Kamis, 01 Desember 2011

Rahasia Panjang Umur (bagian 2)

Negara di kawasan Mediterania seperti Yunani, Italia, Spanyol, Prancis, dan Portugal tidak hanya dikenal karena kecantikan alamnya tetapi juga karena penduduknya yang cenderung hidup sehat hingga usia tua1. Ingin tahu rahasia umur panjang mereka? Mari kita simak lebih lanjut!



The Healthy Olive
Orang Mediterania sangat suka memasak atau membuat salad dengan minyak zaitun. Minyak zaitun atau olive oil kaya lemak tidak jenuh (MUFA & PUFA) serta vitamin E yang menurunkan risiko penyakit jantung. Tambahan lagi, mereka juga sangat sedikit mengonsumsi lemak jenuh seperti pada mentega atau gorengan2,3.
Eat your fruit and veggies!
Ternyata Penduduk Kreta (Yunani) punya tingkat kematian 10 kali lebih rendah dibandingkan bagian timur Finlandia5! Rahasianya: makan 3-4 porsi buah dan 2-3 porsi sayur dalam sehari. Buah dan sayur kaya antioksidan flavonoid yang perangi radikal bebas sehingga baik bagi tubuh. Fun tips: selain dimakan segar, buah dan sayur dapat juga dikonsumsi sebagai salad dan pie3.
Drink your low-fat milk
Ingin terus sehat? Kebiasaan orang Mediterania untuk minum susu rendah lemak setiap hari boleh dicoba. Sebagai variasi, bisa juga konsumsi keju dan yogurt 4,5.
Mammamia, pasta!
Tingginya konsumsi pasta di Italia jadi salah satu resep panjang umur. Pasalnya, pasta memiliki nilai indeks glikemik sedang hingga rendah. Hasilnya, pasta tidak menaikkan gula darah secara cepat sehingga baik untuk diabetes4.
Fish for your heart
Yuk makan ikan! Ikan adalah sumber protein yang baik serta kaya omega 3 yang baik untuk jantung. Tak heran penduduk Spanyol yang biasa makan ikan 4-5 porsi/minggu cenderung berumur panjang5!
Balance your life
Tirulah penduduk pulau Ikaria di Yunani! Mereka biasa beraktivitas fisik, bersosialisasi, dan menghindari rokok. Semua hal ini membuat mereka memiliki tingkat stres yang rendah sehingga dipercaya menyebabkan penduduk pulau ini dikenal berusia panjang6.

Lain lagi dengan suku Yanomamo Indian di Amerika Selatan. Saat anggota suku yang tinggal di daerah perbatasan Brazil dan Venezuela tersebut diteliti, sangat jarang ditemukan orang yang memiliki kolesterol tinggi ataupun tekanan darah tinggi. Mengapa bisa? Suku Yanomamo rata-rata memiliki indeks massa tubuh yang normal dan hampir tidak ditemui anggota sukunya yang menderita obesitas. Tak heran, konsumsi lemak jenuhnya sangat sedikit, juga ditemukan tingginya konsumsi serat, aktivitas fisik yang tinggi dan konsumsi garam yang rendah7,8.

Nah, itu dia rahasia usia panjang dan sehat para penduduk di berbagai wilayah dunia. Bagaimana dengan Anda?
Ingin tahu rahasia panjang umur orang Okinawa?

Cek di: http://www.tropicanaslim.com/rahasia-panjang-umur-bagian-1

References:
References:

Hu FB. 2003. The Mediterranean Diet and Mortality —Olive Oil and Beyond N Engl J Med 348 (26): 2595-2596.
Martínez-González MA and Sánchez-Villegas A. 2004. The emerging role of mediterranean diets in cardiovascular epidemiology: monounsaturated fats, olive oil, red wine or the whole pattern? European Journal of Epidemiology 19 (1): 9-13.
Trichopoulou A, Vasilopoulou E. 2000. Mediterranean diet and longevity. British Journal of Nutrition 84 (2): S205 – S209.
Trichopoulou A, Lagiou P. 1999. Healthy Traditional Mediterranean Diet: An Expression of Culture, History, and Lifestyle. Nutrition Reviews 55 (11): 383-389
Rissanen TH, Sari Voutilainen S, Virtanen JK, Venho B, Vanharanta M, Mursu J and Salonen JT. 2003. Low Intake of Fruits, Berries and Vegetables Is Associated with Excess Mortality in Men: the Kuopio Ischaemic Heart Disease Risk Factor (KIHD) Study. J Nutr 133: 199–204.
Panagiotakos DB, Chrysohoou C, Siasos G, Zisimos K, Skoumas J, Pitsavos C, and Stefanadis C. 2011. Sociodemographic and Lifestyle Statistics of Oldest Old People (>80 Years) Living in Ikaria Island: The Ikaria Study. Cardiology Research and Practice Feb 24: 679187.
Mancilha-Carvalho JJ, Crews DE. 1990. Lipid Profiles of Yanomamo Indians of Brazil. Preventive Medicine 19: 66-75

Mancilha-Carvalho JJ, Silva NAS. 2003. The Yanomami Indians in the INTERSALT Study. Arq Bras Cardiol 80 (3): 295-300

Tidak ada komentar: