaupun dikontrol, yang ditangkap hanya satu orang, karena keretanya nyambung, yang lain-lainnya lolos.

Karcis di sana distempel, hanya berlaku satu atau dua jam. Ada mahasiswa Indonesia yang bisa menghapus stempel karcis tersebut dengan rapih. Setelah stempel masa berlakunya dihapus, lalu distempel sendiri lagi, ditiru sampai persis sama. Dia bisa lakukan itu berulang-ulang, jadi tidak perlu beli karcis.

Roem punya kesimpulan bahwa prilaku seperti itu, dalam bahasa Jawa, pembawaan sejak lahir. Jadi itu sudah mendarah daging. Padahal dia lahir dan dibesarkan di Belanda, tapi mentalitasnya masih mental Indonesia. Sampai hari ini, kata Roem, banyak orang Indonesia yang bermental seperti itu, senang me-mark up anggaran, kerja tidak mau, hanya tandatangan di belakang meja. Kemudian masih menjaga gengsi memilih pekerjaan.

Padahal menurut ajaran Islam, Rasulullah pernah ditanya: “pekerjaan apa yang terbaik?” Jawab Rasulullah, “hidup dari hasil jerih keringatmu sendiri, itu yang paling mulia.”
Ternyata nilai Islami itu diterapkan di Eropa. Makanya ada yang berkesimpulan; ajaran Islam diterapkan di seluruh Eropa, meskipun manusianya tidak beragama Islam. Sistemnya dipraktikkan, agamanya tidak. Di sini agamanya dianut, tapi sistemnya tidak dipraktikkan. Karena itu, menurut Roem, kalau mau melihat contoh ajaran Islam, datang saja ke Eropa. Di Eropa, anjing saja tidak mau menyebrang kalau lampu lalulintas sedang merah. “Ini suatu nilai yang sangat baik,” kata Roem.

Di Eropa, sebelum jadi mahasiswa, harus pernah bekerja. Biasanya setiap calon mahasiswa dicarikan pekerjaan kasar yang sangat berat. Ini positif bagi pendidikan mental. Selama jadi mahasiswa setiap orang merasakan penderitaan rakyat, bagaimana beratnya mengais rezeki, bekerja memeras keringat.

Pada saat menjadi pemimpin, dia bisa merasakan penderitaan rakyat, sehingga orientasinya menyejahterakan rakyat, bukan hanya perutnya sendiri. “Sedangkan di Indonesia tidak, kesalahan kita di situ,” kata Roem. ►mti/crs/sh

*** TokohIndonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia)


Nama:
PROF DR HM ROEM ROWI, MA
Lahir:
Ponorogo, 3 Oktober 1947
Agama:
Islam
Jabatan:
Guru Besar Ilmu Al-Quran Program Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya
Isteri:
Nurul Fatimah
Anak:
1. Andrie Anis Rahman, 12-05-1981
2. Denny Wahyudi, 08-03-1983
3. Ahmad Fanny Robbany, 29-11-1986
4. Ahmad Robby Tawabbi, 29-11-1986
5. M. Aly Fikry, 26-11-1991

Riwayat Pendidikan:
1. Sekolah Rakyat Panjeng Jenangan, Ponorogo (1960)
2. Madrasah Diniyah Panjeng Jenangan, Ponorogo (1960)
3. Pondok Modern Gontor Ponorogo (1967)
4. IAIN Ciputat, Jakarta (1967)
5. Sl Universitas Islam Madinah (1971)
6. S2 Universitas Al-Azhar Cairo (1973)
7. S3 Universitas Al-Azhar Cairo (1989)

Riwayat Pekerjaan:
1. Guru Madrasah Aliyah Yayasan Masjid Mujahidin, Surabaya (1985)
2. Dosen Fakultas Adab IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1977-1989)
3. Ketua Biro Skripsi Fakultas Adab (1977-1989)
4. Assisten Direktur Lembaga Bahasa IAIN Sunan Ampel, Surabaya dan Bidang Bahsa Arab (1979-1987)
5. Dosen Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1989-sekarang)
6. Ketua Jurusan Tafsir Hadith Fakultas Ushuludin IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1990-1994)
7. Plt. Ketua Program Pasca Sarjana -IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1994-1997)
8. Assisten Direktur II Program Pasca Sarjana IAIN Sunan Ampel, Surabaya (1997-2005)
9. Dosen pasca Sarjana Unair, Undar, Ikaha, IAIN Sunan Kalijaga dan UMY (1997-sekarang)

Riwayat Pengabdian:
1. Ketua dan Pembina Yayasan Masjid Al-Wahyu, Surabaya (1989-sekarang)
2. Ketua Lembaga Pendidikan Islam Al-Hikmah (1997-2004)
3. Pembina Yayasan Pendidikan Islam Al-Hikmah (2004-sekarang)
4. Wakil Ketua LPTQ JawaTimur (s/d 2000)
5. Bidang Perhakiman LPTQ Jawa Timur (s/d sekarang)
6. Ketua Dewan Hakim MTQ Jawa Timur dan Nasional
7. Anggota Dewan Hakim MTQ Internasional di Mekkah (1992 dan 2002)
8. Ketua Dewan Hakim MTQ Internasional di Jakarta (2003)
9. PembinaYayasan Masjid Al-Fa1ah Surabaya (s/d sekarang)
10. Direktur Lembaga Pendidikan I1mu Al-Qur'an Surabaya (s/d sekarang)
11. Plt. Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia Jatim (1998-2000)
12. Ketua MUI Jawa Timur (2000-2005)
13. Anggota Dewan Penasehat Majelis Ulama Indonesia Pusat
14. Anggota Dewan Pakar ICMI Korwil Jatim (s/d sekarang)
15. Direktur Imarah Masjid Al-Akbar Surabaya (2000-sekarang)
16. Ketua Dewan Syari'ah BPRS Amanah Sejahtera Cerme Gresik (s/d sekarang)
17. Anggota Dewan Syariah BPRS Bakti Makmur Indah Krian Sidoarjo (s/d sekarang)
18. Pembimbing dan Konsu1tan Agama PT .Linda Jaya Tours dan Travel Surabaya
19. Pembina KBIH Multazam Surabaya
20. Anggota Pembina Kerohanian Islam pada PT Telkom Divre V Jatim, PT lndosat Divre Indonesia Timur, Surabaya
21. Dai/Miballigh dan Penyuluh Utama Kanwil Depag Jawa Timur
22. Pembina Tafsir Kafilah Jatim dan Indonesia untuk MTQ Nasional maupun Internasional
23. Promotor dan Co.Promotor 2 Disertasi di IAIN Sunan Kalijaga.
24. Penguji Ujian Tertutup dan Promosi Terbuka Dissertasi di IAIN Sunan Ampel dan Sunan Kalijaga
25. Ketua Dewan Syari'ah Lembaga Manajemen Infaq Jawa Timur

Karya Ilmiah:
1. M. Abdul Wahab dan Gerakan Tajdidnya
2. SuratYasin, Tafsir, Rahasiadan Hikmahnya
3. Hamka Dalam Karya Monumental Tafsir Al-Azhar
4. Al-Qur'an, Manusia, dan Moralitas (Ceramah Nuzul Al- Qur'an oleh Negara di Masjid Istiqlal 1997)
5. Spektrum Al-Qur'an
6. Sejarah Sosial Rukun Islam
7. Menafsir Ulum Al-Qur'an
8. Ragam Tafsir Al-Qur'an
9. Beberapa Artikel dalam beberapa jumal terakreditasi.

Senin, 12 Oktober 2009

Islam Moghul

KEMAHARAJAAN MUGHAL

Sekilas Wajah Peradaban Islam di India

Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, tidak memungkinkan islam menakhlukan seluruh daratan Asia, khususnya China dan Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah Mongol mampu meluluh-lantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah, islam masuk ke jiwa-jiwa pemberani tersebut. Walhasil, banyak pembesar kerajaan Mongol yang memeluk agama Islam.

Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan.

Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan , Balochistan , dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur , pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol .

Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.



Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jehan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka.

Pemerintahan

Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi , Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.

Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia ( Safawiyah) , Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.

Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.

Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M) , putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.

Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar, Shah Jahan (1627-1658 M) . masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb, Jahangir.

Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan. Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.

Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb , banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa setelahnya antara lain : Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.

Peradaban Kemaharajaan Mughal

Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya.

Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.

Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik.

Di bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal : benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.

Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang.

Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India.

Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal

Salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya.

Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh : Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.

Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik.

Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah wal jamaah.

Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasa warsa sebelumnya.Ia getol mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang menyeponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam. Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar slalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu.

Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah . Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan mulai melakukan penahlukan kerajaan Mughal pada 1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.

http://muhammad-musa-isa.com/?pg=articles&article=1163
Masa Kemunduran (1250 -1500 M) - Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan

Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.

Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.

Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.

Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.

Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.

Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.

Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.

Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.

Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.

Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.

Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.

Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.

Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .

Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .

Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.

http://www.vitanouva.net/index.php?topic=785.0%3Bwap2

Hulagu Khan

Hulagu Khan (juga dikenal dengan sebutan Hülegü, Hulegu and Halaku) (1217 – 8 February 1265) adalah Khan pertama dari dinasti Khan yang menguasai wilayah Persia.

Pada masa kekuasaannya dia berhasil menaklukan banyak wilayah di Asia barat daya atau yang sekarang lebih dikenal dengan Timur Tengah, dengan diikuti oleh kekejaman yang luar biasa pada setiap daerah yang ditaklukkannya termasuk penghancuran kota Baghdad yang pada saat itu terkenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahun dunia pada tahun 1258 yang diikuti oleh pembantaian besar-besaran penduduk yang tinggal disana.

Hulagu adalah anak dari Tulai dan Sorghaghtani Beki seorang wanita Nasrani. Dia termasuk cucu dari Jenghis Khan dan masih bersaudara dengan Arik Boke, Mongke dan Kublai Khan.
Daftar isi
[tampilkan]

* 1 Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim
* 2 Menuju Baghdad
* 3 Pertempuran Baghdad
* 4 Kekalahan Pasukan Hulagu
* 5 Kematian Hulagu Khan
* 6 Lihat Pula
* 7 Rujukan
* 8 Pranala Luar

[sunting] Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim

Pada tahun 1255, Hulagu dikirim oleh saudaranya Mongke, The Great Khan (1251-1258) untuk menaklukan wilayah yang dikuasai kaum muslimin di Timur Tengah, dan memerintahkan kepadanya agar tidak menghancurkan setiap daerah yang menyerah tetapi sebaliknya membumihanguskan setiap daerah yang memberikan perlawanan.

Hulagu merencanakan akan menaklukkan wilayah muslim Lurs (di daerah Iran), kemudian menumpas sekte Hashashin, menaklukkan kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria dan terakhir menundukkan kekhalifahan Mameluk di Mesir.

Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi mengapa Hulagu sangat bernafsu menaklukkan wilayah muslim dan kejam setiap kali dia berhasil menguasainya, yaitu : Ibu Hulagu, istri dan sahabat dekatnya, Kitbuqa termasuk kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam terhadap orang muslim. Juga para penasehatnya banyak yang berasal dari Persia yang memang berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka satu abad sebelumnya ketika persia ditaklukan oleh pasukan muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
[sunting] Menuju Baghdad

Hulagu memulai kampanyenya menuju wilayah Lurs dengan membawa pasukan yang mungkin terbesar yang pernah dikerahkan oleh Kekaisaran Mongol, dipimpin oleh jendralnya yang beragama Kristen, Kitbuqa. Dengan mudah dia dapat menghancurkan Lurs, dimana berita ini rupanya membuat ketakutan sekte Hashashin sehingga mereka menyerah begitu saja tanpa perlawanan padahal sebenarnya mereka mempunyai pertahanan di benteng Alamut yang sangat kuat dan sulit ditembus sebelumnya. Dengan ditaklukkannya dua wilayah ini semakin memuluskan langkah Hulagu menuju Baghdad.
[sunting] Pertempuran Baghdad

Tentara Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November 1257. Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar menyerah, tetapi khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu bahwa mereka akan menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang kekhalifahan yang dipimpinnya.

Banyak catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari khalifah karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk membumihanguskan Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu itu masih belum bisa untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara maupun memperkuat benteng disekitar Baghdad jadi intinya belum siap menghadapi serbuan bangsa Mongol.

Hulagu segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu Baghdad yaitu dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan muslim berhasil memukul mundur serbuan dari barat, tetapi mereka berhasil dikalahkan di pertempuran berikutnya. Serangan bangsa Mongol ini berhasil menyusup ke garis belakang pasukan muslim dan mereka tanpa ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.

Pada tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung dibawah pimpinan jendral China, Guo Khan. Pada tanggal 5 Pebruari, mereka berhasil menguasai benteng disekitar baghdad. Khalifah kemudian berusaha bernegosiasi dengan Hulagu tetapi ditolaknya. Akhirnya pada tanggal 10 Pebruari, Baghdad resmi menyerah.

Pasukan Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu merupakan minggu yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota Baghdad. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi dimana-mana. Bangsa Mongol menjarah dan menghancurkan Masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga banyak bangunan bersejarah. Perpustakaan kota Baghdad (saat itu Baghdad terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran dan astronomy dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke sungai Tigris, para saksi mata mengatakan sungai tigris berubah warnanya menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya luntur.

Khalifah Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih dijalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh dengan cara dibungkus dengan permadani dan diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol.

Sejarawan Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad mencapai beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang.

Setelah kehancuran ini, kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan dunia.
[sunting] Kekalahan Pasukan Hulagu

Pada Tahun 1259, Hulagu berhasil menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria tanpa pertumpahan darah dikarenakan mereka langsung menyerah. Fokus Hulagu tinggal ke Mesir untuk menaklukkan kekhalifahan Mameluk. Akan tetapi kabar kematian Mongke membuat Hulagu segera pulang kenegerinya dan menyerahkan komando pasukan sepenuhnya kepada Kitbuqa untuk menyerang kekhalifahan bani Mameluk di Mesir.

Akan tetapi khalifah bani Mameluk Qutuz segera mengirim pasukan keluar untuk menghadang dan akhirnya mereka bertemu di palestina. Terjadilah pertempuran Ain Jalut yang terkenal itu dimana Kitbuqa berhasil ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan muslim dan pasukannya dihancurkan secara meyakinkan. Peperangan ini dianggap sangat penting karena setelah itu bangsa Mongol secara bertahap mengalami kemunduran dan bahkan dipukul mundur dari Syria.

Pasukan Hulagu yang dikirim untuk membalas kekalahan dari bani Mameluk sebagian dihadang oleh pasukan Berke Khan, Khan yang menguasai wilayah Rusia dan Kaukasus yang sudah memeluk agama Islam dan bersekutu dengan bani Mameluk dalam menghadapi serbuan balasan ini. Terjadilah perang saudara, yang terkenal dengan sebutan perang Berke-Hulagu yang berakhir dengan kekalahan telak dari pasukan Hulagu. Sebagian pasukan Hulagu lainnya yang berhasil sampai di Syria bertempur dengan pasukan muslim dari bani Mameluk pimpinan Baibars dan berhasil dihancurkan juga.

Menurut sejarawan Rashid al-Din, pada saat kota Baghdad jatuh dan mendengar kekejaman Hulagu, sebenarnya Berke Khan sudah mengirim surat kritikan kepada Mongke atas kelakuan Hulagu tetapi dia tidak tahu bahwa Mongke sudah meninggal saat itu dalam perjalanan ke China. Banyak sejarawan mengatakan banyak jasa yang diberikan oleh Berke Khan sehingga menyelamatkan Timur Tengah dari pembalasan Hulagu.
[sunting] Kematian Hulagu Khan

Hulagu Khan meninggal pada tahun 1265 dan dimakamkan di Pulau Kaboudi yang terletak di dalam Danau Urmia. Dia digantikan oleh anaknya, Abaqa yang tetap meneruskan peperangan dengan Berke.
[sunting] Lihat Pula

* Perang Berke-Hulagu

[sunting] Rujukan

* Boyle, J.A., (Editor). The Cambridge History of Iran: Volume 5, The Saljuq and Mongol Periods . Cambridge University Press; Reissue edition (January 1, 1968). ISBN 0-521-06936-X. Perhaps the best overview of the history of the il-khanate. Covers politics, economics, religion, culture and the arts and sciences. Also has a section on the Isma'ilis, Hulagu's nemesis.
* Encyclopedia Iranica has scholar-reviewed articles on a wide range of Persian subjects, including Hulagu.
* Morgan, David. The Mongols. Blackwell Publishers; Reprint edition, April 1990. ISBN 0-631-17563-6. Best for an overview of the wider context of medieval Mongol history and culture.

adapt from
http://id.wiki.detik.com/wiki/Hulagu_Khan

kekaisaran mongol

== Asal mula ==
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh [[Jenghis Khan]] pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua [[Eurasia]] yang dimulai dengan penaklukan [[dinasti Xia Barat]] di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok Utara]] dan [[Kerajaan Khawarezmi]] di [[Persia]]. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah [[Asia Tenggara]] ke [[Eropa tengah]]. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan [[Timur Tengah]] sekitar abad ke-13 dan 14.

Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; [[Dinasti Yuan]] (Tiongkok), [[Ilkhanate]] (Persia), [[Chagatai Khanate]] (Asia Tengah), dan [[Golden Horde]] (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.

Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.

Asal mula

Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Tiongkok Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.

Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.

Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
[sunting] Khan Agung Mongol (Dinasti Yuan)
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu

Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:

* 1206 Jenghis Khan; pendiri Kekaisaran Mongolia
* 1227 Ogadai Khan (Ogedei Khan); anak Jenghis Khan
* 1241 Toregene; bukan bermarga Borjigid, adalah istri Ogadai Khan yang memegang pemerintahan sebagai wali bagi anaknya, Guyuk Khan
* 1246 Guyuk Khan; anak Ogadai Khan
* 1251 Möngke Khan; anak Tolui Khan, saudara Ogadai Khan
* 1260 Kubilai Khan; saudara Mongke Khan, menguasai hampir sebagian besar wilayah Asia dan Eropa Timur
* 1294 Temur Oljeytu (Uljaytu)
* 1307 Qayshan Guluk
* 1311 Ayurparibhadra Buyantu
* 1320 Suddhipala Gege'en (Gegen)
* 1323 Yesun Temur
* 1328 Arigaba
* 1328 Jijaghatu Toq-Temur
* 1329 Qushila Qutuqtu
* 1332 Rinchendpal (Irinjipal)
* 1332-1370 Toghan Temur; adalah kaisar Dinasti Yuan terakhir

Para Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq (berarti Kota Para Khan), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat. Setelah Toghan Temur disingkirkan oleh kaisar Ming, maka pengaruh mereka di wilayah non-Tiongkok menjadi pupus sama sekali.

Khan-Khan Asia Tengah dan Asia Barat
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400

Sementara itu, para pemimpin wilayah atau kerajaan bawahan Khan-Khan Agung Mongol memerintah dengan cukup bebas, beberapa yang terkenal antara lain adalah:

* 1227-1241 Chagatai Khan; anak Jenghis Khan, yurt atau wilayah kekuasaannya meliputi Transoxania sampai Turkestan Timur, termasuk pula Gunung T'ien Shan
* 1226-1280 Orda Khan; anak Jochi, putra sulung Jenghis Khan dan pendiri White Horde Khanate
* 1227-1255 Batu Khan; saudara Orda Khan dan pendiri Blue Horde Khanate
* 1256-1265 Hulagu Khan; saudara Möngke Khan dan Kubilai Khan, serta penguasa Il-Khanate (Il-Khan berarti warga atau bawahan Khan Agung)
* Kadan Khan; salah seorang anak daripada Ogadai Khan
* Oghui, bukan bermarga khan

== Wilayah kekuasaan ==
===Wilayah kekuasaan Mongolia meliputi:===
# Seluruh Tiongkok (dinasti [[Xia Barat]], [[Dinasti Song|Song]], Jin, dan [[Dinasti Liao|Liao]]) dan Nanchao (Kerajaan Dali)
# [[Kerajaan Khawarezmi]] (bisa disebut juga wilayah Persia atau Iran-Irak-Azerbaijan sekarang ini)
# India bagian utara
# Beberapa negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, dll)
# Timur Tengah atau Asia Barat Daya (Mesir, Yaman, sebagian Turki, dll)
# Sebagian wilayah [[Rusia]]
# Asia Tengah (Afganistan, negara2 pecahan Soviet: Ukraina, Georgia, Belarusia, Moldavia, dll)
# Mongolia
# Beberapa negara di Eropa Timur atau Eropa Tengah (Bulgaria, Hungaria, dll)
# Asia Timur (Korea, Jepang)
# [[Yerusalem]] (Israel, Palestina)

===Wilayah yang pernah diserang tetapi mengalami kegagalan:===
[[Berkas:LocationMongolia.png|thumb|Mongolia sekarang ini]]
# Jepang, berhasil mengusir pasukan Mongolia tetapi akhirnya mengirimkan upeti sehingga Kaisar Mongol merasa puas, dan kemudian memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara
# Jawa (Indonesia), gagal akibat pengkhianatan dan diusir oleh raja [[Majapahit]], [[Raden Wijaya]]
# Negara-negara Eropa seperti Lithuania, Polandia, Austria, Moravia (Rep. Ceko timur), Dalmatia (Kroasia), Hungaria, dan pegunungan Carpathia. Pasukan Polandia, Hungaria dan Austria mengalami kekalahan besar tetapi wilayah mereka tidak jadi dikuasai karena pada saat itu Kaisar Mongolia (Ogadai Khan) meninggal sehingga pasukan Mongolia ditarik kembali ke Mongolia.
# Mesir, dinasti Mameluk berhasil mengusir dan menghancurkan tentara mongol pada masa pemerintahan [[Hulagu Khan]] bahkan mereka terus mendesak mongol hingga keluar dari [[Damaskus]], [[Syria]].

''Catatan'': Kekaisaran Mongolia juga pernah berencana menyerang negara Eropa Barat, seperti Perancis, Romawi dan negara-negara Eropa lainnya. Ahli-ahli sejarah menyatakan jika bukan karena kematian Ogadai Khan, maka kemungkinan seluruh Eropa akan dikuasai dan sejarah Eropa akan berubah.

Referensi

* C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties, University Press, Edinburgh 1980.
* L. Hambis, Le chapitre CVII du Yuan Che, les genealogies imperiales mongoles dans l'histoire chinois offiecielle de la dynastie mongole (Leiden 1945).
* F.W. Cleves, The Mongol names and terms in the History of the Nation of the Archers by Grigor of Akanc, Harvard Journal of Asiatic Studies, XII, (1949), 400-43.
* J.A. Boyle, On the titles given in Juvaini to certain Mongol princes, Harvard Journal of Asiatic Studies, XIX (1956), 146-54.

Sejarah Bangsa Mongol

Sejarah Bangsa Mongol

Bangsa mongol, bangsa nomaden dari daerah utara cina. Hidup berpindah2x dengan berternak dan terbagi dalam beberapa suku.

Nama mongol sendiri baru Exist setelah Temujin menyatukan seluruh suku2x itu dan diberikan gelar Genghis Khan di Khuriltai.

Genghis Khan ini memberikan seluruh penduduk mongol sebuah indentitas nasional dan bukan hanya suku2x saja, Jadi tidak ada lagi Keraits, Merkit,Onokist,Borjigin,dll. Semuanya jadi satu bangsa yang disebut mongol.

Sekarang setelah mongol jadi satu, lalu timbul masalah baru, yaitu Tujuan berbangsa dan bernegara. Dahulu setiap suku saling ingin menguasai suku lainnya sekarang setelah jadi satu lalu apa lagi yang harus mereka lakukan ?

Genghis Khan melihat bahwa semua barang2x yang mereka punya itu asalnya bukan dari monggol. Keramik dan sutra itu dari Cina, obat2xan itu dari korea dan kayu2x itu dari India. Jadi Genghis Khan berencana untuk merebut tempat2x itu.

Yg pertama dan yg terlemah dan yang terkaya serta yang terdekat tentu saja.......CINA.

Selama ini Dinasti Jin itu sering meng- Obok2x keadaan politik di monggol untuk memanfaatkan mereka untuk melemahkan daerah2x perbatasan negara lain yang menjadi musuh Jin. Diantaranya Xia, Liao dan Song.

Nah sekarang Genghis Khan secara terbalik memanfaatkan Jin untuk melemahkan sasarannya yaitu Dinasti Song yang menguasai Dataran Tengah yang subur di Cina. Sebelumnya Genghis Khan menguasai Xia dan merebut sebagian Liao.

Setelah Jin berhasil masuk ke Cina tengah, maka Genghis Khan menyerang Jin di Yajing (Bei Jing sekarang), Genghis Khan melakukan ini dengan Pretext membantu Jin mengalahkan Song yang sudah terdesak di Selatan. Tetapi Jin yang diserang dan tidak siap, apalagi setelah 100.000 pasukan mongol melintasi Great Wall maka merekapun tidak bertahan lama, dalam waktu 2 thn, Jin utara pun berhasil dikuasai.

Sebelum Genghis Khan melanjutkan ke selatan, terjadi pergolakan di Xia dan dia terpaksa harus kembali untuk memadamkan pemberontakan itu. Dia mengirimkan salah satu jendralnya yg terhebat, Subutai, hanya dengan 20.000 prajurit untuk mengatasi pemberontakan itu. Sementara Jebe dan Qubilai mengatasi pemberontakan dari salah seorang kepala suku monggol yang melarikan diri ke Asia tengah dan melancarkan serangan dari sana.

Jadi pada dasarnya saat ini Genghis Khan itu melancarkan 3 invasi sekaligus yaitu ke Cina, Asia tengah dan yang terjauh setelah megatasi daerah asia tengah adalah timur tengah.

Pada dasarnya kenapa Genghis Khan bisa semudah ini melewati semua negara.

Pada saat itu Timteng dan Eropa baru saja 'Selesai' perang salib jilid ke IV dan sedang letih2xnya.

Cina dibawah dinasti Song sedang bobrok2xnya dan jepang dari lautan terus mengancam korea dan Jin.

India sedang terjadi peralihan dari kekuasaan Buddha-Hindu di Selatan dengan kekuasaan Invading Muslim Sultanete dari utara.

Jadi pada dasarnya, tidak ada yang memperhatikan sebuah wilayah dengan suku2x kecil yang banyak di timur laut.

Karena frustasi tidak dapat melewati Xiang Yang yang dijaga oleh 'Persatuan Pendekar'. Genghis Khan mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah dan meninggalkan Muqali salah satu penasehatnya setelah Borchu untuk menjaga Cina utara dan membangun ibu kota mongol timur di Bei Jing yang waktu itu dinamakan Da Du.

Dalam menyerang Timteng, Genghis Khan membawa seluruh divisi pasukannya yang dipimpin oleh Joti, Jebe dan Touloi. Ketika ekspedisi ini dimulai, Genghis Khan sudah cukup tua dan menetapkan pewaris takhtanya adalah Ogodei.

Pada akhirnya Samarkand jatuh ketangan Mongol dan disanalah Ibukota Mongol Barat didirikan. Dengan begini maka seluruh Persia pada dasarnya telah masuk dalam kekuasaan monggol.

Dari arah ini, Genghis Khan membagi pasukannya menjadi 2 yg satu menyerang India yg dipimpin oleh dirinya sendiri, serta yang lainnya menyerang Rusia(Novogord) yg dipimpin oleh Subutai dan Jebe.

Nah ketika kembali ke Mongol, Genghis Khan melewati wilayah Kaukusian dan melintasi Himalaya dan konon disini dia mendengar cerita mengenai Shang Ri La dan mencarinya. Dia bertemu dengan seorang pendeta Tibet yang menanyakan apa yang paling di yakininya dalam hidup dan Genghis Khan menjawab Kekuatan. Sang Biksu tibet itu akhirnya berkata bahwa untuk masuk kedalam Shang Ri La maka seseorang harus membuktikan apa yang diyakininya benar. Nah, Walaupun Genghis Khan tidak menemukan Shang Ri La tetapi legenda ini jadi berkembang bahwa sebuah komunitas kecil disiapkan ditempat itu untuk mengundang para ahli beladari untuk bertarung dan yang terkuat akan melihat Shang Ri La. Well....thats the legend....

Dia kemudian kembali ke Mongol dan ketika dia akan mencoba menyerang cina lagi, dia dihadapkan pada pemberontakan di Xia dan terpaksa harus mengatasinya terlebih dahulu. Karena sudah letih dengan pemberontakan Xia (7 X memberontak dan 7 X diampuni, Mirip Cerita apa hayo ??? kekkeke http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/14.gif ) maka pada yang ke 8, seluruh keluarga kerajaan Xia di hukum mati.

2 thn setelah kejadian ini akhirnya Genghis Khan mangkat dan digantikan oleh pewarisnya takhtanya Ogodei. Tetapi sebelum itu terjadi ada perebutan kekuasaan dahulu antara Joti, Jagatai dan Ogodei serta Touloi. Tetapi Touloi ini tidak begitu berambisi, dia hanya menjaga tanah kelahirannya saja dan membiarkan kakak2xnya bertempur memperebutkan kekuasaan. Akhirnya para pemimpin suku2x mongol dan wakil2x wilayah jajahan mengangkat Ogodei sebagai Khan berikutnya mengantikan ayahnya.

Masa pemerintahan Ogodei relatif stabil, Prestasi Ogodei adalah menghancurkan seluruh Dinasti Jin tetapi sekali lagi seperti ayahnya, dia belum mampu menembus Xiang Yang untuk dapat menguasai Kerajaan Song Selatan.
Karena hal itu dia mengalihkan perhatiannya ke Korea dan menguasainya serta meng aneksasi seluruh Rusia sampai ke Perbatasan Hungaria (Waktu itu Ex-HRE). Dia juga menguasai sisa2x kerajaan Persia yang masih belum masuk dalam wilayah monggol dan terus menyerang sampai ke tepi barat hingga perbatasan Mediternia, laut hitam, laut crimean dan selat balkan.

Setelah masa Ogodei, kembali lagi ada perseteruan keluarga. Ada GoyuL, Guyuk dan Mongke yang memerintah dalam waktu sangat2x singkat dan tidak memiliki hasil apapun. Setelah mereka2x itu muncul satu nama yaitu Kubilai.

Kubilai Khan menjadi Khan terakhir dan medirikan Dinasti Baru yang bernama Yuan dengan ibu kota nya di Da Du (Bei Jing).

Untuk menghindari perebutan kekuasaan lagi maka seluruh kekaisaran dibagi menjadi 4 yg semuanya bertanggung jawab pada Great Khan. Kipchak Khan (Rusia+Eropa timur), Jagatai Khan (Asia tengah+india), Il-Khan (Persia and Middle East) dan Da Khan (Monggol+China). Dia juga merasa bahwa mongol itu tidak berbudaya dan sebagian besar penduduknya tidak bisa baca tulis dan hanya tahu berperang saja. Akhirnya dia meminta Hpag-Spa untuk membuat tulisan dan aksara bagi bangsa mongol. Dia juga kedatangan tamu dari eropa yaitu marcopolo yang diangkat menjadi gubernur Hebei. Juga Kubilai membangun istana Xanadu yg megah dan melegenda. Berisi Keindahan (Tananman, hewan, wanita dan Iptek) dari 4 penjuru dunia.

Hal pertama yang dilakukan oleh Kubilai ketika dia selesai mengatasi maslaah dalam negeri adalah menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan Kakek dan pamannya, yaitu merebut seluruh Cina dengan menguasai Song Selatan dan mengalahkan Kota Xiang Yang.

Perang Salib IV adalah "Perang Salib" yang paling singkat dan lucu dalam sejarah. Para Crusader gagal melakukan penaklukan yang berarti di daerah Timur Tengah, maka mereka merebut Konstantinopel, yang sebenarnya justru merupakan daerah yang mereka "lindungi" sebagai alasan Perang Salib itu sendiri.

Kenapa Mongol dengan mudah menguasai wilayah yang sangat luas? Penjelasannya cukup rumit. Pertama lawan mereka di Eropa, Novgorod, adalah konfederasi beberapa suku Rusia yang lemah. Mereka kalah dengan mudah karena baju perang dan perisai Eropa tidak dapat menang melawan composite bow orang Mongol yang menembus baju perang dan membunuh orang di dalamnya. Lagipula, baju perang paling mutakhir, yang sering disebut Ksatria Gothic, belum lahir pada masa itu (baru pada abad ke-16 mereka dibuat, dan popularitas mereka segera turun drastis karena bobot yang tinggi dan kelemahan mereka melawan senjata api). Taktik militer Mongol cukup simpel, kirimkan semua tahanan dan budak didepan pasukan utama, dan gunakan pemanah berkuda untuk melawan ksatria Eropa yang lamban dan mengandalkan charge. Mereka tidak dapat mengejar para pemanah, dan sering terjebak mengejar terlalu jauh sehingga dapat disergap dengan mudah. Taktik ini juga digunakan oleh Saladin untuk mengalahkan para ksatria Jerusalem ketika Raynald de Chatillon dan Raja Guy de Lusignan melanggar perjanjian damai. Senjata pengepungan mereka peroleh dari Turki, dimana kota-kota mereka seperti Bokhara, Samarkand, dan Khwarazm semuanya dibakar habis dan di bekas kota-kota tersebut didirikan tumpukan kepala manusia, terutama orang tua, wanita, dan anak-anak. Senjata pengepungan ini digunakan untuk melawan kota-kota Eropa yang semua bertembok tebal. Pasukan Genghis menaklukkan seluruh Rusia (kecuali beberapa kota di Kiev -sekarang Ukraina- dan Muscovy -sekarang Moscow-), menaklukkan Hungaria dan membakar Budapest, Carpathia, Volhynia, dan bahkan telah sampai ke gerbang Vienna.

Di wilayah Islam, Hulagu (salah satu anak Genghis) menaklukkan hampir seluruh bekas wilayah kerajaan Sassanid, merebut Damascus dan Baghdad (pusat dari dinasti-dinasti Muslim). Tak terhitung jumlah peninggalan sejarah yang mereka rusak dan hancurkan. Bahwa dunia Muslim selamat hanyalah karena Hulagu, seperti pasukan Genghis di Eropa, harus pulang karena Genghis meninggal. Cina adalah musuh terakhir Genghis, yang akhirnya ditaklukkan oleh cucunya, Kublai. Pada masa itu bangsa Mongol sudah jauh lebih beradab, dan Hangzhou hampir tidak dirusak ketika Hangzhou jatuh ke tangan Mongol.

Penaklukan Mongol meninggalkan bekas-bekas yang sangat mendalam di Eropa dan wilayah Muslim. Pada masa itu adalah lazim dalam doa-doa seluruh rakyat Eropa permohonan supaya orang Mongol tidak lagi masuk lebih jauh ke Eropa. Demikian pula yang terjadi dalam dunia Islam. Bahkan para Crusader bekerja sama dengan tentara Muslim untuk melawan Hulagu, tapi mereka kalah. Kebencian yang mendalam ini akhirnya dilampiaskan ketika pada gilirannya dinasti Mongol yang terbentang luas tidak dapat mempertahankan kekuasaannya. Di Eropa, Ivan the Terrible membentuk negara modern Rusia, yang akhirnya mengalahkan sisa-sisa Golden Horde (nama negara Mongol di sana) di Rusia dan memukul mereka mundur. Di Timur Tengah, dinasti Seljuk merebut kekuasaan dan pelan tapi pasti mengalahkan tentara Mongol di sana, kota demi kota. Di Cina, dinasti Yuan hanya berumur satu abad (CMIIW, kalau ngga satu dua deh). Kublai gagal menyerang Jepang dan Jawa. Zhu Di, kaisar pertama dinasti Ming, akhirnya mengalahkan tentara Mongol di Cina. Pada masanya jenderal besar terakhir Mongol, Timur Lang (di Eropa dikenal dengan nama Tamerlane) muncul, dan tampaknya sempat mendirikan kerajaan yang cukup luas lagi. Dia pernah sesumbar akan memberi makan kudanya di Basilika Santo Petrus, Roma, tapi dia mati dalam ekspedisinya melawan Zhu Di di Cina. Seperti nasib kerajaannya Alexander, kerajaannya pun bubar setelah Timur meninggal.

Setelah Timur Lang mati, Mongol tidak lagi timbul sebagai kerajaan besar. Dinasti Manchu di Cina menyatukan wilayah asli Mongol kedalam kerajaan besar mereka di Cina.

Side Note:

Zhu Di adalah kaisar Cina yang memerintahkan ekspedisi Zheng He (di Indonesia jauh lebih terkenal dengan nama Cheng Ho) ke seluruh dunia. Gavin Menzies, seorang sejarawan, menyatakan bahwa ekspedisi Zheng He ini adalah kali pertama seseorang mengelilingi seluruh dunia, hampir seabad sebelum Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Dia meninggalkan prasasti dan tanda-tanda di Amerika Selatan, Afrika, Indonesia, dan India. Sayangnya, setelah Zheng He pulang tahun 1473, tidak ada ekspedisi lain yang dilakukan. Pada tahun-tahun saat dia mengelilingi dunia, Istana Terlarang di Peking terbakar habis, dan banyak mandarin Cina menyatakan bahwa ini adalah karena kesombongan dan keserakahan Zhu Di hendak menguasai seluruh dunia. Setelah Zhu Di meninggal, semua pelabuhan besar di Cina ditutup total, dan semua kapal-kapal besar Cina dihancurkan. Perdagangan mereka dengan dunia Arab turun drastis, dimana sekarang kapal Arab boleh masuk tapi tidak ada junk Cina yang melayari lautan lagi. Ketakutan dan isolasionisme Cina ini berlangsung sampai dermaganya dibuka dengan paksa oleh negara-negara barat pada abad ke-19.

adapt from

http://www.indogamers.com/f261/sejarah_bangsa_mongol-45219/

== Asal mula == Kekaisaran Mongolia didirikan oleh [[Jenghis Khan]] pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering bers

MASA KEMAJUAN ISLAMI
(650-1000 M)

A. KHILAFAH RASYIDIN
Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yangakan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafatl beliau lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul dibalai kota Bani Sai’dah Madinah.
Mereka musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul) yang dalam perkembanga selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi mawaf untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat ituhabis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidakmau tunduk lagi kepada Madinah. Mereka menganggap, bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan,, Abu Bakar dapat menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Tampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan,khalifah juga melaksanakan hokum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanannya”, Umar ibn Khathab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasululllah (pengganti dari pengganti Rasullullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yangmenyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam(dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Di samping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperangtersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam dating ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium yang memerintah mereka.
7. Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.

B. Khalifah Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya utnuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yangbaru bagi tradisi Arab yang lebih menegakkan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus mejadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuaatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di irak dan wilayah bagian Timur lainya merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah muncunya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Al-Muthalib.gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.

C. Khilafah Bani Abbas
Kekuasaan dinasi Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasi Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Abdulllah ibn Al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M0 s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut Periode Pengaruh Persia Pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M0 disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M) masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.



BAB II
MASA KEMUNDURAN
(1250-1500 M)

A. Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara,, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan yangmelahirkan keturunan pemimpin bangsa mongol di kemudian hari.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar-kecil, seribu, dua ratus dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pernah ditaklukan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sulthan Khawarizm, Jalal Al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.

B. Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapeteka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk yang berarti Timur si Pincang.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda liar . Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan serta keberanian yang mengangkat dan menharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula. Setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Tughlug Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur menawaran kepadanya jabatan Gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu diterima. Akan tetapi setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M Tughluq Temur mengangkat putranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirnya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M0 keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu, saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abd Al-Latif (1449-1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id (1452-1469 M0. Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu(domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa’id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Koyunlu.

C. Dinasti Mamalik Di Mesir
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsa Mongol baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu berada di bawah kekuasaan dinasti Mamalik. Karena, negeri ini terhindar dari kehancuran maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relative terlihat dan beberapa di antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih dibawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu mungkin karena metode berpikir tradisional sudah tertanam sangat kuat sejak bekembangnya aliran teolofi ‘Asy’ariyah, filsafat mendapat kecaman sejak pemikiran Al-Ghazali mewarnai pemikiran mayoritas umat Islam dan yang lebih penting lagi adalah karena Bagdad dengan fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat peradaban Islam, hancur.
Ketika Al-Malik Al-Salih meninggan (1249 M) anaknya, Turansyah naik tahta sebagai Sultan. Golongan Mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan baybars berhasil membunuh Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintah, sesuai dengan kesepakatan golongan Mamalik. Kepemimpinan Syajaruh Al-Durr berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian kawin dengan seorang tokoh Mamalik bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya sambil berharap dapat terus berkuasa di belakang tabir. Akan tetapi segera setelah itu Aybah membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayyubiyah bernama Musa sebagai Sultan “syar’i” (formal) di samping dirinya yang bertindak sebagai penguasa sebenarnya. Namun, Musa akhinrya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari dinasti Ayyubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan dinasti Mamalik.
Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-banguan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, rumah sakit, museum perpustakaan, vila-vila, kubah dan menara masjid.
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat dan stabilitas Negara yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, dinasti Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya budak-budak dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji, yang untuk pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, solidaritas antarsesama militer menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan. Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguasa menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan perekonomian negate tidak stabil. Di samping, ditemukannyaTanjung Harapan oleh Eropa melalui Mesir menurun fungsinya. Kondisi ini perparah oleh datangnya kemarau panjang dan berjangkintya wabah penyakit.
Di pihak lain, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi Mamalik yaitu kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan Usmani dalam pertempuran menentukan di luar kota Kair tahun
1517 M. sejak itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani sebagai salah satu provinsinya.

adapt from
http://arsipmakalahkita.blogspot.com/2009/07/masa-kemajuan-islami.html

Serbuan Hulagu Khan

Serbuan Hulagu Khan

Baghdad 1258. Tepian sungai Tigris itu menampakkan pemandangan ganjil. Dari dataran sekelilingnya, kecemerlangan kota tampak jelas. Gedung-gedung megah bertaburan tertata secara rapi. Saat itu, hampir tidak ada kota di dunia segemerlap Baghdad. Namun ribuan tenda mendadak bermunculan di luar kota. Itulah tenda pemimpin Mongol, Hulagu Khan, beserta 200-an ribu pasukannya.

Sejarah mencatat, Khalifah Al-Mu'tashim dan para pembesar Kekhalifahan Abbasiyah dengan senang hati menemui Hulagu. Ia membawa berbagai macam hadiah. Hulagu menerima mereka dengan dingin. Ia memenggal kepala khalifah dan seluruh pengikutnya satu per satu. Hulagu kemudian memerintahkan pasukannya untuk meratakan Baghdad dengan tanah. Bukan hanya istana dan gedung-gedung kerajaan saja. Namun juga rumah penduduk, masjid, serta madrasah, universitas dan perpustakaan.

Kemegahan Baghdad habis tanpa bekas. Seluruh warga tewas dibantai, kecuali yang sempat lari menyelamatkan diri. Peristiwa ini merupakan salah satu penghancuran terbesar kebudayaan masyarakat Islam yang telah berkembang selama lebih 6 (enam) abad.

Hulagu tetap tinggal di tendanya. Ia sepenuhnya mewakili karakter masyarakatnya, bangsa Mongol, saat itu yang sangat sederhana namun brutal. Mulanya bangsa itu adalah kelompok-kelompok kecil pemburu dan penggembala di padang stepa di utara Cina hingga Siberia. Mereka mempercayai sebagai keturunan Alanja Khan yang mempunyai dua anak kembar, Tatar dan Mongol.

Adalah Yasugi Bahadur Khan yang diyakini sebagai pemersatu kelompok-kelompok Mongol. Setelah meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Temujin yang berusia 13 tahun. Pada 1206, Temujin mendapat gelar Jenghis Khan. Ia membangun pasukan laki-laki dan pertempuan dalam kelompok 10, 200, serta 1.000 orang yang masing-masing dipimpin oleh seorang komandan.

Dengan pasukannya itu, ia menaklukkan Cina dan menguasai sepenuhnya Asia Tengah. Kota-kota indah seperti Samarkand, Bukhara dihancurkan sama sekali. Penduduk dibantai habis-habisan. Sultan Ala Al-Din mencoba menghadang gerak pasukan itu di Bukhara. Ia tewas dalam pertempuran. Jalal Al-Din, anaknya, terpaksa lari ke India.

Jenghis Khan mewariskan semangat berpetualang dan kebrutalan itu pada anak cucunya. Keempat anaknya, Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli melanjutkan petualangan tersebut, menjarah wilayah-wilayah Islam. Salah seorang cucu Jenghis, kemudian malah membangun armada laut yang melakukan ekspedisi militer hingga wilayah Nusantara, sehingga melahirkan insiden Tarik - Jawa Timur, yang melahirkan kerajaan Majapahit.

Chagatai menguasai wikayah Ferghana hingga Azerbaijan. Saudaranya, Tuli menduduki Khurasan. Saat itu, kerajaan Islam terpecah belah dan tak mempunyai kekuatan berarti. Sangat mudah bagi pasukan Mongol -yang menghormat matahari terbit-untuk menaklukkan mereka. Sebelum meninggal pada 1256, Tuli sudah menguasai sebagian wilayah Irak. Hulagu tinggal melanjutkannya untuk menaklukkan Baghdad.

Damaskus, Yordania, Nablus dan Gaza dengan mudah dikuasai pasukan Hulagu. Mereka mengincar Mesir yang dikuasai kesultanan Mamluk. Panglima Kitbugha mengirim utusan ke Mesir yang meminta Sultan Qutuz menyerah. Utusan Qitbhuga malah dibunuh. Di 'Ain Jalut, Sultan Qutuz bersama panglima Baybars memimpin sendiri pasukannya bertempur melawan pasukan Hulagu. Untuk pertama kalinya, pasukan Mongol dapat ditaklukkan.

Kekuasaan Mongol dilanjutkan oleh anak cucu Hulagu, yang dikenal dengan sebutan dinasti Ilkhan. Abaga, anak Hulagu, memeluk Krtisten. Penggantinya, Ahmad Teguder (1282-1284) masuk Islam, namun dibunuh oleh Arghun, raja keempat yang bertindak kejam terhadap orang-orang Islam. Posisi umat Islam membaik di masa raja ke tujuh Ikhan, Mahmud Ghazan (1295-1304). Ia sempat menganut ajaran Budha sebelum beralih ke Islam.

Ghazan tertarik pada masalah peradaban. Ia membangun perguruan tinggi untuk mazhab Syafii serta Hanafi, observatorium, perpustakaan, bahkan juga padepokan atau semacam biara buat kaum sufi. Ia meninggal dalam usia 32 tahun, dan digantikan Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317), seorang penganut Syi'ah garis keras. Sultan terakhir dari Dinasti Ilkhan adalah Abu Sa'id (1317-1335). Kekuasaannya hancur setelah terjadi bencana kelaparan hebat akibat serangan badai dan hujan es. Kekuasaan pun terpecah belah, sampai kemudian dihancurkan oleh Timur Lenk, penakluk brutal lainnya yang juga keturunan Mongol.

Serbuan Jenghis Khan hingga Hulagu Khan benar-benar membuat masyarakat Islam harus membangun kehidupan baru dari tingkat yang paling dasar. Tidak ada lagi wujud peradaban yang tersisa dari wilayah Asia Tengah, Selatan hingga Timur Tengah. Syukurlah, Dinasti Mamluk mampu mempertahankan wiyah Mesir. Dari Mesirlah, kemudian peradaban Islam dibangun kembali.n

adapt from
http://zulfaqar.xtgem.com/files/Serbuan%20hulagu%20kahn