KEMAHARAJAAN MUGHAL
Sekilas Wajah Peradaban Islam di India
Kemunduran kekhalifahan Abbasiyah di Baghdad, tidak memungkinkan islam menakhlukan seluruh daratan Asia, khususnya China dan Mongolia. Sebaliknya, dengan kegagahan yang mengalir dalam darah Mongol mampu meluluh-lantakkan Baghdad. Ternyata, dengan penyerangan inilah, islam masuk ke jiwa-jiwa pemberani tersebut. Walhasil, banyak pembesar kerajaan Mongol yang memeluk agama Islam.
Dinasti Changtai (1227-1369 M) yang didirikan oleh putra Jengis Khan, Changtai, merupakan cikal bakal Kerajaan Mughal di India. Karena Babur adalah keturunan Raja Changtai. Dinasti Ilkhan (1256-1335 M) yang didirikan oleh cucu Jengis Khan, Raja ke-7, Ghazan, juga seorang Muslim dan pada masanya, Ilkhan mencapai kejayaan.
Kemaharajan Mughal, (Mughal Baadshah atau sebutan lainnya Mogul ) adalah sebuah kerajaan yang pada masa jayanya memerintah Afghanistan , Balochistan , dan kebanyakan anak benua India antara 1526 dan 1858 M. Kerajaan ini didirikan oleh keturunan Mongol, Babur , pada 1526 . Kata mughal adalah versi Indo-Aryan dari Mongol .
Dinasti Mughal berdiri tegak selama kurang lebih tiga abad (1526–1858 M) di India. Dalam kurun waktu tersebut, Islam telah memberi warna tersendiri di tengah-tengah masyarakat yang mayoritas memeluk agama Hindu. Hingga kini, gaung kebesaran Islam warisan Dinasti Mughal memang sudah tidak terdengar lagi. Tetapi, lahirnya Negara Islam Pakistan tidak terlepas dari perkembangan Islam pada masa dinasti tersebut.
Sisa-sisa kejayaan Dinasti Mughal dapat dilihat dari bangunan-bangunan bersejarah yang masih bertahan hingga sekarang. Misalnya Taj Mahal di Agra, makam megah yang dibangun pada masa Syah Jehan untuk mengenang permaisurinya, Mumtaz Mahal, adalah saksi bisu kemajuan arsitektur Islam pada masa dinasti ini. Bangunan indah yang termasuk “tujuh keajaiban dunia” ini memang sudah usang, lusuh, dan tidak terawat. Namun, kemegahan dan keindahannya menjadi bukti sejarah akan kokohnya peradaban islam di India pada waktu itu. Kehidupan seperti roda berputar. Kadang di atas, kadang di bawah. Demikian halnya Dinasti Islam Mughal di India. Sebagaimana dinasti-dinasti Islam lainnya, dinasti ini pun mengalami siklus: berdiri, berkembang, mencapai puncak, mengalami kemunduran, lalu hancur. Itulah siklus peradaban seperti yang dikemukakan Ibnu Khaldun, sejarawan Muslim terkemuka.
Pemerintahan
Kemaharajaan Mughal didirikan oleh Zahirudin Babur pada 1526 M. Babur merupakan cucu Timur Lenk dari pihak ayah dan cucu Jenghiz Khan dari pihak ibu. Kerajaan ini dimulai ketika dia mengalahkan Ibrahim Lodi , Sultan Delhi terakhir pada pertempuran pertama Panipat dengan bantuan Gubernur Lahore. Ia menguasai Punjab dan meneruskan ke Delhi yang dijadikan ibukota kerajaan.
Penguasa setelah Babur adalah putranya sendiri, Nashirudin Humayun (1530-1556 M) di masa ini kondisi kerajaan tidak stabil, karna banyak perlawanan dari musuh-musuhnya. Pada 1540 terjadi pemberontakan yang dipimpin oleh Sher Khan dari Qanauj mengakibatkan Humayun melarikan diri ke Persia. Atas bantuan Raja Persia ( Safawiyah) , Humayun kembali merebut Delhi tahun 1555 M.
Puncak kejayaan kerajaan Mughal terjadi pada masa pemerintahan Putra Humayun, Akbar Khan (1556-1605 M). Sistem Pemerintahan Akbar adalah militeristik. Akbar berhasil memperluas wilayah sampai Kashmir dan Gujarat. Pejabatnya diwajibkan mengikuti latihan militer. Politik Akbar yang sangat terkenal dan berhasil menyatukan rakyatnya adalah Sulhul Kull atau toleransi universal, yang memandang sama semua derajat. Akbar menciptakan Din Ilahi, yang menjadikan semua agama menjadi satu demi stabilitas antara Hindu dan Islam. Akbar mengawini putri pemuka Hindu dan melarang memakan daging sapi.
Penguasa keempat adalah Jahangir (1605-1628 M) , putra Akbar. Jahangir adalah penganut Ahlusunah wal jamaah, sehingga apa yang ayahnya ciptakan menjadi hilang pengaruhnya. Dari itu muncul berbagai pemberontakan, terutama oleh putranya sendiri, Kurram. Kurram berhasil menangkap ayahnya, tapi berkat permaisuri kerajaan, permusuhan antara ayah dan anak ini bisa dipadamkan.
Setelah Jahangir meninggal, Kurram naik tahta setelah mengalahkan saudaranya, Asaf Khan. Kurram bergelar, Shah Jahan (1627-1658 M) . masa ini banyak terjadi pemberontakan, terutama dari kalangan keluarga kerajaan. Aurangzeb, panglima dan juga putra ketiga Shah Jahan berhasil memadamkan pemberontakan dari keturunan Lodi. Keberhasilan Aurangzeb membuat saudara tertuanya, Dara, merasa iri dan menuduh ingin merebut tahta kerajaan. Namun ketangguhan Aurangzeb berhasil mengalahkan saudaranya sekaligus menangkap ayahnya, Shah Jahan. Hal ini pernah dilakukan sendiri oleh Shah Jahan terhadap kakek Aurangzeb, Jahangir.
Aurangzeb, (1658-1707 M) menggantikan ayahnya, Shah Jahan. Kebijakan Aurangzeb sangat berbeda dengan yang dilakukan oleh para pendahulunya terutama buyutnya, Akbar Khan. Ia melarang berjudi, minuman keras, upacara sati, serta membolehkan pengrusakan kuil-kuil Hindu. Kebijakan ini menimbulan banyak pemberontakan terutama dari kalangan Hindu. Namun karena kekuatan pasukan Aurangzeb, semua pemberontakan dapat dipadamkan. Kebesaran namanya sejajar dengan kebesaran nama buyutnya, Akbar Khan.
Meski pemberontakan bisa dipadamkan oleh Aurangzeb, namun setelah kematian Aurangzeb , banyak propinsi yang memisahkan diri. Kerajaan ini mulai mengalami kemunduran, meskipun tetap berkuasa selama 150 tahun berikutnya. Penguasa setelahnya antara lain : Bahadur Syah (1707-1712 M), Jhandar Syah 1713, Azim Syah 1713, Faruk Syiyar 1719, Muhammad Syah 1749, Ahmad Syah 1754, Alamgir 1759, Syah Alam 1806, Akbar II dan raja terakhir Bahadur Syah II 1858.
Peradaban Kemaharajaan Mughal
Di bidang politik, Sulhul Kull berhasil menyatukan rakyat Islam, Hindu, dan penganut lainnya.
Di bidang militer, pasukan Mughal dikenal dengan pasukan yang kuat. Terdiri dari pasukan gajah, berkuda, dan meriam. Wilayahnya dibagi menjadi distrik-distrik yang dikepalai oleh Sipah Salar.
Di bidang ekonomi, memajukan pertanian. Terdiri dari padi, kacang, tebu, kapas, tembakau, dan rempah-rempah. Pemerintah membentuk sebuah lembaga yang mengurusi hasil pertanian serta hubungan dengan para petani. Industri tenun juga banyak diekspor ke Eropa, Asia Tenggara dll. Masa Jahangir, investor diizinkan menanamkan investasinya, seperti mendirikan pabrik.
Di bidang seni, Jahangir merupakan salah satu pelukis terhebat. Kemaharajaan Mughal juga terkenal dengan ukiran dan marmer yang timbul dengan kombinasi warna-warni. Diantara bangunan yang terkenal : benteng merah, makam kerajaan, masjid Delhi, dan yang paling popular adalah Taj Mahal di Aghra. Istana ini merupakan salah satu keajaiban dunia yang dibangun oleh Syah Jahan untuk mengenang permaisurinya, Noor Mumtaz Mahal yang cantik jelita.
Di bidang sastra, banyak sastra dari bahasa Persia diubah ke bahasa India. Bahasa Urdu yang berkembang di masa Akbar, menjadi bahasa yang banyak dipakai oleh rakyat India dan Pakistan sampai sekarang.
Di bidang ilmu pengetahuan, Syah Jahan mendirikan perguruan tinggi di Delhi. Aurangzeb mendirikan pusat pendidikan di Lucknow. Tiap masjid mempunyai lembaga tingkat dasar yang dipimpin oleh seorang guru. Sejak berdiri banyak ilmuan yang belajar di India.
Pelajaran dari Kemaharajaan Mughal
Salah satu Ketidakharmonisan hubungan kekeluargaan, antara ayah dan anak, adik dan kakak menjadi salah satu faktor lemahnya kemaharajaan Mughal dari dalam, hal ini telah terjadi pada beberapa Dinasti Islam sebelumnya.
Dalam penggalan sejarah Dinasti Mughal, tampil dua penguasa paling berpengaruh : Akbar Khan dan Aurangzeb. Meskipun keduanya memerintah dalam dekade yang berbeda, tetapi kebijakan Akbar Khan dan Aurangzeb, khususnya berkaitan dengan pengembangan Islam di India, memiliki hubungan yang tidak dapat dipisahkan. Akbar mengembangkan pola Islam sinkretis. Sebaliknya, Aurangzeb mengembangkan pola Islam puritan.
Dalam perspektif politik, langkah Akbar ini dianggap sah, bahkan cerdas. Sebab, substansi politik adalah tercapainya tujuan, meskipun pada saat bersamaan terdapat aspek-aspek tertentu yang terabaikan. Orang boleh melakukan apa saja dalam konteks politik.
Akbar telah memposisikan Islam tidak lebih dari sekedar simbol formal tanpa makna. Karena itu, dia dengan mudah meleburkan dan mencampuradukkan Islam dengan berbagai kepercayaan lain. Dalam situasi ini, Islam kehilangan identitasnya. Ketinggian dan keluhuran ajaran Islam juga tereduksi sedemikian rupa. Hal ini menyebabkan ketegangan dengan para penganut Ahlusunah wal jamaah.
Lain dengan Akbar Khan, lain pula dengan Aurangzeb. Wajah Islam di India pada masa Aurangzeb tampak lebih dominan. Dia berusaha mengangkat kembali citra Islam yang tampak “redup” beberapa dasa warsa sebelumnya.Ia getol mengembalikan kemurnian Islam. Usaha ini patut dihargai. Sebab, dari sini terlihat kecintaan seorang Aurangzeb terhadap Islam. Namun, perlu diingat, Islam adalah agama yang menyeponsori perdamaian, tanpa paksaan, dan tidak mentolelir berbagai tindak kekerasan terhadap pemeluk agama lain. Memurnikan ajaran Islam dengan merusak tempat ibadah agama lain, bukanlah pesan Islam. Kebijakan Aurangzeb untuk menghancurkan kuil-kuil Hindu, meletakkan arca di jalan-jalan agar slalu diinjak tampaknya menjadi sebuah kekeliruan. Hal ini menyebabkan terjadinya pemberontakan hebat dari kalangan Hindu.
Pada 1739 M. Mughal dikalahkan oleh pasukan dari Persia dipimpin oleh Nadir Shah . Pada 1756 M. pasukan Ahmad Shah merampok Delhi lagi. Kerajaan Britania yang masuk ke India pada 1600 M. dan mulai melakukan penahlukan kerajaan Mughal pada 1757 M. serta membubarkannya tahun 1858 M. setelah mengalahkan pesaingnya, Perancis.
http://muhammad-musa-isa.com/?pg=articles&article=1163
semua tak sama.... apa yang ku lihat.... apa yang ku sentuh.... apa yang ku rasa... tak pernah sama....
Senin, 12 Oktober 2009
Masa Kemunduran (1250 -1500 M) - Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
http://www.vitanouva.net/index.php?topic=785.0%3Bwap2
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
http://www.vitanouva.net/index.php?topic=785.0%3Bwap2
Hulagu Khan
Hulagu Khan (juga dikenal dengan sebutan Hülegü, Hulegu and Halaku) (1217 – 8 February 1265) adalah Khan pertama dari dinasti Khan yang menguasai wilayah Persia.
Pada masa kekuasaannya dia berhasil menaklukan banyak wilayah di Asia barat daya atau yang sekarang lebih dikenal dengan Timur Tengah, dengan diikuti oleh kekejaman yang luar biasa pada setiap daerah yang ditaklukkannya termasuk penghancuran kota Baghdad yang pada saat itu terkenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahun dunia pada tahun 1258 yang diikuti oleh pembantaian besar-besaran penduduk yang tinggal disana.
Hulagu adalah anak dari Tulai dan Sorghaghtani Beki seorang wanita Nasrani. Dia termasuk cucu dari Jenghis Khan dan masih bersaudara dengan Arik Boke, Mongke dan Kublai Khan.
Daftar isi
[tampilkan]
* 1 Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim
* 2 Menuju Baghdad
* 3 Pertempuran Baghdad
* 4 Kekalahan Pasukan Hulagu
* 5 Kematian Hulagu Khan
* 6 Lihat Pula
* 7 Rujukan
* 8 Pranala Luar
[sunting] Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim
Pada tahun 1255, Hulagu dikirim oleh saudaranya Mongke, The Great Khan (1251-1258) untuk menaklukan wilayah yang dikuasai kaum muslimin di Timur Tengah, dan memerintahkan kepadanya agar tidak menghancurkan setiap daerah yang menyerah tetapi sebaliknya membumihanguskan setiap daerah yang memberikan perlawanan.
Hulagu merencanakan akan menaklukkan wilayah muslim Lurs (di daerah Iran), kemudian menumpas sekte Hashashin, menaklukkan kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria dan terakhir menundukkan kekhalifahan Mameluk di Mesir.
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi mengapa Hulagu sangat bernafsu menaklukkan wilayah muslim dan kejam setiap kali dia berhasil menguasainya, yaitu : Ibu Hulagu, istri dan sahabat dekatnya, Kitbuqa termasuk kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam terhadap orang muslim. Juga para penasehatnya banyak yang berasal dari Persia yang memang berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka satu abad sebelumnya ketika persia ditaklukan oleh pasukan muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
[sunting] Menuju Baghdad
Hulagu memulai kampanyenya menuju wilayah Lurs dengan membawa pasukan yang mungkin terbesar yang pernah dikerahkan oleh Kekaisaran Mongol, dipimpin oleh jendralnya yang beragama Kristen, Kitbuqa. Dengan mudah dia dapat menghancurkan Lurs, dimana berita ini rupanya membuat ketakutan sekte Hashashin sehingga mereka menyerah begitu saja tanpa perlawanan padahal sebenarnya mereka mempunyai pertahanan di benteng Alamut yang sangat kuat dan sulit ditembus sebelumnya. Dengan ditaklukkannya dua wilayah ini semakin memuluskan langkah Hulagu menuju Baghdad.
[sunting] Pertempuran Baghdad
Tentara Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November 1257. Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar menyerah, tetapi khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu bahwa mereka akan menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang kekhalifahan yang dipimpinnya.
Banyak catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari khalifah karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk membumihanguskan Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu itu masih belum bisa untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara maupun memperkuat benteng disekitar Baghdad jadi intinya belum siap menghadapi serbuan bangsa Mongol.
Hulagu segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu Baghdad yaitu dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan muslim berhasil memukul mundur serbuan dari barat, tetapi mereka berhasil dikalahkan di pertempuran berikutnya. Serangan bangsa Mongol ini berhasil menyusup ke garis belakang pasukan muslim dan mereka tanpa ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.
Pada tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung dibawah pimpinan jendral China, Guo Khan. Pada tanggal 5 Pebruari, mereka berhasil menguasai benteng disekitar baghdad. Khalifah kemudian berusaha bernegosiasi dengan Hulagu tetapi ditolaknya. Akhirnya pada tanggal 10 Pebruari, Baghdad resmi menyerah.
Pasukan Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu merupakan minggu yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota Baghdad. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi dimana-mana. Bangsa Mongol menjarah dan menghancurkan Masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga banyak bangunan bersejarah. Perpustakaan kota Baghdad (saat itu Baghdad terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran dan astronomy dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke sungai Tigris, para saksi mata mengatakan sungai tigris berubah warnanya menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya luntur.
Khalifah Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih dijalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh dengan cara dibungkus dengan permadani dan diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol.
Sejarawan Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad mencapai beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang.
Setelah kehancuran ini, kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan dunia.
[sunting] Kekalahan Pasukan Hulagu
Pada Tahun 1259, Hulagu berhasil menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria tanpa pertumpahan darah dikarenakan mereka langsung menyerah. Fokus Hulagu tinggal ke Mesir untuk menaklukkan kekhalifahan Mameluk. Akan tetapi kabar kematian Mongke membuat Hulagu segera pulang kenegerinya dan menyerahkan komando pasukan sepenuhnya kepada Kitbuqa untuk menyerang kekhalifahan bani Mameluk di Mesir.
Akan tetapi khalifah bani Mameluk Qutuz segera mengirim pasukan keluar untuk menghadang dan akhirnya mereka bertemu di palestina. Terjadilah pertempuran Ain Jalut yang terkenal itu dimana Kitbuqa berhasil ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan muslim dan pasukannya dihancurkan secara meyakinkan. Peperangan ini dianggap sangat penting karena setelah itu bangsa Mongol secara bertahap mengalami kemunduran dan bahkan dipukul mundur dari Syria.
Pasukan Hulagu yang dikirim untuk membalas kekalahan dari bani Mameluk sebagian dihadang oleh pasukan Berke Khan, Khan yang menguasai wilayah Rusia dan Kaukasus yang sudah memeluk agama Islam dan bersekutu dengan bani Mameluk dalam menghadapi serbuan balasan ini. Terjadilah perang saudara, yang terkenal dengan sebutan perang Berke-Hulagu yang berakhir dengan kekalahan telak dari pasukan Hulagu. Sebagian pasukan Hulagu lainnya yang berhasil sampai di Syria bertempur dengan pasukan muslim dari bani Mameluk pimpinan Baibars dan berhasil dihancurkan juga.
Menurut sejarawan Rashid al-Din, pada saat kota Baghdad jatuh dan mendengar kekejaman Hulagu, sebenarnya Berke Khan sudah mengirim surat kritikan kepada Mongke atas kelakuan Hulagu tetapi dia tidak tahu bahwa Mongke sudah meninggal saat itu dalam perjalanan ke China. Banyak sejarawan mengatakan banyak jasa yang diberikan oleh Berke Khan sehingga menyelamatkan Timur Tengah dari pembalasan Hulagu.
[sunting] Kematian Hulagu Khan
Hulagu Khan meninggal pada tahun 1265 dan dimakamkan di Pulau Kaboudi yang terletak di dalam Danau Urmia. Dia digantikan oleh anaknya, Abaqa yang tetap meneruskan peperangan dengan Berke.
[sunting] Lihat Pula
* Perang Berke-Hulagu
[sunting] Rujukan
* Boyle, J.A., (Editor). The Cambridge History of Iran: Volume 5, The Saljuq and Mongol Periods . Cambridge University Press; Reissue edition (January 1, 1968). ISBN 0-521-06936-X. Perhaps the best overview of the history of the il-khanate. Covers politics, economics, religion, culture and the arts and sciences. Also has a section on the Isma'ilis, Hulagu's nemesis.
* Encyclopedia Iranica has scholar-reviewed articles on a wide range of Persian subjects, including Hulagu.
* Morgan, David. The Mongols. Blackwell Publishers; Reprint edition, April 1990. ISBN 0-631-17563-6. Best for an overview of the wider context of medieval Mongol history and culture.
adapt from
http://id.wiki.detik.com/wiki/Hulagu_Khan
Pada masa kekuasaannya dia berhasil menaklukan banyak wilayah di Asia barat daya atau yang sekarang lebih dikenal dengan Timur Tengah, dengan diikuti oleh kekejaman yang luar biasa pada setiap daerah yang ditaklukkannya termasuk penghancuran kota Baghdad yang pada saat itu terkenal sebagai pusat kebudayaan dan ilmu pengetahun dunia pada tahun 1258 yang diikuti oleh pembantaian besar-besaran penduduk yang tinggal disana.
Hulagu adalah anak dari Tulai dan Sorghaghtani Beki seorang wanita Nasrani. Dia termasuk cucu dari Jenghis Khan dan masih bersaudara dengan Arik Boke, Mongke dan Kublai Khan.
Daftar isi
[tampilkan]
* 1 Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim
* 2 Menuju Baghdad
* 3 Pertempuran Baghdad
* 4 Kekalahan Pasukan Hulagu
* 5 Kematian Hulagu Khan
* 6 Lihat Pula
* 7 Rujukan
* 8 Pranala Luar
[sunting] Latar Belakang Penyerbuan ke Wilayah Muslim
Pada tahun 1255, Hulagu dikirim oleh saudaranya Mongke, The Great Khan (1251-1258) untuk menaklukan wilayah yang dikuasai kaum muslimin di Timur Tengah, dan memerintahkan kepadanya agar tidak menghancurkan setiap daerah yang menyerah tetapi sebaliknya membumihanguskan setiap daerah yang memberikan perlawanan.
Hulagu merencanakan akan menaklukkan wilayah muslim Lurs (di daerah Iran), kemudian menumpas sekte Hashashin, menaklukkan kekhalifahan Abbasiyyah di Baghdad, menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria dan terakhir menundukkan kekhalifahan Mameluk di Mesir.
Ada beberapa faktor yang sangat mempengaruhi mengapa Hulagu sangat bernafsu menaklukkan wilayah muslim dan kejam setiap kali dia berhasil menguasainya, yaitu : Ibu Hulagu, istri dan sahabat dekatnya, Kitbuqa termasuk kristen fanatik yang memendam kebencian mendalam terhadap orang muslim. Juga para penasehatnya banyak yang berasal dari Persia yang memang berharap dapat membalas dendam atas kekalahan mereka satu abad sebelumnya ketika persia ditaklukan oleh pasukan muslim pada masa Khalifah Umar bin Khattab.
[sunting] Menuju Baghdad
Hulagu memulai kampanyenya menuju wilayah Lurs dengan membawa pasukan yang mungkin terbesar yang pernah dikerahkan oleh Kekaisaran Mongol, dipimpin oleh jendralnya yang beragama Kristen, Kitbuqa. Dengan mudah dia dapat menghancurkan Lurs, dimana berita ini rupanya membuat ketakutan sekte Hashashin sehingga mereka menyerah begitu saja tanpa perlawanan padahal sebenarnya mereka mempunyai pertahanan di benteng Alamut yang sangat kuat dan sulit ditembus sebelumnya. Dengan ditaklukkannya dua wilayah ini semakin memuluskan langkah Hulagu menuju Baghdad.
[sunting] Pertempuran Baghdad
Tentara Mongol pimpinan Hulagu tiba di luar kota Baghdad pada bulan November 1257. Hulagu mengirim utusan kepada khalifah Al-Musta'sim agar menyerah, tetapi khalifah menolak dan memberi peringatan kepada Hulagu bahwa mereka akan menghadapi murka Allah jika mereka tetap menyerang kekhalifahan yang dipimpinnya.
Banyak catatan sejarah yang menyebutkan bahwa ini adalah kesalahan fatal dari khalifah karena segera membuat Hulagu marah dan mempunyai alasan untuk membumihanguskan Baghdad dan membantai warganya padahal khalifah waktu itu masih belum bisa untuk menyiapkan serangan, merekrut tentara maupun memperkuat benteng disekitar Baghdad jadi intinya belum siap menghadapi serbuan bangsa Mongol.
Hulagu segera membagi pasukannya menjadi dua bagian besar untuk menyerbu Baghdad yaitu dari Barat dan Timur sungai Tigris. Awalnya pasukan muslim berhasil memukul mundur serbuan dari barat, tetapi mereka berhasil dikalahkan di pertempuran berikutnya. Serangan bangsa Mongol ini berhasil menyusup ke garis belakang pasukan muslim dan mereka tanpa ampun membantainya dan sebagian mati tenggelam.
Pada tanggal 29 Januari 1258, kota Baghdad mulai dikepung dibawah pimpinan jendral China, Guo Khan. Pada tanggal 5 Pebruari, mereka berhasil menguasai benteng disekitar baghdad. Khalifah kemudian berusaha bernegosiasi dengan Hulagu tetapi ditolaknya. Akhirnya pada tanggal 10 Pebruari, Baghdad resmi menyerah.
Pasukan Mongol mulai memasuki kota pada tanggal 13, dimana minggu itu merupakan minggu yang sungguh penuh darah dan jerit tangis warga kota Baghdad. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan dan pembakaran terjadi dimana-mana. Bangsa Mongol menjarah dan menghancurkan Masjid, perpustakaan, istana, rumah sakit, dan juga banyak bangunan bersejarah. Perpustakaan kota Baghdad (saat itu Baghdad terkenal sebagai pusat ilmu pengetahuan dunia) yang penuh dengan buku-buku sejarah, kedokteran dan astronomy dan lainnya dijarah dan semua bukunya dilempar ke sungai Tigris, para saksi mata mengatakan sungai tigris berubah warnanya menjadi hitam dikarenakan saking banyaknya buku yang terendam sehingga tintanya luntur.
Khalifah Al-Mus'tasim ditangkap dan disuruh melihat rakyatnya yang sedang disembelih dijalan-jalan dan hartanya yang dirampas. Kemudian setelah itu khalifah dibunuh dengan cara dibungkus dengan permadani dan diinjak-injak dengan kuda sampai mati. Semua anaknya dibunuh kecuali satu yang masih kecil dijadikan budak dan dibawa ke Mongol.
Sejarawan Islam, Abdullah Wassaf memperkirakan pembantaian warga kota Baghdad mencapai beberapa ratus ribu orang. Ian Frazier dari majalah The New York Worker memberi perkiraan sekitar 200 ribu sampai dengan 1 juta orang.
Setelah kehancuran ini, kota Baghdad tidak pernah lagi menjadi pusat Kebudayaan dan Ilmu Pengetahuan dunia.
[sunting] Kekalahan Pasukan Hulagu
Pada Tahun 1259, Hulagu berhasil menaklukkan kekhalifahan Ayyubi di Syria tanpa pertumpahan darah dikarenakan mereka langsung menyerah. Fokus Hulagu tinggal ke Mesir untuk menaklukkan kekhalifahan Mameluk. Akan tetapi kabar kematian Mongke membuat Hulagu segera pulang kenegerinya dan menyerahkan komando pasukan sepenuhnya kepada Kitbuqa untuk menyerang kekhalifahan bani Mameluk di Mesir.
Akan tetapi khalifah bani Mameluk Qutuz segera mengirim pasukan keluar untuk menghadang dan akhirnya mereka bertemu di palestina. Terjadilah pertempuran Ain Jalut yang terkenal itu dimana Kitbuqa berhasil ditangkap dan dieksekusi oleh pasukan muslim dan pasukannya dihancurkan secara meyakinkan. Peperangan ini dianggap sangat penting karena setelah itu bangsa Mongol secara bertahap mengalami kemunduran dan bahkan dipukul mundur dari Syria.
Pasukan Hulagu yang dikirim untuk membalas kekalahan dari bani Mameluk sebagian dihadang oleh pasukan Berke Khan, Khan yang menguasai wilayah Rusia dan Kaukasus yang sudah memeluk agama Islam dan bersekutu dengan bani Mameluk dalam menghadapi serbuan balasan ini. Terjadilah perang saudara, yang terkenal dengan sebutan perang Berke-Hulagu yang berakhir dengan kekalahan telak dari pasukan Hulagu. Sebagian pasukan Hulagu lainnya yang berhasil sampai di Syria bertempur dengan pasukan muslim dari bani Mameluk pimpinan Baibars dan berhasil dihancurkan juga.
Menurut sejarawan Rashid al-Din, pada saat kota Baghdad jatuh dan mendengar kekejaman Hulagu, sebenarnya Berke Khan sudah mengirim surat kritikan kepada Mongke atas kelakuan Hulagu tetapi dia tidak tahu bahwa Mongke sudah meninggal saat itu dalam perjalanan ke China. Banyak sejarawan mengatakan banyak jasa yang diberikan oleh Berke Khan sehingga menyelamatkan Timur Tengah dari pembalasan Hulagu.
[sunting] Kematian Hulagu Khan
Hulagu Khan meninggal pada tahun 1265 dan dimakamkan di Pulau Kaboudi yang terletak di dalam Danau Urmia. Dia digantikan oleh anaknya, Abaqa yang tetap meneruskan peperangan dengan Berke.
[sunting] Lihat Pula
* Perang Berke-Hulagu
[sunting] Rujukan
* Boyle, J.A., (Editor). The Cambridge History of Iran: Volume 5, The Saljuq and Mongol Periods . Cambridge University Press; Reissue edition (January 1, 1968). ISBN 0-521-06936-X. Perhaps the best overview of the history of the il-khanate. Covers politics, economics, religion, culture and the arts and sciences. Also has a section on the Isma'ilis, Hulagu's nemesis.
* Encyclopedia Iranica has scholar-reviewed articles on a wide range of Persian subjects, including Hulagu.
* Morgan, David. The Mongols. Blackwell Publishers; Reprint edition, April 1990. ISBN 0-631-17563-6. Best for an overview of the wider context of medieval Mongol history and culture.
adapt from
http://id.wiki.detik.com/wiki/Hulagu_Khan
kekaisaran mongol
== Asal mula ==
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh [[Jenghis Khan]] pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua [[Eurasia]] yang dimulai dengan penaklukan [[dinasti Xia Barat]] di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok Utara]] dan [[Kerajaan Khawarezmi]] di [[Persia]]. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah [[Asia Tenggara]] ke [[Eropa tengah]]. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan [[Timur Tengah]] sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; [[Dinasti Yuan]] (Tiongkok), [[Ilkhanate]] (Persia), [[Chagatai Khanate]] (Asia Tengah), dan [[Golden Horde]] (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
Asal mula
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Tiongkok Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
[sunting] Khan Agung Mongol (Dinasti Yuan)
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu
Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:
* 1206 Jenghis Khan; pendiri Kekaisaran Mongolia
* 1227 Ogadai Khan (Ogedei Khan); anak Jenghis Khan
* 1241 Toregene; bukan bermarga Borjigid, adalah istri Ogadai Khan yang memegang pemerintahan sebagai wali bagi anaknya, Guyuk Khan
* 1246 Guyuk Khan; anak Ogadai Khan
* 1251 Möngke Khan; anak Tolui Khan, saudara Ogadai Khan
* 1260 Kubilai Khan; saudara Mongke Khan, menguasai hampir sebagian besar wilayah Asia dan Eropa Timur
* 1294 Temur Oljeytu (Uljaytu)
* 1307 Qayshan Guluk
* 1311 Ayurparibhadra Buyantu
* 1320 Suddhipala Gege'en (Gegen)
* 1323 Yesun Temur
* 1328 Arigaba
* 1328 Jijaghatu Toq-Temur
* 1329 Qushila Qutuqtu
* 1332 Rinchendpal (Irinjipal)
* 1332-1370 Toghan Temur; adalah kaisar Dinasti Yuan terakhir
Para Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq (berarti Kota Para Khan), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat. Setelah Toghan Temur disingkirkan oleh kaisar Ming, maka pengaruh mereka di wilayah non-Tiongkok menjadi pupus sama sekali.
Khan-Khan Asia Tengah dan Asia Barat
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400
Sementara itu, para pemimpin wilayah atau kerajaan bawahan Khan-Khan Agung Mongol memerintah dengan cukup bebas, beberapa yang terkenal antara lain adalah:
* 1227-1241 Chagatai Khan; anak Jenghis Khan, yurt atau wilayah kekuasaannya meliputi Transoxania sampai Turkestan Timur, termasuk pula Gunung T'ien Shan
* 1226-1280 Orda Khan; anak Jochi, putra sulung Jenghis Khan dan pendiri White Horde Khanate
* 1227-1255 Batu Khan; saudara Orda Khan dan pendiri Blue Horde Khanate
* 1256-1265 Hulagu Khan; saudara Möngke Khan dan Kubilai Khan, serta penguasa Il-Khanate (Il-Khan berarti warga atau bawahan Khan Agung)
* Kadan Khan; salah seorang anak daripada Ogadai Khan
* Oghui, bukan bermarga khan
== Wilayah kekuasaan ==
===Wilayah kekuasaan Mongolia meliputi:===
# Seluruh Tiongkok (dinasti [[Xia Barat]], [[Dinasti Song|Song]], Jin, dan [[Dinasti Liao|Liao]]) dan Nanchao (Kerajaan Dali)
# [[Kerajaan Khawarezmi]] (bisa disebut juga wilayah Persia atau Iran-Irak-Azerbaijan sekarang ini)
# India bagian utara
# Beberapa negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, dll)
# Timur Tengah atau Asia Barat Daya (Mesir, Yaman, sebagian Turki, dll)
# Sebagian wilayah [[Rusia]]
# Asia Tengah (Afganistan, negara2 pecahan Soviet: Ukraina, Georgia, Belarusia, Moldavia, dll)
# Mongolia
# Beberapa negara di Eropa Timur atau Eropa Tengah (Bulgaria, Hungaria, dll)
# Asia Timur (Korea, Jepang)
# [[Yerusalem]] (Israel, Palestina)
===Wilayah yang pernah diserang tetapi mengalami kegagalan:===
[[Berkas:LocationMongolia.png|thumb|Mongolia sekarang ini]]
# Jepang, berhasil mengusir pasukan Mongolia tetapi akhirnya mengirimkan upeti sehingga Kaisar Mongol merasa puas, dan kemudian memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara
# Jawa (Indonesia), gagal akibat pengkhianatan dan diusir oleh raja [[Majapahit]], [[Raden Wijaya]]
# Negara-negara Eropa seperti Lithuania, Polandia, Austria, Moravia (Rep. Ceko timur), Dalmatia (Kroasia), Hungaria, dan pegunungan Carpathia. Pasukan Polandia, Hungaria dan Austria mengalami kekalahan besar tetapi wilayah mereka tidak jadi dikuasai karena pada saat itu Kaisar Mongolia (Ogadai Khan) meninggal sehingga pasukan Mongolia ditarik kembali ke Mongolia.
# Mesir, dinasti Mameluk berhasil mengusir dan menghancurkan tentara mongol pada masa pemerintahan [[Hulagu Khan]] bahkan mereka terus mendesak mongol hingga keluar dari [[Damaskus]], [[Syria]].
''Catatan'': Kekaisaran Mongolia juga pernah berencana menyerang negara Eropa Barat, seperti Perancis, Romawi dan negara-negara Eropa lainnya. Ahli-ahli sejarah menyatakan jika bukan karena kematian Ogadai Khan, maka kemungkinan seluruh Eropa akan dikuasai dan sejarah Eropa akan berubah.
Referensi
* C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties, University Press, Edinburgh 1980.
* L. Hambis, Le chapitre CVII du Yuan Che, les genealogies imperiales mongoles dans l'histoire chinois offiecielle de la dynastie mongole (Leiden 1945).
* F.W. Cleves, The Mongol names and terms in the History of the Nation of the Archers by Grigor of Akanc, Harvard Journal of Asiatic Studies, XII, (1949), 400-43.
* J.A. Boyle, On the titles given in Juvaini to certain Mongol princes, Harvard Journal of Asiatic Studies, XIX (1956), 146-54.
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh [[Jenghis Khan]] pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua [[Eurasia]] yang dimulai dengan penaklukan [[dinasti Xia Barat]] di [[Republik Rakyat Tiongkok|Tiongkok Utara]] dan [[Kerajaan Khawarezmi]] di [[Persia]]. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah [[Asia Tenggara]] ke [[Eropa tengah]]. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan [[Timur Tengah]] sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; [[Dinasti Yuan]] (Tiongkok), [[Ilkhanate]] (Persia), [[Chagatai Khanate]] (Asia Tengah), dan [[Golden Horde]] (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
Asal mula
Kekaisaran Mongolia didirikan oleh Jenghis Khan pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering berselisih diantara sesama dan memulai banyak penaklukan di seluruh benua Eurasia yang dimulai dengan penaklukan dinasti Xia Barat di Tiongkok Utara dan Kerajaan Khawarezmi di Persia. Pada puncaknya, Kekaisaran Mongolia menguasai sebagian besar wilayah Asia Tenggara ke Eropa tengah. Selama keberadaannya, Mongolia melakukan pertukaran budaya antara Timur, Barat dan Timur Tengah sekitar abad ke-13 dan 14.
Kekaisaran Mongolia dipimpin oleh Khagan (Khan Agung keturunan Jenghis Khan) secara turun-temurun. Sesudah kematian Jenghis Khan, Kekaisaran Mongolia pada dasarnya terbagi menjadi empat bagian yaitu; Dinasti Yuan (Tiongkok), Ilkhanate (Persia), Chagatai Khanate (Asia Tengah), dan Golden Horde (Rusia). Semua wilayah pembagian itu dipimpin oleh keturunan Jenghis Khan.
Menurut ahli sejarah barat R.J. Rummel, diperkirakan sekitar 30 juta orang terbunuh dibawah pemerintahan Kekaisaran Mongolia dan sekitar setengah jumlah populasi Tiongkok habis dalam 50 tahun pemerintahan Mongolia.
[sunting] Khan Agung Mongol (Dinasti Yuan)
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu
Bangsa-bangsa dunia pada masa itu
Berikut ini adalah tahun kenaikan tahta para Khan Agung (Kha Khan) Mongol atau Dinasti Yuan di Tiongkok, 1206-1634 M, berdasarkan penelitian dari C.E. Bosworth:
* 1206 Jenghis Khan; pendiri Kekaisaran Mongolia
* 1227 Ogadai Khan (Ogedei Khan); anak Jenghis Khan
* 1241 Toregene; bukan bermarga Borjigid, adalah istri Ogadai Khan yang memegang pemerintahan sebagai wali bagi anaknya, Guyuk Khan
* 1246 Guyuk Khan; anak Ogadai Khan
* 1251 Möngke Khan; anak Tolui Khan, saudara Ogadai Khan
* 1260 Kubilai Khan; saudara Mongke Khan, menguasai hampir sebagian besar wilayah Asia dan Eropa Timur
* 1294 Temur Oljeytu (Uljaytu)
* 1307 Qayshan Guluk
* 1311 Ayurparibhadra Buyantu
* 1320 Suddhipala Gege'en (Gegen)
* 1323 Yesun Temur
* 1328 Arigaba
* 1328 Jijaghatu Toq-Temur
* 1329 Qushila Qutuqtu
* 1332 Rinchendpal (Irinjipal)
* 1332-1370 Toghan Temur; adalah kaisar Dinasti Yuan terakhir
Para Khan Agung di Karakorum dan setelah masa Mongke, di Peking atau Khanbaliq (berarti Kota Para Khan), hidup dengan kekayaan meterial dan barang jarahan yang didapat dari daerah-daerah taklukan Mongol. Hal tersebut dapat ditemui dalam laporan perjalanan dari para musafir dan tamu dari Eropa Barat dan Timur Dekat. Lambat-laun, para Khan Agung Mongol menjadi dinasti Tiongkok dan hanya memiliki kekuasaan nominal saja terhadap khan-khan Mongol di Asia Tengah dan Asia Barat. Setelah Toghan Temur disingkirkan oleh kaisar Ming, maka pengaruh mereka di wilayah non-Tiongkok menjadi pupus sama sekali.
Khan-Khan Asia Tengah dan Asia Barat
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400
Wilayah Mongolia tahun 1300-1400
Sementara itu, para pemimpin wilayah atau kerajaan bawahan Khan-Khan Agung Mongol memerintah dengan cukup bebas, beberapa yang terkenal antara lain adalah:
* 1227-1241 Chagatai Khan; anak Jenghis Khan, yurt atau wilayah kekuasaannya meliputi Transoxania sampai Turkestan Timur, termasuk pula Gunung T'ien Shan
* 1226-1280 Orda Khan; anak Jochi, putra sulung Jenghis Khan dan pendiri White Horde Khanate
* 1227-1255 Batu Khan; saudara Orda Khan dan pendiri Blue Horde Khanate
* 1256-1265 Hulagu Khan; saudara Möngke Khan dan Kubilai Khan, serta penguasa Il-Khanate (Il-Khan berarti warga atau bawahan Khan Agung)
* Kadan Khan; salah seorang anak daripada Ogadai Khan
* Oghui, bukan bermarga khan
== Wilayah kekuasaan ==
===Wilayah kekuasaan Mongolia meliputi:===
# Seluruh Tiongkok (dinasti [[Xia Barat]], [[Dinasti Song|Song]], Jin, dan [[Dinasti Liao|Liao]]) dan Nanchao (Kerajaan Dali)
# [[Kerajaan Khawarezmi]] (bisa disebut juga wilayah Persia atau Iran-Irak-Azerbaijan sekarang ini)
# India bagian utara
# Beberapa negara di Asia Tenggara (Vietnam, Kamboja, Thailand, Burma, dll)
# Timur Tengah atau Asia Barat Daya (Mesir, Yaman, sebagian Turki, dll)
# Sebagian wilayah [[Rusia]]
# Asia Tengah (Afganistan, negara2 pecahan Soviet: Ukraina, Georgia, Belarusia, Moldavia, dll)
# Mongolia
# Beberapa negara di Eropa Timur atau Eropa Tengah (Bulgaria, Hungaria, dll)
# Asia Timur (Korea, Jepang)
# [[Yerusalem]] (Israel, Palestina)
===Wilayah yang pernah diserang tetapi mengalami kegagalan:===
[[Berkas:LocationMongolia.png|thumb|Mongolia sekarang ini]]
# Jepang, berhasil mengusir pasukan Mongolia tetapi akhirnya mengirimkan upeti sehingga Kaisar Mongol merasa puas, dan kemudian memusatkan perhatiannya ke Asia Tenggara
# Jawa (Indonesia), gagal akibat pengkhianatan dan diusir oleh raja [[Majapahit]], [[Raden Wijaya]]
# Negara-negara Eropa seperti Lithuania, Polandia, Austria, Moravia (Rep. Ceko timur), Dalmatia (Kroasia), Hungaria, dan pegunungan Carpathia. Pasukan Polandia, Hungaria dan Austria mengalami kekalahan besar tetapi wilayah mereka tidak jadi dikuasai karena pada saat itu Kaisar Mongolia (Ogadai Khan) meninggal sehingga pasukan Mongolia ditarik kembali ke Mongolia.
# Mesir, dinasti Mameluk berhasil mengusir dan menghancurkan tentara mongol pada masa pemerintahan [[Hulagu Khan]] bahkan mereka terus mendesak mongol hingga keluar dari [[Damaskus]], [[Syria]].
''Catatan'': Kekaisaran Mongolia juga pernah berencana menyerang negara Eropa Barat, seperti Perancis, Romawi dan negara-negara Eropa lainnya. Ahli-ahli sejarah menyatakan jika bukan karena kematian Ogadai Khan, maka kemungkinan seluruh Eropa akan dikuasai dan sejarah Eropa akan berubah.
Referensi
* C.E. Bosworth, The Islamic Dynasties, University Press, Edinburgh 1980.
* L. Hambis, Le chapitre CVII du Yuan Che, les genealogies imperiales mongoles dans l'histoire chinois offiecielle de la dynastie mongole (Leiden 1945).
* F.W. Cleves, The Mongol names and terms in the History of the Nation of the Archers by Grigor of Akanc, Harvard Journal of Asiatic Studies, XII, (1949), 400-43.
* J.A. Boyle, On the titles given in Juvaini to certain Mongol princes, Harvard Journal of Asiatic Studies, XIX (1956), 146-54.
Sejarah Bangsa Mongol
Sejarah Bangsa Mongol
Bangsa mongol, bangsa nomaden dari daerah utara cina. Hidup berpindah2x dengan berternak dan terbagi dalam beberapa suku.
Nama mongol sendiri baru Exist setelah Temujin menyatukan seluruh suku2x itu dan diberikan gelar Genghis Khan di Khuriltai.
Genghis Khan ini memberikan seluruh penduduk mongol sebuah indentitas nasional dan bukan hanya suku2x saja, Jadi tidak ada lagi Keraits, Merkit,Onokist,Borjigin,dll. Semuanya jadi satu bangsa yang disebut mongol.
Sekarang setelah mongol jadi satu, lalu timbul masalah baru, yaitu Tujuan berbangsa dan bernegara. Dahulu setiap suku saling ingin menguasai suku lainnya sekarang setelah jadi satu lalu apa lagi yang harus mereka lakukan ?
Genghis Khan melihat bahwa semua barang2x yang mereka punya itu asalnya bukan dari monggol. Keramik dan sutra itu dari Cina, obat2xan itu dari korea dan kayu2x itu dari India. Jadi Genghis Khan berencana untuk merebut tempat2x itu.
Yg pertama dan yg terlemah dan yang terkaya serta yang terdekat tentu saja.......CINA.
Selama ini Dinasti Jin itu sering meng- Obok2x keadaan politik di monggol untuk memanfaatkan mereka untuk melemahkan daerah2x perbatasan negara lain yang menjadi musuh Jin. Diantaranya Xia, Liao dan Song.
Nah sekarang Genghis Khan secara terbalik memanfaatkan Jin untuk melemahkan sasarannya yaitu Dinasti Song yang menguasai Dataran Tengah yang subur di Cina. Sebelumnya Genghis Khan menguasai Xia dan merebut sebagian Liao.
Setelah Jin berhasil masuk ke Cina tengah, maka Genghis Khan menyerang Jin di Yajing (Bei Jing sekarang), Genghis Khan melakukan ini dengan Pretext membantu Jin mengalahkan Song yang sudah terdesak di Selatan. Tetapi Jin yang diserang dan tidak siap, apalagi setelah 100.000 pasukan mongol melintasi Great Wall maka merekapun tidak bertahan lama, dalam waktu 2 thn, Jin utara pun berhasil dikuasai.
Sebelum Genghis Khan melanjutkan ke selatan, terjadi pergolakan di Xia dan dia terpaksa harus kembali untuk memadamkan pemberontakan itu. Dia mengirimkan salah satu jendralnya yg terhebat, Subutai, hanya dengan 20.000 prajurit untuk mengatasi pemberontakan itu. Sementara Jebe dan Qubilai mengatasi pemberontakan dari salah seorang kepala suku monggol yang melarikan diri ke Asia tengah dan melancarkan serangan dari sana.
Jadi pada dasarnya saat ini Genghis Khan itu melancarkan 3 invasi sekaligus yaitu ke Cina, Asia tengah dan yang terjauh setelah megatasi daerah asia tengah adalah timur tengah.
Pada dasarnya kenapa Genghis Khan bisa semudah ini melewati semua negara.
Pada saat itu Timteng dan Eropa baru saja 'Selesai' perang salib jilid ke IV dan sedang letih2xnya.
Cina dibawah dinasti Song sedang bobrok2xnya dan jepang dari lautan terus mengancam korea dan Jin.
India sedang terjadi peralihan dari kekuasaan Buddha-Hindu di Selatan dengan kekuasaan Invading Muslim Sultanete dari utara.
Jadi pada dasarnya, tidak ada yang memperhatikan sebuah wilayah dengan suku2x kecil yang banyak di timur laut.
Karena frustasi tidak dapat melewati Xiang Yang yang dijaga oleh 'Persatuan Pendekar'. Genghis Khan mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah dan meninggalkan Muqali salah satu penasehatnya setelah Borchu untuk menjaga Cina utara dan membangun ibu kota mongol timur di Bei Jing yang waktu itu dinamakan Da Du.
Dalam menyerang Timteng, Genghis Khan membawa seluruh divisi pasukannya yang dipimpin oleh Joti, Jebe dan Touloi. Ketika ekspedisi ini dimulai, Genghis Khan sudah cukup tua dan menetapkan pewaris takhtanya adalah Ogodei.
Pada akhirnya Samarkand jatuh ketangan Mongol dan disanalah Ibukota Mongol Barat didirikan. Dengan begini maka seluruh Persia pada dasarnya telah masuk dalam kekuasaan monggol.
Dari arah ini, Genghis Khan membagi pasukannya menjadi 2 yg satu menyerang India yg dipimpin oleh dirinya sendiri, serta yang lainnya menyerang Rusia(Novogord) yg dipimpin oleh Subutai dan Jebe.
Nah ketika kembali ke Mongol, Genghis Khan melewati wilayah Kaukusian dan melintasi Himalaya dan konon disini dia mendengar cerita mengenai Shang Ri La dan mencarinya. Dia bertemu dengan seorang pendeta Tibet yang menanyakan apa yang paling di yakininya dalam hidup dan Genghis Khan menjawab Kekuatan. Sang Biksu tibet itu akhirnya berkata bahwa untuk masuk kedalam Shang Ri La maka seseorang harus membuktikan apa yang diyakininya benar. Nah, Walaupun Genghis Khan tidak menemukan Shang Ri La tetapi legenda ini jadi berkembang bahwa sebuah komunitas kecil disiapkan ditempat itu untuk mengundang para ahli beladari untuk bertarung dan yang terkuat akan melihat Shang Ri La. Well....thats the legend....
Dia kemudian kembali ke Mongol dan ketika dia akan mencoba menyerang cina lagi, dia dihadapkan pada pemberontakan di Xia dan terpaksa harus mengatasinya terlebih dahulu. Karena sudah letih dengan pemberontakan Xia (7 X memberontak dan 7 X diampuni, Mirip Cerita apa hayo ??? kekkeke http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/14.gif ) maka pada yang ke 8, seluruh keluarga kerajaan Xia di hukum mati.
2 thn setelah kejadian ini akhirnya Genghis Khan mangkat dan digantikan oleh pewarisnya takhtanya Ogodei. Tetapi sebelum itu terjadi ada perebutan kekuasaan dahulu antara Joti, Jagatai dan Ogodei serta Touloi. Tetapi Touloi ini tidak begitu berambisi, dia hanya menjaga tanah kelahirannya saja dan membiarkan kakak2xnya bertempur memperebutkan kekuasaan. Akhirnya para pemimpin suku2x mongol dan wakil2x wilayah jajahan mengangkat Ogodei sebagai Khan berikutnya mengantikan ayahnya.
Masa pemerintahan Ogodei relatif stabil, Prestasi Ogodei adalah menghancurkan seluruh Dinasti Jin tetapi sekali lagi seperti ayahnya, dia belum mampu menembus Xiang Yang untuk dapat menguasai Kerajaan Song Selatan.
Karena hal itu dia mengalihkan perhatiannya ke Korea dan menguasainya serta meng aneksasi seluruh Rusia sampai ke Perbatasan Hungaria (Waktu itu Ex-HRE). Dia juga menguasai sisa2x kerajaan Persia yang masih belum masuk dalam wilayah monggol dan terus menyerang sampai ke tepi barat hingga perbatasan Mediternia, laut hitam, laut crimean dan selat balkan.
Setelah masa Ogodei, kembali lagi ada perseteruan keluarga. Ada GoyuL, Guyuk dan Mongke yang memerintah dalam waktu sangat2x singkat dan tidak memiliki hasil apapun. Setelah mereka2x itu muncul satu nama yaitu Kubilai.
Kubilai Khan menjadi Khan terakhir dan medirikan Dinasti Baru yang bernama Yuan dengan ibu kota nya di Da Du (Bei Jing).
Untuk menghindari perebutan kekuasaan lagi maka seluruh kekaisaran dibagi menjadi 4 yg semuanya bertanggung jawab pada Great Khan. Kipchak Khan (Rusia+Eropa timur), Jagatai Khan (Asia tengah+india), Il-Khan (Persia and Middle East) dan Da Khan (Monggol+China). Dia juga merasa bahwa mongol itu tidak berbudaya dan sebagian besar penduduknya tidak bisa baca tulis dan hanya tahu berperang saja. Akhirnya dia meminta Hpag-Spa untuk membuat tulisan dan aksara bagi bangsa mongol. Dia juga kedatangan tamu dari eropa yaitu marcopolo yang diangkat menjadi gubernur Hebei. Juga Kubilai membangun istana Xanadu yg megah dan melegenda. Berisi Keindahan (Tananman, hewan, wanita dan Iptek) dari 4 penjuru dunia.
Hal pertama yang dilakukan oleh Kubilai ketika dia selesai mengatasi maslaah dalam negeri adalah menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan Kakek dan pamannya, yaitu merebut seluruh Cina dengan menguasai Song Selatan dan mengalahkan Kota Xiang Yang.
Perang Salib IV adalah "Perang Salib" yang paling singkat dan lucu dalam sejarah. Para Crusader gagal melakukan penaklukan yang berarti di daerah Timur Tengah, maka mereka merebut Konstantinopel, yang sebenarnya justru merupakan daerah yang mereka "lindungi" sebagai alasan Perang Salib itu sendiri.
Kenapa Mongol dengan mudah menguasai wilayah yang sangat luas? Penjelasannya cukup rumit. Pertama lawan mereka di Eropa, Novgorod, adalah konfederasi beberapa suku Rusia yang lemah. Mereka kalah dengan mudah karena baju perang dan perisai Eropa tidak dapat menang melawan composite bow orang Mongol yang menembus baju perang dan membunuh orang di dalamnya. Lagipula, baju perang paling mutakhir, yang sering disebut Ksatria Gothic, belum lahir pada masa itu (baru pada abad ke-16 mereka dibuat, dan popularitas mereka segera turun drastis karena bobot yang tinggi dan kelemahan mereka melawan senjata api). Taktik militer Mongol cukup simpel, kirimkan semua tahanan dan budak didepan pasukan utama, dan gunakan pemanah berkuda untuk melawan ksatria Eropa yang lamban dan mengandalkan charge. Mereka tidak dapat mengejar para pemanah, dan sering terjebak mengejar terlalu jauh sehingga dapat disergap dengan mudah. Taktik ini juga digunakan oleh Saladin untuk mengalahkan para ksatria Jerusalem ketika Raynald de Chatillon dan Raja Guy de Lusignan melanggar perjanjian damai. Senjata pengepungan mereka peroleh dari Turki, dimana kota-kota mereka seperti Bokhara, Samarkand, dan Khwarazm semuanya dibakar habis dan di bekas kota-kota tersebut didirikan tumpukan kepala manusia, terutama orang tua, wanita, dan anak-anak. Senjata pengepungan ini digunakan untuk melawan kota-kota Eropa yang semua bertembok tebal. Pasukan Genghis menaklukkan seluruh Rusia (kecuali beberapa kota di Kiev -sekarang Ukraina- dan Muscovy -sekarang Moscow-), menaklukkan Hungaria dan membakar Budapest, Carpathia, Volhynia, dan bahkan telah sampai ke gerbang Vienna.
Di wilayah Islam, Hulagu (salah satu anak Genghis) menaklukkan hampir seluruh bekas wilayah kerajaan Sassanid, merebut Damascus dan Baghdad (pusat dari dinasti-dinasti Muslim). Tak terhitung jumlah peninggalan sejarah yang mereka rusak dan hancurkan. Bahwa dunia Muslim selamat hanyalah karena Hulagu, seperti pasukan Genghis di Eropa, harus pulang karena Genghis meninggal. Cina adalah musuh terakhir Genghis, yang akhirnya ditaklukkan oleh cucunya, Kublai. Pada masa itu bangsa Mongol sudah jauh lebih beradab, dan Hangzhou hampir tidak dirusak ketika Hangzhou jatuh ke tangan Mongol.
Penaklukan Mongol meninggalkan bekas-bekas yang sangat mendalam di Eropa dan wilayah Muslim. Pada masa itu adalah lazim dalam doa-doa seluruh rakyat Eropa permohonan supaya orang Mongol tidak lagi masuk lebih jauh ke Eropa. Demikian pula yang terjadi dalam dunia Islam. Bahkan para Crusader bekerja sama dengan tentara Muslim untuk melawan Hulagu, tapi mereka kalah. Kebencian yang mendalam ini akhirnya dilampiaskan ketika pada gilirannya dinasti Mongol yang terbentang luas tidak dapat mempertahankan kekuasaannya. Di Eropa, Ivan the Terrible membentuk negara modern Rusia, yang akhirnya mengalahkan sisa-sisa Golden Horde (nama negara Mongol di sana) di Rusia dan memukul mereka mundur. Di Timur Tengah, dinasti Seljuk merebut kekuasaan dan pelan tapi pasti mengalahkan tentara Mongol di sana, kota demi kota. Di Cina, dinasti Yuan hanya berumur satu abad (CMIIW, kalau ngga satu dua deh). Kublai gagal menyerang Jepang dan Jawa. Zhu Di, kaisar pertama dinasti Ming, akhirnya mengalahkan tentara Mongol di Cina. Pada masanya jenderal besar terakhir Mongol, Timur Lang (di Eropa dikenal dengan nama Tamerlane) muncul, dan tampaknya sempat mendirikan kerajaan yang cukup luas lagi. Dia pernah sesumbar akan memberi makan kudanya di Basilika Santo Petrus, Roma, tapi dia mati dalam ekspedisinya melawan Zhu Di di Cina. Seperti nasib kerajaannya Alexander, kerajaannya pun bubar setelah Timur meninggal.
Setelah Timur Lang mati, Mongol tidak lagi timbul sebagai kerajaan besar. Dinasti Manchu di Cina menyatukan wilayah asli Mongol kedalam kerajaan besar mereka di Cina.
Side Note:
Zhu Di adalah kaisar Cina yang memerintahkan ekspedisi Zheng He (di Indonesia jauh lebih terkenal dengan nama Cheng Ho) ke seluruh dunia. Gavin Menzies, seorang sejarawan, menyatakan bahwa ekspedisi Zheng He ini adalah kali pertama seseorang mengelilingi seluruh dunia, hampir seabad sebelum Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Dia meninggalkan prasasti dan tanda-tanda di Amerika Selatan, Afrika, Indonesia, dan India. Sayangnya, setelah Zheng He pulang tahun 1473, tidak ada ekspedisi lain yang dilakukan. Pada tahun-tahun saat dia mengelilingi dunia, Istana Terlarang di Peking terbakar habis, dan banyak mandarin Cina menyatakan bahwa ini adalah karena kesombongan dan keserakahan Zhu Di hendak menguasai seluruh dunia. Setelah Zhu Di meninggal, semua pelabuhan besar di Cina ditutup total, dan semua kapal-kapal besar Cina dihancurkan. Perdagangan mereka dengan dunia Arab turun drastis, dimana sekarang kapal Arab boleh masuk tapi tidak ada junk Cina yang melayari lautan lagi. Ketakutan dan isolasionisme Cina ini berlangsung sampai dermaganya dibuka dengan paksa oleh negara-negara barat pada abad ke-19.
adapt from
http://www.indogamers.com/f261/sejarah_bangsa_mongol-45219/
Bangsa mongol, bangsa nomaden dari daerah utara cina. Hidup berpindah2x dengan berternak dan terbagi dalam beberapa suku.
Nama mongol sendiri baru Exist setelah Temujin menyatukan seluruh suku2x itu dan diberikan gelar Genghis Khan di Khuriltai.
Genghis Khan ini memberikan seluruh penduduk mongol sebuah indentitas nasional dan bukan hanya suku2x saja, Jadi tidak ada lagi Keraits, Merkit,Onokist,Borjigin,dll. Semuanya jadi satu bangsa yang disebut mongol.
Sekarang setelah mongol jadi satu, lalu timbul masalah baru, yaitu Tujuan berbangsa dan bernegara. Dahulu setiap suku saling ingin menguasai suku lainnya sekarang setelah jadi satu lalu apa lagi yang harus mereka lakukan ?
Genghis Khan melihat bahwa semua barang2x yang mereka punya itu asalnya bukan dari monggol. Keramik dan sutra itu dari Cina, obat2xan itu dari korea dan kayu2x itu dari India. Jadi Genghis Khan berencana untuk merebut tempat2x itu.
Yg pertama dan yg terlemah dan yang terkaya serta yang terdekat tentu saja.......CINA.
Selama ini Dinasti Jin itu sering meng- Obok2x keadaan politik di monggol untuk memanfaatkan mereka untuk melemahkan daerah2x perbatasan negara lain yang menjadi musuh Jin. Diantaranya Xia, Liao dan Song.
Nah sekarang Genghis Khan secara terbalik memanfaatkan Jin untuk melemahkan sasarannya yaitu Dinasti Song yang menguasai Dataran Tengah yang subur di Cina. Sebelumnya Genghis Khan menguasai Xia dan merebut sebagian Liao.
Setelah Jin berhasil masuk ke Cina tengah, maka Genghis Khan menyerang Jin di Yajing (Bei Jing sekarang), Genghis Khan melakukan ini dengan Pretext membantu Jin mengalahkan Song yang sudah terdesak di Selatan. Tetapi Jin yang diserang dan tidak siap, apalagi setelah 100.000 pasukan mongol melintasi Great Wall maka merekapun tidak bertahan lama, dalam waktu 2 thn, Jin utara pun berhasil dikuasai.
Sebelum Genghis Khan melanjutkan ke selatan, terjadi pergolakan di Xia dan dia terpaksa harus kembali untuk memadamkan pemberontakan itu. Dia mengirimkan salah satu jendralnya yg terhebat, Subutai, hanya dengan 20.000 prajurit untuk mengatasi pemberontakan itu. Sementara Jebe dan Qubilai mengatasi pemberontakan dari salah seorang kepala suku monggol yang melarikan diri ke Asia tengah dan melancarkan serangan dari sana.
Jadi pada dasarnya saat ini Genghis Khan itu melancarkan 3 invasi sekaligus yaitu ke Cina, Asia tengah dan yang terjauh setelah megatasi daerah asia tengah adalah timur tengah.
Pada dasarnya kenapa Genghis Khan bisa semudah ini melewati semua negara.
Pada saat itu Timteng dan Eropa baru saja 'Selesai' perang salib jilid ke IV dan sedang letih2xnya.
Cina dibawah dinasti Song sedang bobrok2xnya dan jepang dari lautan terus mengancam korea dan Jin.
India sedang terjadi peralihan dari kekuasaan Buddha-Hindu di Selatan dengan kekuasaan Invading Muslim Sultanete dari utara.
Jadi pada dasarnya, tidak ada yang memperhatikan sebuah wilayah dengan suku2x kecil yang banyak di timur laut.
Karena frustasi tidak dapat melewati Xiang Yang yang dijaga oleh 'Persatuan Pendekar'. Genghis Khan mengalihkan perhatiannya ke Timur Tengah dan meninggalkan Muqali salah satu penasehatnya setelah Borchu untuk menjaga Cina utara dan membangun ibu kota mongol timur di Bei Jing yang waktu itu dinamakan Da Du.
Dalam menyerang Timteng, Genghis Khan membawa seluruh divisi pasukannya yang dipimpin oleh Joti, Jebe dan Touloi. Ketika ekspedisi ini dimulai, Genghis Khan sudah cukup tua dan menetapkan pewaris takhtanya adalah Ogodei.
Pada akhirnya Samarkand jatuh ketangan Mongol dan disanalah Ibukota Mongol Barat didirikan. Dengan begini maka seluruh Persia pada dasarnya telah masuk dalam kekuasaan monggol.
Dari arah ini, Genghis Khan membagi pasukannya menjadi 2 yg satu menyerang India yg dipimpin oleh dirinya sendiri, serta yang lainnya menyerang Rusia(Novogord) yg dipimpin oleh Subutai dan Jebe.
Nah ketika kembali ke Mongol, Genghis Khan melewati wilayah Kaukusian dan melintasi Himalaya dan konon disini dia mendengar cerita mengenai Shang Ri La dan mencarinya. Dia bertemu dengan seorang pendeta Tibet yang menanyakan apa yang paling di yakininya dalam hidup dan Genghis Khan menjawab Kekuatan. Sang Biksu tibet itu akhirnya berkata bahwa untuk masuk kedalam Shang Ri La maka seseorang harus membuktikan apa yang diyakininya benar. Nah, Walaupun Genghis Khan tidak menemukan Shang Ri La tetapi legenda ini jadi berkembang bahwa sebuah komunitas kecil disiapkan ditempat itu untuk mengundang para ahli beladari untuk bertarung dan yang terkuat akan melihat Shang Ri La. Well....thats the legend....
Dia kemudian kembali ke Mongol dan ketika dia akan mencoba menyerang cina lagi, dia dihadapkan pada pemberontakan di Xia dan terpaksa harus mengatasinya terlebih dahulu. Karena sudah letih dengan pemberontakan Xia (7 X memberontak dan 7 X diampuni, Mirip Cerita apa hayo ??? kekkeke http://www.kaskus.us/images/smilies/sumbangan/14.gif ) maka pada yang ke 8, seluruh keluarga kerajaan Xia di hukum mati.
2 thn setelah kejadian ini akhirnya Genghis Khan mangkat dan digantikan oleh pewarisnya takhtanya Ogodei. Tetapi sebelum itu terjadi ada perebutan kekuasaan dahulu antara Joti, Jagatai dan Ogodei serta Touloi. Tetapi Touloi ini tidak begitu berambisi, dia hanya menjaga tanah kelahirannya saja dan membiarkan kakak2xnya bertempur memperebutkan kekuasaan. Akhirnya para pemimpin suku2x mongol dan wakil2x wilayah jajahan mengangkat Ogodei sebagai Khan berikutnya mengantikan ayahnya.
Masa pemerintahan Ogodei relatif stabil, Prestasi Ogodei adalah menghancurkan seluruh Dinasti Jin tetapi sekali lagi seperti ayahnya, dia belum mampu menembus Xiang Yang untuk dapat menguasai Kerajaan Song Selatan.
Karena hal itu dia mengalihkan perhatiannya ke Korea dan menguasainya serta meng aneksasi seluruh Rusia sampai ke Perbatasan Hungaria (Waktu itu Ex-HRE). Dia juga menguasai sisa2x kerajaan Persia yang masih belum masuk dalam wilayah monggol dan terus menyerang sampai ke tepi barat hingga perbatasan Mediternia, laut hitam, laut crimean dan selat balkan.
Setelah masa Ogodei, kembali lagi ada perseteruan keluarga. Ada GoyuL, Guyuk dan Mongke yang memerintah dalam waktu sangat2x singkat dan tidak memiliki hasil apapun. Setelah mereka2x itu muncul satu nama yaitu Kubilai.
Kubilai Khan menjadi Khan terakhir dan medirikan Dinasti Baru yang bernama Yuan dengan ibu kota nya di Da Du (Bei Jing).
Untuk menghindari perebutan kekuasaan lagi maka seluruh kekaisaran dibagi menjadi 4 yg semuanya bertanggung jawab pada Great Khan. Kipchak Khan (Rusia+Eropa timur), Jagatai Khan (Asia tengah+india), Il-Khan (Persia and Middle East) dan Da Khan (Monggol+China). Dia juga merasa bahwa mongol itu tidak berbudaya dan sebagian besar penduduknya tidak bisa baca tulis dan hanya tahu berperang saja. Akhirnya dia meminta Hpag-Spa untuk membuat tulisan dan aksara bagi bangsa mongol. Dia juga kedatangan tamu dari eropa yaitu marcopolo yang diangkat menjadi gubernur Hebei. Juga Kubilai membangun istana Xanadu yg megah dan melegenda. Berisi Keindahan (Tananman, hewan, wanita dan Iptek) dari 4 penjuru dunia.
Hal pertama yang dilakukan oleh Kubilai ketika dia selesai mengatasi maslaah dalam negeri adalah menyelesaikan apa yang tidak dapat diselesaikan Kakek dan pamannya, yaitu merebut seluruh Cina dengan menguasai Song Selatan dan mengalahkan Kota Xiang Yang.
Perang Salib IV adalah "Perang Salib" yang paling singkat dan lucu dalam sejarah. Para Crusader gagal melakukan penaklukan yang berarti di daerah Timur Tengah, maka mereka merebut Konstantinopel, yang sebenarnya justru merupakan daerah yang mereka "lindungi" sebagai alasan Perang Salib itu sendiri.
Kenapa Mongol dengan mudah menguasai wilayah yang sangat luas? Penjelasannya cukup rumit. Pertama lawan mereka di Eropa, Novgorod, adalah konfederasi beberapa suku Rusia yang lemah. Mereka kalah dengan mudah karena baju perang dan perisai Eropa tidak dapat menang melawan composite bow orang Mongol yang menembus baju perang dan membunuh orang di dalamnya. Lagipula, baju perang paling mutakhir, yang sering disebut Ksatria Gothic, belum lahir pada masa itu (baru pada abad ke-16 mereka dibuat, dan popularitas mereka segera turun drastis karena bobot yang tinggi dan kelemahan mereka melawan senjata api). Taktik militer Mongol cukup simpel, kirimkan semua tahanan dan budak didepan pasukan utama, dan gunakan pemanah berkuda untuk melawan ksatria Eropa yang lamban dan mengandalkan charge. Mereka tidak dapat mengejar para pemanah, dan sering terjebak mengejar terlalu jauh sehingga dapat disergap dengan mudah. Taktik ini juga digunakan oleh Saladin untuk mengalahkan para ksatria Jerusalem ketika Raynald de Chatillon dan Raja Guy de Lusignan melanggar perjanjian damai. Senjata pengepungan mereka peroleh dari Turki, dimana kota-kota mereka seperti Bokhara, Samarkand, dan Khwarazm semuanya dibakar habis dan di bekas kota-kota tersebut didirikan tumpukan kepala manusia, terutama orang tua, wanita, dan anak-anak. Senjata pengepungan ini digunakan untuk melawan kota-kota Eropa yang semua bertembok tebal. Pasukan Genghis menaklukkan seluruh Rusia (kecuali beberapa kota di Kiev -sekarang Ukraina- dan Muscovy -sekarang Moscow-), menaklukkan Hungaria dan membakar Budapest, Carpathia, Volhynia, dan bahkan telah sampai ke gerbang Vienna.
Di wilayah Islam, Hulagu (salah satu anak Genghis) menaklukkan hampir seluruh bekas wilayah kerajaan Sassanid, merebut Damascus dan Baghdad (pusat dari dinasti-dinasti Muslim). Tak terhitung jumlah peninggalan sejarah yang mereka rusak dan hancurkan. Bahwa dunia Muslim selamat hanyalah karena Hulagu, seperti pasukan Genghis di Eropa, harus pulang karena Genghis meninggal. Cina adalah musuh terakhir Genghis, yang akhirnya ditaklukkan oleh cucunya, Kublai. Pada masa itu bangsa Mongol sudah jauh lebih beradab, dan Hangzhou hampir tidak dirusak ketika Hangzhou jatuh ke tangan Mongol.
Penaklukan Mongol meninggalkan bekas-bekas yang sangat mendalam di Eropa dan wilayah Muslim. Pada masa itu adalah lazim dalam doa-doa seluruh rakyat Eropa permohonan supaya orang Mongol tidak lagi masuk lebih jauh ke Eropa. Demikian pula yang terjadi dalam dunia Islam. Bahkan para Crusader bekerja sama dengan tentara Muslim untuk melawan Hulagu, tapi mereka kalah. Kebencian yang mendalam ini akhirnya dilampiaskan ketika pada gilirannya dinasti Mongol yang terbentang luas tidak dapat mempertahankan kekuasaannya. Di Eropa, Ivan the Terrible membentuk negara modern Rusia, yang akhirnya mengalahkan sisa-sisa Golden Horde (nama negara Mongol di sana) di Rusia dan memukul mereka mundur. Di Timur Tengah, dinasti Seljuk merebut kekuasaan dan pelan tapi pasti mengalahkan tentara Mongol di sana, kota demi kota. Di Cina, dinasti Yuan hanya berumur satu abad (CMIIW, kalau ngga satu dua deh). Kublai gagal menyerang Jepang dan Jawa. Zhu Di, kaisar pertama dinasti Ming, akhirnya mengalahkan tentara Mongol di Cina. Pada masanya jenderal besar terakhir Mongol, Timur Lang (di Eropa dikenal dengan nama Tamerlane) muncul, dan tampaknya sempat mendirikan kerajaan yang cukup luas lagi. Dia pernah sesumbar akan memberi makan kudanya di Basilika Santo Petrus, Roma, tapi dia mati dalam ekspedisinya melawan Zhu Di di Cina. Seperti nasib kerajaannya Alexander, kerajaannya pun bubar setelah Timur meninggal.
Setelah Timur Lang mati, Mongol tidak lagi timbul sebagai kerajaan besar. Dinasti Manchu di Cina menyatukan wilayah asli Mongol kedalam kerajaan besar mereka di Cina.
Side Note:
Zhu Di adalah kaisar Cina yang memerintahkan ekspedisi Zheng He (di Indonesia jauh lebih terkenal dengan nama Cheng Ho) ke seluruh dunia. Gavin Menzies, seorang sejarawan, menyatakan bahwa ekspedisi Zheng He ini adalah kali pertama seseorang mengelilingi seluruh dunia, hampir seabad sebelum Ferdinand Magellan mengelilingi dunia. Dia meninggalkan prasasti dan tanda-tanda di Amerika Selatan, Afrika, Indonesia, dan India. Sayangnya, setelah Zheng He pulang tahun 1473, tidak ada ekspedisi lain yang dilakukan. Pada tahun-tahun saat dia mengelilingi dunia, Istana Terlarang di Peking terbakar habis, dan banyak mandarin Cina menyatakan bahwa ini adalah karena kesombongan dan keserakahan Zhu Di hendak menguasai seluruh dunia. Setelah Zhu Di meninggal, semua pelabuhan besar di Cina ditutup total, dan semua kapal-kapal besar Cina dihancurkan. Perdagangan mereka dengan dunia Arab turun drastis, dimana sekarang kapal Arab boleh masuk tapi tidak ada junk Cina yang melayari lautan lagi. Ketakutan dan isolasionisme Cina ini berlangsung sampai dermaganya dibuka dengan paksa oleh negara-negara barat pada abad ke-19.
adapt from
http://www.indogamers.com/f261/sejarah_bangsa_mongol-45219/
== Asal mula == Kekaisaran Mongolia didirikan oleh [[Jenghis Khan]] pada tahun 1206 sesudah mempersatukan Suku-suku Mongolia yang saat itu sering bers
MASA KEMAJUAN ISLAMI
(650-1000 M)
A. KHILAFAH RASYIDIN
Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yangakan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafatl beliau lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul dibalai kota Bani Sai’dah Madinah.
Mereka musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul) yang dalam perkembanga selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi mawaf untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat ituhabis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidakmau tunduk lagi kepada Madinah. Mereka menganggap, bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan,, Abu Bakar dapat menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Tampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan,khalifah juga melaksanakan hokum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanannya”, Umar ibn Khathab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasululllah (pengganti dari pengganti Rasullullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yangmenyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam(dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Di samping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperangtersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam dating ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium yang memerintah mereka.
7. Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
B. Khalifah Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya utnuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yangbaru bagi tradisi Arab yang lebih menegakkan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus mejadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuaatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di irak dan wilayah bagian Timur lainya merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah muncunya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Al-Muthalib.gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
C. Khilafah Bani Abbas
Kekuasaan dinasi Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasi Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Abdulllah ibn Al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M0 s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut Periode Pengaruh Persia Pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M0 disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M) masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.
BAB II
MASA KEMUNDURAN
(1250-1500 M)
A. Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara,, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan yangmelahirkan keturunan pemimpin bangsa mongol di kemudian hari.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar-kecil, seribu, dua ratus dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pernah ditaklukan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sulthan Khawarizm, Jalal Al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
B. Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapeteka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk yang berarti Timur si Pincang.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda liar . Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan serta keberanian yang mengangkat dan menharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula. Setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Tughlug Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur menawaran kepadanya jabatan Gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu diterima. Akan tetapi setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M Tughluq Temur mengangkat putranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirnya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M0 keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu, saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abd Al-Latif (1449-1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id (1452-1469 M0. Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu(domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa’id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Koyunlu.
C. Dinasti Mamalik Di Mesir
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsa Mongol baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu berada di bawah kekuasaan dinasti Mamalik. Karena, negeri ini terhindar dari kehancuran maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relative terlihat dan beberapa di antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih dibawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu mungkin karena metode berpikir tradisional sudah tertanam sangat kuat sejak bekembangnya aliran teolofi ‘Asy’ariyah, filsafat mendapat kecaman sejak pemikiran Al-Ghazali mewarnai pemikiran mayoritas umat Islam dan yang lebih penting lagi adalah karena Bagdad dengan fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat peradaban Islam, hancur.
Ketika Al-Malik Al-Salih meninggan (1249 M) anaknya, Turansyah naik tahta sebagai Sultan. Golongan Mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan baybars berhasil membunuh Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintah, sesuai dengan kesepakatan golongan Mamalik. Kepemimpinan Syajaruh Al-Durr berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian kawin dengan seorang tokoh Mamalik bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya sambil berharap dapat terus berkuasa di belakang tabir. Akan tetapi segera setelah itu Aybah membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayyubiyah bernama Musa sebagai Sultan “syar’i” (formal) di samping dirinya yang bertindak sebagai penguasa sebenarnya. Namun, Musa akhinrya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari dinasti Ayyubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan dinasti Mamalik.
Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-banguan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, rumah sakit, museum perpustakaan, vila-vila, kubah dan menara masjid.
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat dan stabilitas Negara yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, dinasti Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya budak-budak dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji, yang untuk pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, solidaritas antarsesama militer menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan. Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguasa menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan perekonomian negate tidak stabil. Di samping, ditemukannyaTanjung Harapan oleh Eropa melalui Mesir menurun fungsinya. Kondisi ini perparah oleh datangnya kemarau panjang dan berjangkintya wabah penyakit.
Di pihak lain, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi Mamalik yaitu kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan Usmani dalam pertempuran menentukan di luar kota Kair tahun
1517 M. sejak itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani sebagai salah satu provinsinya.
adapt from
http://arsipmakalahkita.blogspot.com/2009/07/masa-kemajuan-islami.html
(650-1000 M)
A. KHILAFAH RASYIDIN
Nabi Muhammad SAW. tidak meninggalkan wasiat tentang siapa yangakan menggantikan beliau sebagai pemimpin politik umat Islam setelah beliau wafat. Beliau tampaknya menyerahkan persoalan tersebut kepada kaum Muslimin sendiri untuk menentukannya. Karena itulah, tidak lama setelah beliau wafatl beliau lagi jenazahnya dimakamkan, sejumlah tokoh Muhajirin dan Anshar berkumpul dibalai kota Bani Sai’dah Madinah.
Mereka musyawarah siapa yang akan dipilih menjadi pemimpin. Musyawarah itu berjalan cukup alot karena masing-masing pihak, baik Muhajirin maupun Anshar, sama-sama merasa berhak menjadi pemimpin umat Islam. Namun dengan semangat ukhuwah Islamiah yang tinggi, akhirnya Abu Bakar terpilih. Rupanya semangat keagamaan Abu Bakar mendapat penghargaan yang tinggi dari umat Islam, sehingga masing-masing pihak menerima dan membaiatnya.
Sebagai pemimpin umat Islam setelah rasul, Abu Bakar disebut Khalifah Rasulillah (pengganti Rasul) yang dalam perkembanga selanjutnya disebut khalifah saja. Khalifah adalah pemimpin yang diangkat sesudah nabi mawaf untuk menggantikan beliau melanjutkan tugas-tugas sebagai pemimpin agama dan kepala pemerintahan.
Abu Bakar menjadi khalifah hanya dua tahun. Pada tahun 634 M ia meninggal dunia. Masa sesingkat ituhabis untuk menyelesaikan persoalan dalam negeri terutama tantangan yang ditimbulkan oleh suku-suku bangsa Arab yang tidakmau tunduk lagi kepada Madinah. Mereka menganggap, bahwa perjanjian yang dibuat dengan Nabi Muhammad, dengan sendirinya batal setelah Nabi wafat. Karena itu, mereka menentang Abu Bakar. Karena sikap keras kepala dan penentangan mereka yang dapat membahayakan agama dan pemerintahan,, Abu Bakar dapat menyelesaikan persoalan ini dengan apa yang disebut Perang Riddah (perang melawan kemurtadan). Khalid ibn Al-Walid adalah jenderal yang banyak berjasa dalam Perang Riddah ini.
Tampaknya, kekuasaan yang dijalankan pada masa khalifah Abu Bakar, sebagaimana pada masa Rasulullah, bersifat sentral; kekuasaan legislatif, eksekutif, dan yudikatif terpusat di tangan khalifah. Selain menjalankan roda pemerintahan,khalifah juga melaksanakan hokum. Meskipun demikian, seperti juga Nabi Muhammad SAW, Abu Bakar selalu mengajak sahabat-sahabat besarnya bermusyawarah.
Abu Bakar meninggal dunia, sementara barisan depan pasukan Islam sedang mengancam Palestina Irak, dan kerajaan Hirah. Ia diganti oleh “tangan kanannya”, Umar ibn Khathab. Ketika Abu Bakar sakit dan merasa ajalnya sudah dekat, ia bermusyawarah dengan para pemuka sahabat, kemudian mengangkat Umar sebagai penggantinya dengan maksud untuk mencegah kemungkinan terjadinya perselisihan dan perpecahan di kalangan umat Islam. Kebijaksanaan Abu Bakar tersebut ternyata diterima masyarakat yang segera secara beramai-ramai membaiat Umar. Umar menyebut dirinya Khalifah Khalifati Rasululllah (pengganti dari pengganti Rasullullah). Ia juga memperkenalkan istilah Amir al-Mu’minin (komandan orang-orang yang beriman).
Ketika itu wilayah kekuasaan Islam sangat luas. Ekspansi ke negeri-negeri yang sangat jauh dari pusat kekuasaannya dalam waktu tidak lebih dari setengah abad, merupakan kemenangan menakjubkan dari suatu bangsa yang sebelumnya tidak pernah mempunyai pengalaman politik yang memadai. Faktor-faktor yangmenyebabkan ekspansi itu demikian cepat antara lain adalah:
1. Islam, di samping merupakan ajaran yang mengatur hubungan manusia dengan Tuhan, juga agama yang mementingkan soal pembentukan masyarakat.
2. Dalam dada para sahabat Nabi tertanam keyakinan tebal tentang kewajiban menyerukan ajaran-ajaran Islam(dakwah) ke seluruh penjuru dunia. Di samping itu, suku-suku bangsa Arab gemar berperang. Semangat dakwah dan kegemaran berperangtersebut membentuk satu kesatuan yang padu dalam diri umat Islam.
3. Bizantium dan Persia, dua kekuatan yang menguasai Timur Tengah pada waktu itu, mulai memasuki masa kemunduran dan kelemahan, baik karena sering terjadi peperangan antara keduanya maupun karena persoalan-persoalan dalam negeri masing-masing.
4. pertentangan aliran agama di wilayah Bizantium mengakibatkan hilangnya kemerdekaan beragama memaksakan aliran yang dianutnya. Mereka juga tidak senang karena pajak yang tinggi untuk biaya peperangan melawan Persia.
5. Islam dating ke daerah-daerah yang dimasukinya dengan sikap simpatik dan toleran tidak memaksa rakyat untuk mengubah agamanya dan masuk Islam.
6. Bangsa Sami di Syria dan Palestina dan bangsa Hami di Mesir memandang bangsa Arab lebih dekat kepada mereka daripada bangsa Eropa, Bizantium yang memerintah mereka.
7. Mesir, Syria dan Irak adalah daerah-daerah yang kaya. Kekayaan itu membantu penguasa Islam untuk membiayai ekspansi ke daerah yang lebih jauh.
B. Khalifah Bani Umayyah
Memasuki masa kekuasaan Muawiyah yang menjadi awal kekuasaan Bani Umayyah, pemerintahan yang bersifat demokratis berubah menjadi monarchiheridetis (kerajaan turun temurun). Kekhalifahan Muawiyah diperoleh melalui kekerasan, diplomasi, dan tipu daya, tidak dengan pemilihan atau suara terbanyak. Suksesi kepemimpinan secara turun temurun dimulai ketika Muawiyah mewajibkan seluruh rakyatnya utnuk menyatakan setia terhadap anaknya, Yazid. Muawiyah bermaksud mencontoh monarchi di Persia dan Bizantium. Dia memang tetap menggunakan istilah khalifah, namun dia memberikan interpretasi baru dari kata-kata itu mengagungkan jabatan tersebut. Dia menyebutnya “khalifah Allah” dalam pengertian “penguasa” yang diangkat oleh Allah.
Ada beberapa faktor yang menyebabkan dinasti Bani Umayyah lemah dan membawanya kepada kehancuran. Faktor-faktor itu antara lain:
1. Sistem pergantian khalifah melalui garis keturunan adalah sesuatu yangbaru bagi tradisi Arab yang lebih menegakkan aspek senioritas. Pengaturannya tidak jelas. Ketidakjelasan system pergantian khalifah ini menyebabkan terjadinya persaingan yang tidak sehat di kalangan anggota keluarga istana.
2. Latar belakang terbentuknya dinasti Bani Umayyah tidak bisa dipisahkan dari konflik-konflik politik yang terjadi di masa Ali. Sisa-sisa Syi’ah (para pengikut Ali) dan Khawarij terus mejadi gerakan oposisi, baik secara terbuka, seperti di masa awal dan akhir maupun secara tersembunyi seperti di masa pertengahan kekuasaan Bani Umayyah. Penumpasan terhadap gerakan-gerakan ini banyak menyedot kekuaatan pemerintah.
3. Pada masa kekuasaan Bani Umayyah, pertentangan etnis antara suku Arabia Utara (Bani Qays) dan Arabia Selatan (Bani Kalb) yang sudah ada sejak zaman sebelum Islam, makin meruncing. Perselisihan ini mengakibatkan para penguasa Bani Umayyah mendapat kesulitan untuk menggalang persatuan dan kesatuan. Di samping itu, sebagian besar golongan mawali (non-Arab), terutama di irak dan wilayah bagian Timur lainya merasa tidak puas karena status mawali itu menggambarkan suatu inferioritas ditambah dengan keangkuhan bangsa Arab yang diperlihatkan pada masa Bani Umayyah.
4. Lemahnya pemerintahan daulat Bani Umayyah juga disebabkan oleh sikap hidup mewah di lingkungan istana sehingga anak-anak khalifah tidak sanggup memikul beban berat kenegaraan tatkala mereka mewarisi kekuasaan. Disamping itu, golongan agama banyak yang kecewa karena perhatian penguasa terhadap perkembangan agama sangat kurang.
5. Penyebab langsung tergulingnya kekuasaan dinasti Bani Umayyah adalah muncunya kekuatan baru yang dipelopori oleh keturunan Al-Abbas ibn Al-Muthalib.gerakan ini mendapat dukungan penuh dari Bani Hasyim dan golongan Syi’ah dan kaum Mawali yang merasa dikelasduakan oleh pemerintahan Bani Umayyah.
C. Khilafah Bani Abbas
Kekuasaan dinasi Bani Abbas atau khilafah Abbasiyah, sebagaimana disebutkan, melanjutkan kekuasaan dinasti Bani Umayyah. Dinamakan khilafah Abbasiyah karena para pendiri dan penguasa dinasti ini adalah keturunan Al-Abbas paman Nabi Muhammad SAW. Dinasi Abbasiyah didirikan oleh Abdullah Al-Saffah ibn Muhammad ibn Abdulllah ibn Al-Abbas. Kekuasaannya berlangsung dalam rentang waktu yang panjang, dari tahun 132 H (750 M0 s.d. 656 H (1258 M). Selama dinasti ini berkuasa, pola pemerintahan yang diterapkan berbeda-beda sesuai dengan perubahan politik, social dan budaya. Berdasarkan perubahan pola pemerintahan dan politik itu, para sejarawan biasanya membagi masa pemerintahan Bani Abbas menjadi lima periode:
1. Periode Pertama (132 H/750 M-232 H/847 M), disebut Periode Pengaruh Persia Pertama.
2. Periode Kedua (232 H/847 M-334 H/945 M0 disebut masa pengaruh Turki pertama.
3. Periode Ketiga (334 H/945 M-447 H/1055 M) masa kekuasaan dinasti Buwaih dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah. Periode ini disebut juga masa pengaruh Persia kedua.
4. Periode Keempat (447 H/1055 M-590 H/1194 M), masa kekuasaan dinasti Bani Seljuk dalam pemerintahan khalifah Abbasiyah, biasanya disebut juga dengan masa pengaruh Turki kedua.
5. Periode Kelima (590 H/1194 M-656 H/1258 M), masa khalifah bebas dari pengaruh dinasti lain, tetapi kekuasaannya hanya efektif di sekitar kota Bagdad.
BAB II
MASA KEMUNDURAN
(1250-1500 M)
A. Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Jatuhnya kota Bagdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam karena Bagdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia, yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara,, Tibet Selatan, dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putra kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putra itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan yangmelahirkan keturunan pemimpin bangsa mongol di kemudian hari.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. Ia berhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada pada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, putranya Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan bangsa Mongol dengan suku bangsa lain, sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. Ia menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar-kecil, seribu, dua ratus dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang putranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai, dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pernah ditaklukan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sulthan Khawarizm, Jalal Al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
B. Serangan-serangan Timur Lenk
Setelah lebih dari satu abad umat Islam menderita dan berusaha bangkit dari kehancuran akibat serangan bangsa Mongol di bawah Hulagu Khan, malapeteka yang tidak kurang dahsyatnya datang kembali yaitu serangan yang juga dari keturunan bangsa Mongol. Berbeda dari Hulagu Khan dan keturunannya pada dinasti Ilkhan, penyerang kali ini sudah masuk Islam tetapi sisa-sisa kebiadaban dan kekejaman masih melekat kuat. Serangan itu dipimpin oleh Timur Lenk yang berarti Timur si Pincang.
Sejak usia masih sangat muda, keberanian dan keperkasaannya yang luar biasa sudah terlihat. Ia sering diberi tugas untuk menjinakkan kuda-kuda liar . Sewaktu berumur 12 tahun, ia sudah terlibat dalam banyak peperangan dan menunjukkan kehebatan serta keberanian yang mengangkat dan menharumkan namanya di kalangan bangsanya. Akan tetapi, baru setelah ayahnya meninggal, sejarah keperkasaannya bermula. Setelah Jagatai wafat, masing-masing Amir melepaskan diri dari pemerintahan pusat. Timur Lenk mengabdikan diri pada Gubernur Transoxiana, Amir Qazaghan. Ketika Qazaghan meninggal dunia, datang serbuan dari Tughluq Temur Khan, pemimpin Moghulistan, yang menjarah dan menduduki Transoxiana. Timur Lenk bangkit memimpin perlawanan untuk membela nasib kaumnya yang tertindas. Tughlug Temur setelah melihat keberanian dan kehebatan Timur menawaran kepadanya jabatan Gubernur di negeri kelahirannya. Tawaran itu diterima. Akan tetapi setahun setelah Timur Lenk diangkat menjadi gubernur, tahun 1361 M Tughluq Temur mengangkat putranya, Ilyas Khoja menjadi gubernur Samarkand dan Timur Lenk menjadi wazirnya. Tentu saja Timur Lenk menjadi berang. Ia segera bergabung dengan cucu Qazaghan, Amir Husain mengangkat senjata memberontak terhadap Tughluq Temur.
Setelah Timur Lenk meninggal, dua orang anaknya, Muhammad Jehanekir dan Khalil berperang memperebutkan kekuasaan. Khalil (1404-1405 M0 keluar sebagai pemenang. Akan tetapi, ia hidup berfoya-foya menghabiskan kekayaan yang ditinggalkan ayahnya. Karena itu, saudaranya yang lain, Syah Rukh (1405-1447 M), merebut kekuasaan dari tangannya. Syah Rukh berusaha mengembalikan wibawa kerajaan. Ia seorang raja yang adil dan lemah lembut. Setelah wafat, ia diganti oleh anaknya Ulugh Bey (1447-1449 M), seorang raja yang alim dan sarjana ilmu pasti. Namun, masa kekuasaannya tidak lama. Dua tahun setelah berkuasa ia dibunuh oleh anaknya yang haus kekuasaan, Abd Al-Latif (1449-1450 M). Raja besar dinasti Timuriyah yang terakhir adalah Abu Sa’id (1452-1469 M0. Pada masa inilah kerajaan mulai terpecah belah. Wilayah kerajaan yang luas itu diperebutkan oleh dua suku Turki yang baru muncul ke permukaan, Kara Koyunlu(domba hitam) dan Ak Koyunlu (domba putih). Abu Sa’id sendiri terbunuh ketika bertempur melawan Uzun Hasan, penguasa Ak Koyunlu.
C. Dinasti Mamalik Di Mesir
Kalau ada negeri Islam yang selamat dari kehancuran akibat serangan-serangan bangsa Mongol baik serangan Hulagu Khan maupun Timur Lenk, maka negeri itu adalah Mesir yang ketika itu berada di bawah kekuasaan dinasti Mamalik. Karena, negeri ini terhindar dari kehancuran maka persambungan perkembangan peradaban dengan masa klasik relative terlihat dan beberapa di antara prestasi yang pernah dicapai pada masa klasik bertahan di Mesir. Walaupun demikian kemajuan yang dicapai oleh dinasti ini, masih dibawah prestasi yang pernah dicapai oleh umat Islam pada masa klasik. Hal itu mungkin karena metode berpikir tradisional sudah tertanam sangat kuat sejak bekembangnya aliran teolofi ‘Asy’ariyah, filsafat mendapat kecaman sejak pemikiran Al-Ghazali mewarnai pemikiran mayoritas umat Islam dan yang lebih penting lagi adalah karena Bagdad dengan fasilitas-fasilitas ilmiahnya yang banyak memberi inspirasi ke pusat-pusat peradaban Islam, hancur.
Ketika Al-Malik Al-Salih meninggan (1249 M) anaknya, Turansyah naik tahta sebagai Sultan. Golongan Mamalik merasa terancam karena Turansyah lebih dekat kepada tentara asal Kurdi daripada mereka. Pada tahun 1250 M, Mamalik di bawah pimpinan Aybak dan baybars berhasil membunuh Turansyah. Istri Al-Malik Al-Salih, Syajarah Al-Durr, seorang yang juga berasal dari kalangan Mamalik berusaha mengambil kendali pemerintah, sesuai dengan kesepakatan golongan Mamalik. Kepemimpinan Syajaruh Al-Durr berlangsung sekitar tiga bulan. Ia kemudian kawin dengan seorang tokoh Mamalik bernama Aybak dan menyerahkan tampuk kepemimpinan kepadanya sambil berharap dapat terus berkuasa di belakang tabir. Akan tetapi segera setelah itu Aybah membunuh Syajarah Al-Durr dan mengambil sepenuhnya kendali pemerintahan. Pada mulanya, Aybak mengangkat seorang keturunan penguasa Ayyubiyah bernama Musa sebagai Sultan “syar’i” (formal) di samping dirinya yang bertindak sebagai penguasa sebenarnya. Namun, Musa akhinrya dibunuh oleh Aybak. Ini merupakan akhir dari dinasti Ayyubiyah di Mesir dan awal dari kekuasaan dinasti Mamalik.
Dinasti Mamalik juga banyak mengalami kemajuan di bidang arsitektur. Banyak arsitek didatangan ke Mesir untuk membangun sekolah-sekolah dan masjid-masjid yang indah. Bangunan-banguan lain yang didirikan pada masa ini di antaranya adalah, rumah sakit, museum perpustakaan, vila-vila, kubah dan menara masjid.
Kemajuan-kemajuan itu tercapai berkat kepribadian dan wibawa Sultan yang tinggi, solidaritas sesama militer yang kuat dan stabilitas Negara yang aman dari gangguan. Akan tetapi, ketika faktor-faktor tersebut menghilang, dinasti Mamalik sedikit demi sedikit mengalami kemunduran. Semenjak masuknya budak-budak dari Sirkasia yang kemudian dikenal dengan nama Mamluk Burji, yang untuk pertama kalinya dibawa oleh Qalawun, solidaritas antarsesama militer menurun, terutama setelah Mamluk Burji berkuasa. Banyak penguasa Mamluk Burji yang bermoral rendah dan tidak menyukai ilmu pengetahuan. Kemewahan dan kebiasaan berfoya-foya di kalangan penguasa menyebabkan pajak dinaikkan. Akibatnya, semangat kerja rakyat menurun dan perekonomian negate tidak stabil. Di samping, ditemukannyaTanjung Harapan oleh Eropa melalui Mesir menurun fungsinya. Kondisi ini perparah oleh datangnya kemarau panjang dan berjangkintya wabah penyakit.
Di pihak lain, suatu kekuatan politik baru yang besar muncul sebagai tantangan bagi Mamalik yaitu kerajaan Usmani. Kerajaan inilah yang mengakhiri riwayat Mamalik di Mesir. Dinasti Mamalik kalah melawan pasukan Usmani dalam pertempuran menentukan di luar kota Kair tahun
1517 M. sejak itu wilayah Mesir berada di bawah kekuasaan kerajaan Usmani sebagai salah satu provinsinya.
adapt from
http://arsipmakalahkita.blogspot.com/2009/07/masa-kemajuan-islami.html
Serbuan Hulagu Khan
Serbuan Hulagu Khan
Baghdad 1258. Tepian sungai Tigris itu menampakkan pemandangan ganjil. Dari dataran sekelilingnya, kecemerlangan kota tampak jelas. Gedung-gedung megah bertaburan tertata secara rapi. Saat itu, hampir tidak ada kota di dunia segemerlap Baghdad. Namun ribuan tenda mendadak bermunculan di luar kota. Itulah tenda pemimpin Mongol, Hulagu Khan, beserta 200-an ribu pasukannya.
Sejarah mencatat, Khalifah Al-Mu'tashim dan para pembesar Kekhalifahan Abbasiyah dengan senang hati menemui Hulagu. Ia membawa berbagai macam hadiah. Hulagu menerima mereka dengan dingin. Ia memenggal kepala khalifah dan seluruh pengikutnya satu per satu. Hulagu kemudian memerintahkan pasukannya untuk meratakan Baghdad dengan tanah. Bukan hanya istana dan gedung-gedung kerajaan saja. Namun juga rumah penduduk, masjid, serta madrasah, universitas dan perpustakaan.
Kemegahan Baghdad habis tanpa bekas. Seluruh warga tewas dibantai, kecuali yang sempat lari menyelamatkan diri. Peristiwa ini merupakan salah satu penghancuran terbesar kebudayaan masyarakat Islam yang telah berkembang selama lebih 6 (enam) abad.
Hulagu tetap tinggal di tendanya. Ia sepenuhnya mewakili karakter masyarakatnya, bangsa Mongol, saat itu yang sangat sederhana namun brutal. Mulanya bangsa itu adalah kelompok-kelompok kecil pemburu dan penggembala di padang stepa di utara Cina hingga Siberia. Mereka mempercayai sebagai keturunan Alanja Khan yang mempunyai dua anak kembar, Tatar dan Mongol.
Adalah Yasugi Bahadur Khan yang diyakini sebagai pemersatu kelompok-kelompok Mongol. Setelah meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Temujin yang berusia 13 tahun. Pada 1206, Temujin mendapat gelar Jenghis Khan. Ia membangun pasukan laki-laki dan pertempuan dalam kelompok 10, 200, serta 1.000 orang yang masing-masing dipimpin oleh seorang komandan.
Dengan pasukannya itu, ia menaklukkan Cina dan menguasai sepenuhnya Asia Tengah. Kota-kota indah seperti Samarkand, Bukhara dihancurkan sama sekali. Penduduk dibantai habis-habisan. Sultan Ala Al-Din mencoba menghadang gerak pasukan itu di Bukhara. Ia tewas dalam pertempuran. Jalal Al-Din, anaknya, terpaksa lari ke India.
Jenghis Khan mewariskan semangat berpetualang dan kebrutalan itu pada anak cucunya. Keempat anaknya, Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli melanjutkan petualangan tersebut, menjarah wilayah-wilayah Islam. Salah seorang cucu Jenghis, kemudian malah membangun armada laut yang melakukan ekspedisi militer hingga wilayah Nusantara, sehingga melahirkan insiden Tarik - Jawa Timur, yang melahirkan kerajaan Majapahit.
Chagatai menguasai wikayah Ferghana hingga Azerbaijan. Saudaranya, Tuli menduduki Khurasan. Saat itu, kerajaan Islam terpecah belah dan tak mempunyai kekuatan berarti. Sangat mudah bagi pasukan Mongol -yang menghormat matahari terbit-untuk menaklukkan mereka. Sebelum meninggal pada 1256, Tuli sudah menguasai sebagian wilayah Irak. Hulagu tinggal melanjutkannya untuk menaklukkan Baghdad.
Damaskus, Yordania, Nablus dan Gaza dengan mudah dikuasai pasukan Hulagu. Mereka mengincar Mesir yang dikuasai kesultanan Mamluk. Panglima Kitbugha mengirim utusan ke Mesir yang meminta Sultan Qutuz menyerah. Utusan Qitbhuga malah dibunuh. Di 'Ain Jalut, Sultan Qutuz bersama panglima Baybars memimpin sendiri pasukannya bertempur melawan pasukan Hulagu. Untuk pertama kalinya, pasukan Mongol dapat ditaklukkan.
Kekuasaan Mongol dilanjutkan oleh anak cucu Hulagu, yang dikenal dengan sebutan dinasti Ilkhan. Abaga, anak Hulagu, memeluk Krtisten. Penggantinya, Ahmad Teguder (1282-1284) masuk Islam, namun dibunuh oleh Arghun, raja keempat yang bertindak kejam terhadap orang-orang Islam. Posisi umat Islam membaik di masa raja ke tujuh Ikhan, Mahmud Ghazan (1295-1304). Ia sempat menganut ajaran Budha sebelum beralih ke Islam.
Ghazan tertarik pada masalah peradaban. Ia membangun perguruan tinggi untuk mazhab Syafii serta Hanafi, observatorium, perpustakaan, bahkan juga padepokan atau semacam biara buat kaum sufi. Ia meninggal dalam usia 32 tahun, dan digantikan Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317), seorang penganut Syi'ah garis keras. Sultan terakhir dari Dinasti Ilkhan adalah Abu Sa'id (1317-1335). Kekuasaannya hancur setelah terjadi bencana kelaparan hebat akibat serangan badai dan hujan es. Kekuasaan pun terpecah belah, sampai kemudian dihancurkan oleh Timur Lenk, penakluk brutal lainnya yang juga keturunan Mongol.
Serbuan Jenghis Khan hingga Hulagu Khan benar-benar membuat masyarakat Islam harus membangun kehidupan baru dari tingkat yang paling dasar. Tidak ada lagi wujud peradaban yang tersisa dari wilayah Asia Tengah, Selatan hingga Timur Tengah. Syukurlah, Dinasti Mamluk mampu mempertahankan wiyah Mesir. Dari Mesirlah, kemudian peradaban Islam dibangun kembali.n
adapt from
http://zulfaqar.xtgem.com/files/Serbuan%20hulagu%20kahn
Baghdad 1258. Tepian sungai Tigris itu menampakkan pemandangan ganjil. Dari dataran sekelilingnya, kecemerlangan kota tampak jelas. Gedung-gedung megah bertaburan tertata secara rapi. Saat itu, hampir tidak ada kota di dunia segemerlap Baghdad. Namun ribuan tenda mendadak bermunculan di luar kota. Itulah tenda pemimpin Mongol, Hulagu Khan, beserta 200-an ribu pasukannya.
Sejarah mencatat, Khalifah Al-Mu'tashim dan para pembesar Kekhalifahan Abbasiyah dengan senang hati menemui Hulagu. Ia membawa berbagai macam hadiah. Hulagu menerima mereka dengan dingin. Ia memenggal kepala khalifah dan seluruh pengikutnya satu per satu. Hulagu kemudian memerintahkan pasukannya untuk meratakan Baghdad dengan tanah. Bukan hanya istana dan gedung-gedung kerajaan saja. Namun juga rumah penduduk, masjid, serta madrasah, universitas dan perpustakaan.
Kemegahan Baghdad habis tanpa bekas. Seluruh warga tewas dibantai, kecuali yang sempat lari menyelamatkan diri. Peristiwa ini merupakan salah satu penghancuran terbesar kebudayaan masyarakat Islam yang telah berkembang selama lebih 6 (enam) abad.
Hulagu tetap tinggal di tendanya. Ia sepenuhnya mewakili karakter masyarakatnya, bangsa Mongol, saat itu yang sangat sederhana namun brutal. Mulanya bangsa itu adalah kelompok-kelompok kecil pemburu dan penggembala di padang stepa di utara Cina hingga Siberia. Mereka mempercayai sebagai keturunan Alanja Khan yang mempunyai dua anak kembar, Tatar dan Mongol.
Adalah Yasugi Bahadur Khan yang diyakini sebagai pemersatu kelompok-kelompok Mongol. Setelah meninggal, kepemimpinan dilanjutkan oleh anaknya, Temujin yang berusia 13 tahun. Pada 1206, Temujin mendapat gelar Jenghis Khan. Ia membangun pasukan laki-laki dan pertempuan dalam kelompok 10, 200, serta 1.000 orang yang masing-masing dipimpin oleh seorang komandan.
Dengan pasukannya itu, ia menaklukkan Cina dan menguasai sepenuhnya Asia Tengah. Kota-kota indah seperti Samarkand, Bukhara dihancurkan sama sekali. Penduduk dibantai habis-habisan. Sultan Ala Al-Din mencoba menghadang gerak pasukan itu di Bukhara. Ia tewas dalam pertempuran. Jalal Al-Din, anaknya, terpaksa lari ke India.
Jenghis Khan mewariskan semangat berpetualang dan kebrutalan itu pada anak cucunya. Keempat anaknya, Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli melanjutkan petualangan tersebut, menjarah wilayah-wilayah Islam. Salah seorang cucu Jenghis, kemudian malah membangun armada laut yang melakukan ekspedisi militer hingga wilayah Nusantara, sehingga melahirkan insiden Tarik - Jawa Timur, yang melahirkan kerajaan Majapahit.
Chagatai menguasai wikayah Ferghana hingga Azerbaijan. Saudaranya, Tuli menduduki Khurasan. Saat itu, kerajaan Islam terpecah belah dan tak mempunyai kekuatan berarti. Sangat mudah bagi pasukan Mongol -yang menghormat matahari terbit-untuk menaklukkan mereka. Sebelum meninggal pada 1256, Tuli sudah menguasai sebagian wilayah Irak. Hulagu tinggal melanjutkannya untuk menaklukkan Baghdad.
Damaskus, Yordania, Nablus dan Gaza dengan mudah dikuasai pasukan Hulagu. Mereka mengincar Mesir yang dikuasai kesultanan Mamluk. Panglima Kitbugha mengirim utusan ke Mesir yang meminta Sultan Qutuz menyerah. Utusan Qitbhuga malah dibunuh. Di 'Ain Jalut, Sultan Qutuz bersama panglima Baybars memimpin sendiri pasukannya bertempur melawan pasukan Hulagu. Untuk pertama kalinya, pasukan Mongol dapat ditaklukkan.
Kekuasaan Mongol dilanjutkan oleh anak cucu Hulagu, yang dikenal dengan sebutan dinasti Ilkhan. Abaga, anak Hulagu, memeluk Krtisten. Penggantinya, Ahmad Teguder (1282-1284) masuk Islam, namun dibunuh oleh Arghun, raja keempat yang bertindak kejam terhadap orang-orang Islam. Posisi umat Islam membaik di masa raja ke tujuh Ikhan, Mahmud Ghazan (1295-1304). Ia sempat menganut ajaran Budha sebelum beralih ke Islam.
Ghazan tertarik pada masalah peradaban. Ia membangun perguruan tinggi untuk mazhab Syafii serta Hanafi, observatorium, perpustakaan, bahkan juga padepokan atau semacam biara buat kaum sufi. Ia meninggal dalam usia 32 tahun, dan digantikan Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317), seorang penganut Syi'ah garis keras. Sultan terakhir dari Dinasti Ilkhan adalah Abu Sa'id (1317-1335). Kekuasaannya hancur setelah terjadi bencana kelaparan hebat akibat serangan badai dan hujan es. Kekuasaan pun terpecah belah, sampai kemudian dihancurkan oleh Timur Lenk, penakluk brutal lainnya yang juga keturunan Mongol.
Serbuan Jenghis Khan hingga Hulagu Khan benar-benar membuat masyarakat Islam harus membangun kehidupan baru dari tingkat yang paling dasar. Tidak ada lagi wujud peradaban yang tersisa dari wilayah Asia Tengah, Selatan hingga Timur Tengah. Syukurlah, Dinasti Mamluk mampu mempertahankan wiyah Mesir. Dari Mesirlah, kemudian peradaban Islam dibangun kembali.n
adapt from
http://zulfaqar.xtgem.com/files/Serbuan%20hulagu%20kahn
kemunduran bangsa mongol
Masa Kemunduran (1250 -1500 M) - Bangsa Mongol dan Dinasti Ilkhan
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
adapt from
http://www.cybermq.com/pustaka/detail//148/masa-kemunduran-1250--1500-m---bangsa-mongol-dan-d
Pada tahun 565 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah Al-Mu'tashim betul-betul tidak berdaya dan tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagho Khan. Kota Baghdad dihancurkan rata dengan tanah, dan Hulagho Khan menancapkan kekuasaan di Banghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syiria dan Mesir.
Jatuhnya kota Baghdad pada tahun 1258 M ke tangan bangsa Mongol bukan saja mengakhiri khilafah Abbasiyah di sana, tetapi juga merupakan awal dari masa kemunduran politik dan peradaban Islam, karena Baghdad sebagai pusat kebudayaan dan peradaban Islam yang sangat kaya dengan khazanah ilmu pengetahuan itu ikut pula lenyap dibumihanguskan oleh pasukan Mongol yang dipimpin Hulagu Khan tersebut.
Bangsa Mongol berasal dari daerah pegunungan Mongolia yang membentang dari Asia Tengah sampai ke Siberia Utara, Tibet Selatan dan Manchuria Barat serta Turkistan Timur. Nenek moyang mereka bernama Alanja Khan, yang mempunyai dua putera kembar, Tatar dan Mongol. Kedua putera itu melahirkan dua suku bangsa besar, Mongol dan Tartar. Mongol mempunyai anak bernama Ilkhan, yang melahirkan keturunan pemimpin bangsa Mongol di kemudian hari.
Dalam rentang waktu yang sangat panjang, kehidupan bangsa Mongol tetap sederhana. Mereka mendirikan kemah-kemah dan berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain, menggembala kamhing dan hidup dari hasil buruan. Mereka juga hidup dari hasil perdagangan tradisional, yaitu mempertukarkan kulit binatang dengan binatang yang lain, baik di antara sesama mereka maupun dengan hangsa Turki dan Cina yang menjadi tetangga mereka. Sebagaimana umumnya hangsa nomad, orang-orang Mongol mempunyai watak yang kasar, suka berperang, dan berani menghadang maut dalam mencapai keinginannya. Akan tetapi, mereka sangat patuh kepada pemimpinnya. Mereka menganut agama Syamaniah (Syamanism), menyembah bintang-bintang, dan sujud kepada matahari yang sedang terbit.
Kemajuan bangsa Mongol secara besar-besaran terjadi pada masa kepemimpinan Yasugi Bahadur Khan. la herhasil menyatukan 13 kelompok suku yang ada waktu itu. Setelah Yasugi meninggal, puteranya, Timujin yang masih berusia 13 tahun tampil sebagai pemimpin. Dalam waktu 30 tahun, ia berusaha memperkuat angkatan perangnya dengan menyatukan hangsa Mongol dengan suku bangsa lain sehingga menjadi satu pasukan yang teratur dan tangguh. Pada tahun 1206 M, ia mendapat gelar Jengis Khan, Raja Yang Perkasa. la menetapkan suatu undang-undang yang disebutnya Alyasak atau Alyasah, untuk mengatur kehidupan rakyatnya. Wanita mempunyai kewajiban/yang sama dengan laki-laki dalam kemiliteran. Pasukan perang dibagi dalam beberapa kelompok besar dan kecil, seribu, dua ratus, dan sepuluh orang. Tiap-tiap kelompok dipimpin oleh seorang komandan. Dengan demikian bangsa Mongol mengalami kemajuan pesat di bidang militer.
Setelah pasukan perangnya terorganisasi dengan haik, Jengis Khan berusaha memperluas wilayah kekuasaan dengan melakukan penaklukan terhadap daerah-daerah lain. Serangan pertama diarahkan ke kerajaan Cina. la herhasil menduduki Peking tahun 1215 M. Sasaran selanjutnya adalah negeri-negeri Islam. Pada tahun 606 H/1209 M, tentara Mongol keluar dari negerinya dengan tujuan Turki dan Ferghana, kemudian terus ke Samarkand. Pada mulanya mereka mendapat perlawanan berat dari penguasa Khawarizm, Sultan Ala al-Din di Turkistan. Pertempuran berlangsung seimbang. Karena itu, masing-masing kembali ke negerinya. Sekitar sepuluh tahun kemudian mereka masuk Bukhara, Samarkand, Khurasan, Hamadzan, Quzwain, dan sampai ke perbatasan Irak. Di Bukhara, ibu kota Khawarizm, mereka kembali mendapat perlawanan dari Sultan Ala al-Din, tetapi kali ini mereka dengan mudah dapat mengalahkan pasukan Khawarizm, Sultan Ala al-Din tewas dalam pertempuran di Mazindaran tahun 1220 M. la digantikan oleh puteranya, Jalal al-Din yang kemudian melarikan diri ke India karena terdesak dalam pertempuran di dekat Attock tahun 1224 M. Dari sana pasukan Mongol terus ke Azerbaijan: Di setiap daerah yang dilaluinya, pembunuhan besar-besaran terjadi. Bangunan-bangunan indah dihancurkan sehingga tidak berbentuk lagi, demikian juga isi bangunan yang sangat bernilai sejarah. Sekolah-sekolah, mesjid-mesjid dan gedung-gedung lainnya dibakar.
Pada saat kondisi fisiknya mulai lemah, Jengis Khan membagi wilayah kekuasaannya menjadi empat bagian kepada empat orang puteranya, yaitu Juchi, Chagatai, Ogotai dan Tuli. Chagatai berusaha menguasai kembali daerah-daerah Islam yang pemah ditaklukkan dan berhasil merebut Illi, Ferghana, Ray, Hamazan, dan Azerbaijan. Sultan Khawarizm, Jalal al-Din berusaha keras membendung serangan tentara Mongol ini, namun Khawarizm tidak sekuat dulu. Kekuatannya sudah banyak terkuras dan akhirnya terdesak. Sultan melarikan diri. Di sebuah daerah pegunungan ia dibunuh oleh seorang Kurdi. Dengan demikian, berakhirlah kerajaan Khawarizm. Kematian Sultan Khawarizmsyah itu membuka jalan bagi Chagatai untuk melebarkan sayap kekuasaannya dengan lebih leluasa.
Saudara Chagatai, Tuli Khan menguasai Khurasan. Karena kerajaan-kerajaan Islam sudah terpecah belah dan kekuatannya sudah lemah. Tuli dengan mudah dapat menguasai Irak. la meninggal tahun 654 H/1256 M, dan digantikan oleh puteranya, Hulagu Khan.
Pada tahun 656 H/1258 M, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Khalifah al-Mu'tashim, penguasa terakhir Bani Abbas di Baghdad (1243 - 1258), betul-betul tidak mampu membendung "topan" tentara Hulagu Khan. Pada saat yang kritis tersebut, wazir khilafah Abbasiyah. Ibn al-' Alqami ingin mengambil kesempatan dengan menipu khalifah. la mengatakan kepada khalifah. "Saya telah menemui mereka untuk perjanjian damai. Raja (Hulagu Khan) ingin mengawinkan anak perempuannya dengan Abu Bakr. putera khalifah. Dengan demikian, Hulagu Khan akan menjamin posisimu. la tidak menginginkan sesuatu kecuali kepatuhan, sebagaimana kakek- kakekmu terhadap sultan-sultan Seljuk.
Khalifah menerima usul itu. la keluar bersama beberapa orang pengikut dengan membawa mutiara, permata dan hadiah-hadiah berharga lainnya untuk diserahkan kepada Hulagu Khan. Hadiah-hadiah itu dibagi-bagikan Hulagu kepada para panglimanya. Kebe- rangkatan khalifah disusul oleh para pembesar istana yang terdiri dari ahli fikih dan orang-orang terpandang. Tetapi, sambutan Hulagu Khan sungguh di luar dugaan khalifah. Apa yang dikatakan wazirya temyata tidak benar. Mereka semua. termasuk wazir sendiri. dibunuh dengan leher dipancung secara bergiliran. Dengan pembunuhan yang kejam ini. berakhirlah kekuasaan Abbasiyah di Baghdad. Kota Baghdad sendiri dihancurkan rata dengan tanah, sebagaimana kota-kota lain yang dilalui tentara Mongol tersebut.
Walaupun sudah dihancurkan, Hulagu Khan memantapkan kekuasaannya di Baghdad selama dua tahun, sebelum melanjutkan gerakan ke Syria dan Mesir. Dari Baghdad pasukan Mongol menyeberangi sungai Euphrat menuju Syria, kemudian melintasi Sinai, Mesir. Pada tahun 1260 M mereka berhasil menduduki Nablus dan Gaza. Panglima tentara Mongol, Kitbugha, mengirim utusan ke Mesir meminta supaya Sultan Qutuz yang menjadi raja kerajaan Mamalik di sana menyerah. Permintaan itu ditolak oleh Qutuz, bahkan utusan Kitbugha dibunuhnya.
Tindakan Qutuz ini menimbulkan kemarahan di kalangan tentara Mongol. Kitbugha kemudian melintasi Yordania menuju Galilie. Pasukan ini bertemu dengan pasukan Mamalik yang dipimpin langsung oleh Qutuz dan Baybras di ' Ain Jalut. Pertempuran dahsyat terjadi, pasukan Mamalik berhasil menghancurkan tentara Mongol, 3 September 1260 M.
Baghdad dan daerah-daerah yang ditaklukkan Hulagu selanjutnya diperintah oleh dinasti Ilkhan. Ilkhan adalah gelar yang diberikan kepada Hulagu. Daerah yang dikuasai dinasti ini adalah daerah yang ter1etak antara Asia Kecil di barat dan India di timur, dengan ibukotanya Tabriz. Umat Islam, dengan demi dipimpin oleh Hulagu Khan, seorang raja yang beragama Syamanism. Hulagu meninggal tahun 1265 M dan diganti oleh anaknya, Abaga ( 1265-1282 M) yang masuk Kristen. Baru rajanya yang ketiga, Ahmad Teguder ( 1282-1284M), yang masuk Islam. Karena masuk Islam, Ahmad Teguder ditantang oleh pembesar- pembesar kerajaan yang lain. Akhimya, ia ditangkap dan dibunuh oleh Arghun yang kemudian menggantikannya menjadi raja (1284-1291 M). Raja dinasti Ilkhan yang keempat ini sangat kejam terhadap umat Islam. Banyak di antara mereka yang dibunuh dan diusir .
Selain Teguder, Mahmud Ghazan ( 1295-1304 M), raja yang ketujuh, dan raja-raja selanjutnya adalah pemeluk agama Islam. Dengan masuk Islamnya Mahmud Ghazan -sebelumnya beragama Budha, Islam meraih kemenangan yang sangat besar terhadap agama Syamanisme. Sejak itu pula orang-orang Persia mendapatkan kemerdekaannya kembali .
Berbeda dengan raja-raja sebelumnya, Ghazan mulai memperhatikan perkembangan peradaban. la seorang pelindung ilmu pengetahuan dan sastera. la amat gemar kepada kesenian terutama arsitektur dan ilmu pengetahuan alam seperti astronomi, kimia, mineralogi, metalurgi dan botani. la membangun semacam biara untuk para darwis, perguruan tinggi untuk mazhab Syafi'i dan Hanafi, sebuah perpustakaan, observatorium, dan gedung-gedung umum lainnya. la wafat dalam usia muda, 32 tahun, dan digantikan oleh Muhammad Khudabanda Uljeitu (1304-1317 M), seorang penganut syi'ah yang ekstrem. la mendirikan kota raja Sultaniyah, dekat Zan jan. Pada masa pemerintahan Abu Sa' id ( 1317-1335 M), pengganti Muhammad Khudabanda, terjadi bencana kelaparan yang sangat menyedihkan dan angin topan dengan hujan es yang mendatangkan malapetaka. Kerajaan Ilkhan yang didirikan Hulagu Khan ini terpecah belah sepeninggal Abu Sa'id. Masing-masing pecahan saling memerangi. Akhirnya, mereka semua ditaklukkan oleh Timur Lenk.
adapt from
http://www.cybermq.com/pustaka/detail//148/masa-kemunduran-1250--1500-m---bangsa-mongol-dan-d
”Jenghis Khan!: Jejak Berdarah sang Penakluk
Syahdan, awal 2003, mencuat segugus informasi pada jurnal bulanan, American Journal of Human Genetics. Sebuah tulisan bertajuk The Genetic Legacy of The Mongols, melaporkan penemuan penting adanya kesamaan pola gen pada populasi yang tersebar antara lautan Kaspia hingga Samudra Pasifik. Laporan itu adalah hasil riset dan kajian mendalam sekelompok ilmuwan genetika terhadap sampel pola DNA kromosom Y yang dimiliki sejumlah 2000-an pria di kawasan Eurasia. Singkatnya, mereka membuat kesimpulan cukup mengejutkan; ternyata dari 16 juta pria yang telah mereka teliti, merupakan bagian dari satu keluarga yang sangat besar.
Pada saat-saat pertama kali menyimpulkan riset itu, Tatiana Zerjal, salah seorang peneliti, sempat bergumam: ”Jenghis Khan!” Meskipun pada awalnya dugaan tersebut mirip sebuah lelucon, dalam perjalanan waktu semakin banyak bukti (dari data-data yang telah ada), bahwa keterangan itu merupakan penjelasan terbaik. Mereka berkesimpulan bahwa Jenghis Khan dan bala tentaranyalah yang telah menyebarkan ciri genetika itu, dari Tiongkok Utara, sebagian Eropa sampai Asia Tengah pada 1209 hingga kematiannya sekitar 1227, saat mereka menginvasi daerah-daerah tersebut.
Jenghis Khan adalah tokoh sentral bangsa Mongol di abad 13. Sosok yang semasa kecil dikenal sebagai Temujin itu adalah keturunan raja. Ayahnya, Yasugei, adalah seorang khan (raja) yang mengepalai 13 kelompok suku Borjigin, salah satu suku utama Mongol yang terkenal gagah perkasa. Saat ayahnya terbunuh dalam suatu kudeta perebutan kekuasaan suku Borjigin, Temujin baru menginjak usia 13 tahun. Karena itu, ia tidak pernah dianggap sebagai penggantinya.
Ketika Temujin menginjak usia remaja, ia menjadi pemuda yang tangkas dan berani. Bakat kepemimpinan yang mengalir di tubuhnya, semakin kelihatan saat ia berumur 20 tahun. Suatu kali, secara diam-diam Temujin mengumpulkan kembali seluruh pengikut ayahnya dan melatih mereka dengan disiplin keras. Singkat cerita, ia balik menyerang bekas lawan politik ayahnya dan merebut kembali tahta khan suku Borjigin. Tak berselang lama, ia berhasil pula menyatukan suku-suku Mongol yang hidup terpencar antara Sungai Dzungaria dan Irtish. Bahkan pada 1202, Huraltai –majelis besar suku-suku Mongol– menahbiskannya sebagai khan bagi seantero orang Mongol, dengan gelar fenomenal: Jenghis Khan atau Sayyid al-Mutlaq dalam bahasa Arab, yang berarti raja diraja.
Mengenai sejarah penghancuran yang pernah dilakukan Jenghis, tak banyak orang tahu. Mungkin sejauh ini, porsi yang paling sering kita dengar adalah penyerangan mereka atas Kota Baghdad, Irak. Karena itu, buku ini hadir mengkhususkan diri ihwal bangsa Mongol dengan informasi yang memikat. Dari buku ini kita akan mengetahui berbagai ulasan menarik terkait bangsa Mongol dan seluk-beluk kehidupan mereka. Lebih-lebih, perbuatan holocaust mereka atas beberapa wilayah yang merentang dari Tiongkok Utara, Tiongkok Barat, Kazahkstan Selatan, Tajikistan, Transoxania, dan Samarkand yang dulu merupakan wilayah dinasti Islam Khwarezm, hingga wilayah Timur Tengah dan sebagian Eropa.
”Belum pernah ada sebelumnya sebuah budaya yang memiliki dan menggunakan kekuatan untuk membinasakan seperti bangsa Mongol. Dan belum pernah juga sebuah budaya menderita sebagaimana yang tak lama lagi akan diderita dunia muslim,” kata John Man, seorang travel writer ini.
Invasi dan sasaran Jenghis pertama adalah daerah-daerah tetangga. Tentunya, daratan Tiongkok yang membentang luas itulah yang paling dekat. Padahal, menurut John, yang juga penulis Gobi: Tracking the Desert (2001), Tiongkok di abad 13 adalah wilayah yang terbagi atas tiga daerah dinasti besar yang kuat dan sedang bersaing ketat. Yakni Jin, Sung, dan Xi Xia. Dari ketiga daerah itu, Xi Xia adalah titik terlemah yang diincar Jenghis. Negeri inilah kelak dalam catatan sejarah, daerah pertama yang digempur pasukan Mongol.
Penaklukan Baghdad
Pada 1258, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Setelah diblokade puluhan hari, dinding-dinding Kota Baghdad yang kuat itu diserang pasukan Hulagu (salah seorang cucu Jenghis Khan). Tak ayal, kebiadaan segera meledak. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan, dan pembakaran berlangsung di mana-mana. Bala tentara Mongol menjarah dan menghancurkan masjid, istana, rumah sakit, bangunan kota, kanal-kanal, tanggul sistem irigasi, juga bangunan bersejarah. Tak ketinggalan, perpustakaan di Kota Baghdad pun ikut dihancurkan. Yang mengenaskan, ribuan koleksi buku dibuang ke Sungai Tigris hingga warna air sungai itu berubah hitam sewarna tinta. Para penakluk biadab itu membunuh sekitar 800.000 penduduk, termasuk Khalifah Abbasiyah, Al-Musta’sim, keluarga besar beserta seluruh pembesar kerajaan. Dalam sejarah, serangan ini mengakhiri era kekhalifahan Islam yang gilang-gemilang.
Penaklukan kota megapolitan Islam itu barangkali dapat mewakili keingintahuan kita akan peristiwa laknat sepanjang sejarah umat manusia tersebut. Kota Seribu Satu Malam yang menurut deskripsi John, dirancang berbentuk lingkaran sempurna dengan dinding pertahanan rangkap tiga yang dijaga 360 menara, berukuran sama dengan Paris di akhir abad kesembilan belas, dengan kekayaan yang tidak kalah itu, luluh lantah. Padahal Baghdad kala itu menjadi magnet kaum pedagang, cendekiawan, serta ratusan seniman yang datang dari berbagai penjuru, seperti Spanyol dan India Utara (hlm. 242).
Sekitar 1227, Jenghis Khan menemui ajalnya. Sebuah kematian yang rahasia, tak banyak orang tahu detailnya. Sampai sekarang kejadian yang hampir berumur 800 tahun itu masih menjadi mitos yang dikerubungi teka-teki. Diriwiyatkan, sebelum meninggal ia jatuh sakit gejala tifus. Sejarawan umumnya sepakat bahwa penyakit tersebut telah menjangkiti daerah kurang lebih 100 kilometer selatan pegunungan Liupan, daerah Qing Shui, Provinsi Gansu saat ini (hlm. 342-346). Dan, hingga hari ini, Jenghis Khan seperti menjadi sosok abadi yang terus hidup dalam gen seluruh keturunannya.
Membaca sejarah Mongol ibarat menyaksikan sejarah kelam diaroma pembantaian manusia. Sebuah riwayat kelam praktik genosida yang pernah terjadi di negeri ini, sebelum era tanam paksa. Yakni saat pembangunan jalan mega raksasa Anyer-Panarukan di masa Daendels. Nyawa rakyat kecil yang terpaksa ditumbalkan untuk pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer itu, menurut sumber Inggris, mencapai 12.000 jiwa. Sebuah praktik genosida yang tentu saja dapat kita sejajarkan dengan kekejaman bala tentara Jengis saat itu. (*)
*) Misbahus Surur, pembaca sejarah, kuliah S-2 di UIN Malang
—
Judul Buku: Jenghis Khan; Legenda Sang Penakluk dari Mongolia
Penulis: John Man
Penerjemah: Kunti Saptoworini
Penerbit: Pustaka Alvabet, Tangerang
Cetakan: I, November 2008
Tebal: 576 halaman
Pada saat-saat pertama kali menyimpulkan riset itu, Tatiana Zerjal, salah seorang peneliti, sempat bergumam: ”Jenghis Khan!” Meskipun pada awalnya dugaan tersebut mirip sebuah lelucon, dalam perjalanan waktu semakin banyak bukti (dari data-data yang telah ada), bahwa keterangan itu merupakan penjelasan terbaik. Mereka berkesimpulan bahwa Jenghis Khan dan bala tentaranyalah yang telah menyebarkan ciri genetika itu, dari Tiongkok Utara, sebagian Eropa sampai Asia Tengah pada 1209 hingga kematiannya sekitar 1227, saat mereka menginvasi daerah-daerah tersebut.
Jenghis Khan adalah tokoh sentral bangsa Mongol di abad 13. Sosok yang semasa kecil dikenal sebagai Temujin itu adalah keturunan raja. Ayahnya, Yasugei, adalah seorang khan (raja) yang mengepalai 13 kelompok suku Borjigin, salah satu suku utama Mongol yang terkenal gagah perkasa. Saat ayahnya terbunuh dalam suatu kudeta perebutan kekuasaan suku Borjigin, Temujin baru menginjak usia 13 tahun. Karena itu, ia tidak pernah dianggap sebagai penggantinya.
Ketika Temujin menginjak usia remaja, ia menjadi pemuda yang tangkas dan berani. Bakat kepemimpinan yang mengalir di tubuhnya, semakin kelihatan saat ia berumur 20 tahun. Suatu kali, secara diam-diam Temujin mengumpulkan kembali seluruh pengikut ayahnya dan melatih mereka dengan disiplin keras. Singkat cerita, ia balik menyerang bekas lawan politik ayahnya dan merebut kembali tahta khan suku Borjigin. Tak berselang lama, ia berhasil pula menyatukan suku-suku Mongol yang hidup terpencar antara Sungai Dzungaria dan Irtish. Bahkan pada 1202, Huraltai –majelis besar suku-suku Mongol– menahbiskannya sebagai khan bagi seantero orang Mongol, dengan gelar fenomenal: Jenghis Khan atau Sayyid al-Mutlaq dalam bahasa Arab, yang berarti raja diraja.
Mengenai sejarah penghancuran yang pernah dilakukan Jenghis, tak banyak orang tahu. Mungkin sejauh ini, porsi yang paling sering kita dengar adalah penyerangan mereka atas Kota Baghdad, Irak. Karena itu, buku ini hadir mengkhususkan diri ihwal bangsa Mongol dengan informasi yang memikat. Dari buku ini kita akan mengetahui berbagai ulasan menarik terkait bangsa Mongol dan seluk-beluk kehidupan mereka. Lebih-lebih, perbuatan holocaust mereka atas beberapa wilayah yang merentang dari Tiongkok Utara, Tiongkok Barat, Kazahkstan Selatan, Tajikistan, Transoxania, dan Samarkand yang dulu merupakan wilayah dinasti Islam Khwarezm, hingga wilayah Timur Tengah dan sebagian Eropa.
”Belum pernah ada sebelumnya sebuah budaya yang memiliki dan menggunakan kekuatan untuk membinasakan seperti bangsa Mongol. Dan belum pernah juga sebuah budaya menderita sebagaimana yang tak lama lagi akan diderita dunia muslim,” kata John Man, seorang travel writer ini.
Invasi dan sasaran Jenghis pertama adalah daerah-daerah tetangga. Tentunya, daratan Tiongkok yang membentang luas itulah yang paling dekat. Padahal, menurut John, yang juga penulis Gobi: Tracking the Desert (2001), Tiongkok di abad 13 adalah wilayah yang terbagi atas tiga daerah dinasti besar yang kuat dan sedang bersaing ketat. Yakni Jin, Sung, dan Xi Xia. Dari ketiga daerah itu, Xi Xia adalah titik terlemah yang diincar Jenghis. Negeri inilah kelak dalam catatan sejarah, daerah pertama yang digempur pasukan Mongol.
Penaklukan Baghdad
Pada 1258, tentara Mongol yang berkekuatan sekitar 200.000 orang tiba di salah satu pintu Baghdad. Setelah diblokade puluhan hari, dinding-dinding Kota Baghdad yang kuat itu diserang pasukan Hulagu (salah seorang cucu Jenghis Khan). Tak ayal, kebiadaan segera meledak. Pembantaian, penjarahan, pemerkosaan, dan pembakaran berlangsung di mana-mana. Bala tentara Mongol menjarah dan menghancurkan masjid, istana, rumah sakit, bangunan kota, kanal-kanal, tanggul sistem irigasi, juga bangunan bersejarah. Tak ketinggalan, perpustakaan di Kota Baghdad pun ikut dihancurkan. Yang mengenaskan, ribuan koleksi buku dibuang ke Sungai Tigris hingga warna air sungai itu berubah hitam sewarna tinta. Para penakluk biadab itu membunuh sekitar 800.000 penduduk, termasuk Khalifah Abbasiyah, Al-Musta’sim, keluarga besar beserta seluruh pembesar kerajaan. Dalam sejarah, serangan ini mengakhiri era kekhalifahan Islam yang gilang-gemilang.
Penaklukan kota megapolitan Islam itu barangkali dapat mewakili keingintahuan kita akan peristiwa laknat sepanjang sejarah umat manusia tersebut. Kota Seribu Satu Malam yang menurut deskripsi John, dirancang berbentuk lingkaran sempurna dengan dinding pertahanan rangkap tiga yang dijaga 360 menara, berukuran sama dengan Paris di akhir abad kesembilan belas, dengan kekayaan yang tidak kalah itu, luluh lantah. Padahal Baghdad kala itu menjadi magnet kaum pedagang, cendekiawan, serta ratusan seniman yang datang dari berbagai penjuru, seperti Spanyol dan India Utara (hlm. 242).
Sekitar 1227, Jenghis Khan menemui ajalnya. Sebuah kematian yang rahasia, tak banyak orang tahu detailnya. Sampai sekarang kejadian yang hampir berumur 800 tahun itu masih menjadi mitos yang dikerubungi teka-teki. Diriwiyatkan, sebelum meninggal ia jatuh sakit gejala tifus. Sejarawan umumnya sepakat bahwa penyakit tersebut telah menjangkiti daerah kurang lebih 100 kilometer selatan pegunungan Liupan, daerah Qing Shui, Provinsi Gansu saat ini (hlm. 342-346). Dan, hingga hari ini, Jenghis Khan seperti menjadi sosok abadi yang terus hidup dalam gen seluruh keturunannya.
Membaca sejarah Mongol ibarat menyaksikan sejarah kelam diaroma pembantaian manusia. Sebuah riwayat kelam praktik genosida yang pernah terjadi di negeri ini, sebelum era tanam paksa. Yakni saat pembangunan jalan mega raksasa Anyer-Panarukan di masa Daendels. Nyawa rakyat kecil yang terpaksa ditumbalkan untuk pembangunan jalan sepanjang 1.000 kilometer itu, menurut sumber Inggris, mencapai 12.000 jiwa. Sebuah praktik genosida yang tentu saja dapat kita sejajarkan dengan kekejaman bala tentara Jengis saat itu. (*)
*) Misbahus Surur, pembaca sejarah, kuliah S-2 di UIN Malang
—
Judul Buku: Jenghis Khan; Legenda Sang Penakluk dari Mongolia
Penulis: John Man
Penerjemah: Kunti Saptoworini
Penerbit: Pustaka Alvabet, Tangerang
Cetakan: I, November 2008
Tebal: 576 halaman
JENGIS KHAN ± 1162-1227
Jengis Khan, penakluk Mongol terbesar, dilahirkan kira-kira tahun 1162. Ayahnya seorang kepala suku kecil, menamakan anaknya Temujin sesudah dia mengalahkan kepala suku lain. Tatkala Temujin berumur sembilan tahun, ayahnya terbunuh oleh suku lawannya, dan sesudah itu anggota familinya yang kebetulan masih hidup berada dalam cengkeraman ketakutan dan keterasingan. Ini betul-betul suatu pemula dari kehidupan yang getir, dan bagi Temujin lebih-lebih lagi sebelum ada perubahan yang lebih baik untuk dirinya. Tatkala dia sudah menginjak usia muda remaja, dia tertawan dalam suatu pertempuran melawan suku lawannya.
Untuk mencegah dia bisa lolos, sebuah gelang bambu digantungkan di batang lehernya. Dari keadaan yang tak tampak jalan lolos dalam tahanan kelompok buta huruf yang primitif, dari negeri yang kering kerontang papa sengsara, Temujin mampu bangkit menjadi manusia yang terkuat di dunia.
Kebangkitannya bermula dari usahanya meloloskan diri dari tahanan lawannya. Kemudian dia bergabung dengan Toghril, teman akrab mendiang ayahnya, seorang kepala suku yang punya kaitan hubungan di daerah itu. Tahun-tahun berikutnya yang penuh dengan baku hantam antar suku, Temujin setapak demi setapak berjuang keras mencapai puncak.
Suku-suku Mongol lama terkenal penunggang-penunggang kuda yang mahir dan pendekar-pendekar yang keras tak kenal ampun. Sepanjang sejarah mereka tak henti-hentinya menggempur Cina bagian utara. Tetapi, sebelum Temujin muncul, antar suku Mongol suka berhantam sesamanya menyia-nyiakan energi. Dengan kelihaian menggabungkan sikap keberanian, diplomasi, kekerasan dan kesanggupan mengorganisir, Temujin berhasil menyatukan semua suku-suku dibawah kepemimpinan Temujin, dan pada tahun 1206 sebuah permusyawaratan besar antar suku-suku Mongol memberi julukan Temujin "Jengis Khan" yang berarti "Kaisar semesta." Kekuatan militer Jengis Khan yang menakutkan yang digalangnya menujukan ujung tombaknya ke negeri-negeri yang berdampingan. Mula-mula dia melabrak Hsi Hsia di timur laut Cina dan Kekaisaran Chin di utara Cina. Tatkala pertempuran berlangsung percekcokan timbul antara Jengis Khan dan Khwarezm Shah Muhammad yang memerintah kerajaan yang lumayan besarnya di Persia dan Asia Tengah. Di tahun 1219 Jengis Khan menggerakkan pasukannya melabrak Khwarezm Shah. Asia Tengah dan Persia diambil alih dan kerajaan Khwarezm Shah Muhammad dihancurluluhkan. Bersamaan dengan itu sebagian pasukan Mongol menyerang Rusia, Jengis Khan pribadi memimpin tentara menyerbu Afganistan dan India bagian utara. Dia kembali ke Mongolia tahun 1225 dan wafat di sana tahun 1227.
Sesaat sebelum Jengis Khan menghembuskan nafas terakhir, dia minta agar putera ketiganya, Ogadai, ditetapkan jadi penggantinya. Ini merupakan pilihan bijaksana karena Ogadai menjadi seorang jendral brilian atas hasil usahanya sendiri. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Mongol meneruskan penyerbuannya di Cina, sepenuhnya menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa. Di tahun 1241 gabungan tentara Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya dipukul oleh orang-orang Mongol yang maju pesat menuju Budapest. Tetapi, tahun itu Ogadai meninggal dunia dan pasukan Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.
Ada masa lowong yang kentara tatkala para kepala suku Mongol saling adu alasan mengenai soal pengganti pimpinan. Tetapi, sementara itu di bawah dua Khan berikutnya (Mangu Khan dan Kublai Khan, keduanya cucu Jengis Khan) orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak terus di Asia. Tahun 1279 orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah empirium yang terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah, juga Persia dan Asia Tenggara. Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh keberhasilan menambah daerah yang membentang mulai dari Polandia hingga belahan utara India, dan kekuasaan Kublai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa bagian Asia Tenggara.
Suatu empirium yang begini luas daerahnya dengan sendirinya sukar diatasi lewat sistem transportasi yang masih primitif. Akibatnya adalah musykil memelihara keutuhan daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya empirium itu terpecah belah. Tetapi, kekuasaan Mongol masih mampu bertahan bertahun-tahun. Orang Mongol baru terhalau dari sebagian besar Cina tahun 1368. Malahan, kekuasaan mereka atas daerah Rusia berlangsung lebih lama. "Pengelana Emas," begitulah julukan yang lazim diberikan kepada kerajaan cucu Jengis Khan bernama Batu didirikan di Rusia berlangsung hingga abad ke-16 dan Khamate dari Crimea bertahan hingga tahun 1783. Cicit-cicit lain Jengis Khan mendirikan dinasti-dinasti yang menguasai Asia Tengah dan Persia. Kedua daerah ini ditundukkan di abad ke-14 oleh Timurleng (Tamerlane), juga berdarah Mongol dan mengklaim diri keturunan Jengtis. Dinasti Tamerlane berakhir di abad ke-15. Tetapi meski ini berakhir bukanlah berarti penaklukan-penaklukan dan penguasaan Mongol sudah stop. Cicit Tamerlane bernama Baber menyerbu dan menduduki India dan mendirikan dinasti Mogul (Mongol). Penguasa-penguasa Mogul, yang menguasai hampir seluruh India tetap menggenggam tampuk kekuasaan hingga pertengahan abad ke-18.
Dalam perjalanan sejarah telah dapat dipastikan penguasaan oleh manusia-manusia --katakanlah manusia "sinting" kalau mau-- yang telah mampu menaklukkan dunia dan berhasil menguasainya. Yang paling menonjol dari para "Megalomaniak" ini adalah Alexander Yang Agung, Jengis Khan, Napoleon Bonaparte dan Hitler. Apa sebab dan alasan apa menempatkan keempat orang ini dalam daftar urutan atas dalam daftar buku ini? Bukankah yang namanya ide lebih bermakna ketimbang bala tentara? Saya tentu saja sepakat bahwa dalam jangka panjang pena jauh punya kekuatan ketimbang pedang. Bahkan juga dalam ukuran jangka pendek. Masing-masing dari keempat tokoh di atas menguasai begitu luas daerah dan begitu banyak penduduk dan menanamkan pengaruh begitu besar kepada orang-orang sejamannya dan mereka tidaklah bisa disebut dan disisihkan semacam menghadapi bandit biasa.
Penaklukan Mongol
Apa sebab saya berkesimpulan Jengis Khan lebih penting dari ketiga tokoh lainnya? Sebagian --tentu saja-- karena pengaruhnya menyebar ke daerah yang lebih luas dari pengaruh lainnya. Dan yang lebih penting lagi, pengaruhnya berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Napoleon dan Hitler terkalahkan tatkala keduanya masih hidup dan penaklukannya berjangka pendek. Meski pasukan Alexander Yang Agung tak terkalahkan pada saat ia tutup usia, dia tak pernah menunjuk penggantinya dan sesudah kematiannya empiriumnya segera berantakan. Tetapi, Jengis Khan mampu mengorganisir daerah taklukannya begitu cermat dan rapinya, dan baik anak-anak maupun cucu-cucunya semuanya merupakan pewaris yang teguh. Orang-orang Mongol meneruskan penguasaan atas daerah begitu luas di Asia berabad-abad sesudah kematian Jengis Khan.
Salah satu akibat tak langsung penaklukan oleh Jengis Khan menyimpan makna tersendiri. Penaklukan Mongol yang berbarengan dengan penyatuan sebagian besar Asia lebih mengembangkan rute perdagangan di kawasan itu daripada keadaan sebelumnya. Dan sekaligus mendorong arus perdagangan antara Cina dan Eropa. Pedagang-pedagang Eropa seperti Marco Polo dengan demikian dapat melakukan perjalanan ke Cina dan kembali membawa pelbagai rupa kisah tentang betapa kaya dan makmurnya Cina. Peningkatan kegiatan ekonomis dengan daerah Timur ini dan kenaikan minat di Cina sendiri salah satu sebab yang menggoda orang-orang Eropa untuk berdatangan mencari rejeki dan mengeksploitir Timur.
Salah satu kenyataan penting: andaikata Christoper Colombus, Simon Bolivar dan Thomas Edison tak pernah dilahirkan ibu mereka ke dunia, dapat dipastikan ada orang lain yang menemukan benua Amerika, yang membebaskan Amerika Latin, yang menemukan cahaya listrik. Tetapi, jika Jengis Khan tak pernah dilahirkan emaknya, tak bakalan dunia menyaksikan penaklukan begitu dahsyat dan besar-besaran oleh bangsa Mongol. Suku-suku Mongol tak pernah bisa bersatu sebelum abad ke-13 dan mereka sekarang tak bisa bersatu lagi. Jengis Khan dengan demikian tak syak lagi merupakan penggerak utama dari perbuatan besar itu dalam sejarah manusia.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Untuk mencegah dia bisa lolos, sebuah gelang bambu digantungkan di batang lehernya. Dari keadaan yang tak tampak jalan lolos dalam tahanan kelompok buta huruf yang primitif, dari negeri yang kering kerontang papa sengsara, Temujin mampu bangkit menjadi manusia yang terkuat di dunia.
Kebangkitannya bermula dari usahanya meloloskan diri dari tahanan lawannya. Kemudian dia bergabung dengan Toghril, teman akrab mendiang ayahnya, seorang kepala suku yang punya kaitan hubungan di daerah itu. Tahun-tahun berikutnya yang penuh dengan baku hantam antar suku, Temujin setapak demi setapak berjuang keras mencapai puncak.
Suku-suku Mongol lama terkenal penunggang-penunggang kuda yang mahir dan pendekar-pendekar yang keras tak kenal ampun. Sepanjang sejarah mereka tak henti-hentinya menggempur Cina bagian utara. Tetapi, sebelum Temujin muncul, antar suku Mongol suka berhantam sesamanya menyia-nyiakan energi. Dengan kelihaian menggabungkan sikap keberanian, diplomasi, kekerasan dan kesanggupan mengorganisir, Temujin berhasil menyatukan semua suku-suku dibawah kepemimpinan Temujin, dan pada tahun 1206 sebuah permusyawaratan besar antar suku-suku Mongol memberi julukan Temujin "Jengis Khan" yang berarti "Kaisar semesta." Kekuatan militer Jengis Khan yang menakutkan yang digalangnya menujukan ujung tombaknya ke negeri-negeri yang berdampingan. Mula-mula dia melabrak Hsi Hsia di timur laut Cina dan Kekaisaran Chin di utara Cina. Tatkala pertempuran berlangsung percekcokan timbul antara Jengis Khan dan Khwarezm Shah Muhammad yang memerintah kerajaan yang lumayan besarnya di Persia dan Asia Tengah. Di tahun 1219 Jengis Khan menggerakkan pasukannya melabrak Khwarezm Shah. Asia Tengah dan Persia diambil alih dan kerajaan Khwarezm Shah Muhammad dihancurluluhkan. Bersamaan dengan itu sebagian pasukan Mongol menyerang Rusia, Jengis Khan pribadi memimpin tentara menyerbu Afganistan dan India bagian utara. Dia kembali ke Mongolia tahun 1225 dan wafat di sana tahun 1227.
Sesaat sebelum Jengis Khan menghembuskan nafas terakhir, dia minta agar putera ketiganya, Ogadai, ditetapkan jadi penggantinya. Ini merupakan pilihan bijaksana karena Ogadai menjadi seorang jendral brilian atas hasil usahanya sendiri. Di bawah kepemimpinannya, pasukan Mongol meneruskan penyerbuannya di Cina, sepenuhnya menguasai Rusia, dan menyerbu maju menuju Eropa. Di tahun 1241 gabungan tentara Polandia, Jerman, Hongaria sepenuhnya dipukul oleh orang-orang Mongol yang maju pesat menuju Budapest. Tetapi, tahun itu Ogadai meninggal dunia dan pasukan Mongol mundur dari Eropa dan tak pernah kembali lagi.
Ada masa lowong yang kentara tatkala para kepala suku Mongol saling adu alasan mengenai soal pengganti pimpinan. Tetapi, sementara itu di bawah dua Khan berikutnya (Mangu Khan dan Kublai Khan, keduanya cucu Jengis Khan) orang-orang Mongol meneruskan maju mendesak terus di Asia. Tahun 1279 orang-orang Mongol sudah menguasai sebuah empirium yang terluas dalam sejarah. Penguasaan daerahnya meliputi Cina, Rusia, Asia Tengah, juga Persia dan Asia Tenggara. Tentaranya melakukan gerakan maju yang penuh keberhasilan menambah daerah yang membentang mulai dari Polandia hingga belahan utara India, dan kekuasaan Kublai Khan diakhiri di Korea, Tibet, dan beberapa bagian Asia Tenggara.
Suatu empirium yang begini luas daerahnya dengan sendirinya sukar diatasi lewat sistem transportasi yang masih primitif. Akibatnya adalah musykil memelihara keutuhan daerah kekuasaan, sehingga pada akhirnya empirium itu terpecah belah. Tetapi, kekuasaan Mongol masih mampu bertahan bertahun-tahun. Orang Mongol baru terhalau dari sebagian besar Cina tahun 1368. Malahan, kekuasaan mereka atas daerah Rusia berlangsung lebih lama. "Pengelana Emas," begitulah julukan yang lazim diberikan kepada kerajaan cucu Jengis Khan bernama Batu didirikan di Rusia berlangsung hingga abad ke-16 dan Khamate dari Crimea bertahan hingga tahun 1783. Cicit-cicit lain Jengis Khan mendirikan dinasti-dinasti yang menguasai Asia Tengah dan Persia. Kedua daerah ini ditundukkan di abad ke-14 oleh Timurleng (Tamerlane), juga berdarah Mongol dan mengklaim diri keturunan Jengtis. Dinasti Tamerlane berakhir di abad ke-15. Tetapi meski ini berakhir bukanlah berarti penaklukan-penaklukan dan penguasaan Mongol sudah stop. Cicit Tamerlane bernama Baber menyerbu dan menduduki India dan mendirikan dinasti Mogul (Mongol). Penguasa-penguasa Mogul, yang menguasai hampir seluruh India tetap menggenggam tampuk kekuasaan hingga pertengahan abad ke-18.
Dalam perjalanan sejarah telah dapat dipastikan penguasaan oleh manusia-manusia --katakanlah manusia "sinting" kalau mau-- yang telah mampu menaklukkan dunia dan berhasil menguasainya. Yang paling menonjol dari para "Megalomaniak" ini adalah Alexander Yang Agung, Jengis Khan, Napoleon Bonaparte dan Hitler. Apa sebab dan alasan apa menempatkan keempat orang ini dalam daftar urutan atas dalam daftar buku ini? Bukankah yang namanya ide lebih bermakna ketimbang bala tentara? Saya tentu saja sepakat bahwa dalam jangka panjang pena jauh punya kekuatan ketimbang pedang. Bahkan juga dalam ukuran jangka pendek. Masing-masing dari keempat tokoh di atas menguasai begitu luas daerah dan begitu banyak penduduk dan menanamkan pengaruh begitu besar kepada orang-orang sejamannya dan mereka tidaklah bisa disebut dan disisihkan semacam menghadapi bandit biasa.
Penaklukan Mongol
Apa sebab saya berkesimpulan Jengis Khan lebih penting dari ketiga tokoh lainnya? Sebagian --tentu saja-- karena pengaruhnya menyebar ke daerah yang lebih luas dari pengaruh lainnya. Dan yang lebih penting lagi, pengaruhnya berlangsung dalam jangka waktu yang lebih lama. Napoleon dan Hitler terkalahkan tatkala keduanya masih hidup dan penaklukannya berjangka pendek. Meski pasukan Alexander Yang Agung tak terkalahkan pada saat ia tutup usia, dia tak pernah menunjuk penggantinya dan sesudah kematiannya empiriumnya segera berantakan. Tetapi, Jengis Khan mampu mengorganisir daerah taklukannya begitu cermat dan rapinya, dan baik anak-anak maupun cucu-cucunya semuanya merupakan pewaris yang teguh. Orang-orang Mongol meneruskan penguasaan atas daerah begitu luas di Asia berabad-abad sesudah kematian Jengis Khan.
Salah satu akibat tak langsung penaklukan oleh Jengis Khan menyimpan makna tersendiri. Penaklukan Mongol yang berbarengan dengan penyatuan sebagian besar Asia lebih mengembangkan rute perdagangan di kawasan itu daripada keadaan sebelumnya. Dan sekaligus mendorong arus perdagangan antara Cina dan Eropa. Pedagang-pedagang Eropa seperti Marco Polo dengan demikian dapat melakukan perjalanan ke Cina dan kembali membawa pelbagai rupa kisah tentang betapa kaya dan makmurnya Cina. Peningkatan kegiatan ekonomis dengan daerah Timur ini dan kenaikan minat di Cina sendiri salah satu sebab yang menggoda orang-orang Eropa untuk berdatangan mencari rejeki dan mengeksploitir Timur.
Salah satu kenyataan penting: andaikata Christoper Colombus, Simon Bolivar dan Thomas Edison tak pernah dilahirkan ibu mereka ke dunia, dapat dipastikan ada orang lain yang menemukan benua Amerika, yang membebaskan Amerika Latin, yang menemukan cahaya listrik. Tetapi, jika Jengis Khan tak pernah dilahirkan emaknya, tak bakalan dunia menyaksikan penaklukan begitu dahsyat dan besar-besaran oleh bangsa Mongol. Suku-suku Mongol tak pernah bisa bersatu sebelum abad ke-13 dan mereka sekarang tak bisa bersatu lagi. Jengis Khan dengan demikian tak syak lagi merupakan penggerak utama dari perbuatan besar itu dalam sejarah manusia.
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat
Langganan:
Postingan (Atom)