NU dan Pendidikan Karakter
Pendidikan karakter tidak mungkin berdiri sendiri
tanpa adanya komunitas pelaksanadan pendukung. NU sebagai organisasi Islam
terbesar tidak lepas dari perannya sebagaipelaksana pendidikan karakter di
Indonesia.Peran NU sebagai pelaksana pendidikan karakter disebabkan beberapa
alasan. Pertama,dilihat dari sudut pandang historis, keberadaan NU telah larut
dalam dinamikamasyarakat Indonesia. Sejak secara formal berdiri pada zaman
pergerakan sampaisekarang, NU telah berkembang menjadi organisasi yang berpartisipasi
dalam segalaaspek kehidupan masyarakat, mulai dari moralitas, agama, sampai
masalah ekonomi.Singkatnya, dari dahulu sampai sekarang di mana-mana ada NU,
sehingga NU tidak lepas dari hal ihwal keindonesiaan.Kedua, NU memiliki
nilai-nilai yang dapat dijadikan sebagai nilai inti (core values) dalam
pendidikan karakter. Nilai-nilai yang dimiliki NU sebagai nilai inti
pendidikankarakter yakni paham Ahlussunnah wal Jama’ah (aswaja) sangat
sesuai dalam konteksIndonesia. Aswaja dipahami tidak hanya sebagai doktrin (mazhab),
tetapi juga sebagaiparadigma berpikir (manhaj).
Posisi aswaja sebagai paradigma berpikir inilah yang akandikembangkan sebagai
nilai inti pendidikan karakter berperspektif NU.Aswaja sebagai paradigma
berpikir memiliki beberapa nilai, yakni: pertama, tawassuth yakni sikap
tengah-tengah atau moderat. Kedua tawazun atau seimbang dalam segalahal.
Ketiga, ta’adlu atau adil, yakni melihat sesuatu sesuai dengan proporsinya.
Selain ketiga prinsip ini, golongan Ahlussunnah wal Jama'ah juga
mengamalkan sikap tasamuh atau toleransi. Yakni menghargai perbedaan serta
menghormati orang yangmemiliki prinsip hidup yang tidak sama.Nilai-nilai
tersebut sangat sesuai untuk dijadikan sebagai core values atau nilai inti daripendidikan karakter dalam konteks
Indonesia. Hal ini karena masyarakat Indonesiaadalah masyarakat plural,
sehingga nilai itu bersenyawa dalam konteks Indonesia.Sudah saatnya kini kaum nahdliyin
dengan percaya diri menanamkan nilai Aswajadalam praksis pendidikan. Caranya
adalah dengan menerapkan nilai tersebut untuk melihat fenomena dan
realitas yang terjadi pada masyarakat kita. Tidak hanya di dalamkelas, tetapi
juga dalam masyarakat luas. Kapanpun, di manapun, serta terhadap apapundan
siapapun.Diharapkan melalui penerapan nilai aswaja dalam pendidikan karakter
akan munculmanusia-manusia berjati diri, sehingga lahirlah insan mandiri yang
siap menghadapiperubahan dan kemajuan tanpa kehilangan budi pekerti.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar