Guru Masih Terjebak Kekakuan Rencana Pokok Pembelajaran
Para guru terjebak kepada kekakuan Rencana Pokok Pembelajaran (RPP) sehingga kurang bisa mengmbangkan kreativitasnya. Kelemahan lainnya guru juga kurang memahami metode pembelajaran sehingga mengajar sesuai dengan kebiasaannya.
"Guru saat ini terjebak pada urusan administrasi sehingga sudah capek ketika akan mengajar," kata dosen UPI Bandung, Dr. Nandang R, M.Pd, saat workshop guru Yayasan Istiaqamah di Aula Istiqamah Jln. Taman Citarum, Jumat (28/10).
Apalagi RPP yang diambil guru juga sekadar meniru (copy paste) sehingga tidak ada kreativitas guru. "Padahal, kondisi masing-masing sekolah berbeda, namun RPP nya sama. Persoalan lain RPP juga berasal dari pembelajaran monolog atau satu arah sehingga kurang menarik bagi para siswa," katanya.
Kelemahan lain guru, kata Nandang, belum menguasai berbagai metode pengajaran bahkan saru metode pun belum dikuasainya. "Jangan-jangan guru mengajar serba apa adanya yang penting memberikan pelajaran kepada para siswanya," katanya.
Nandang menawarkan metode baru yakni Metode Socratic sehingga lebih menarik dan membuat siswa aktif. "Metode Socratic bukan sekadar tell atau bicara sebab kalau guru bicara pasti anak diam mendengarkan. Namun Metode Socratic mengajak anak berbuat sesuatu," katanya.
Selain itu, Metode Socratic juga menuntut para siswa untuk melakukan identifikasi dan analisa dengan cara mengamati dan memikirkan. "Pertanyaan dalam Metode Socratic adalah apa yang terjadi? Mengapa seperti itu? Sebaiknya bagaimana?" Katanya.
Dia mencontohkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar (SKKD) dalam Bahasa Indonesia seperti kemampuan menyunting. "Tidak bisa guru memberikan kemampuan menyunting dengan sekadar ceramah. Berikan anak tugas dan pendampingan agart anak bisa menyunting karangan," ucapnya.
sumber: konsorsium guru indonesia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar