a. Guru sebagai Pendidikan
Guru
adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para
peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki
standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa,
mandiri dan disiplin.
Berkaitan
dengan tanggung jawab guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma
moral dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan
norma tersebut.
b. Guru Sebagai Pengajar
Berkembangnya
teknologi, khususnya teknologi informasi yang begitu pesat
berkembangnya, belum mampu menggantikan peran dan fungsi guru, hanya
sedikit bergeser atau mengubah fungsinya itupun terjadi di kota-kota
besar saja, ketika para peserta didik memiliki berbagai sumber belajar
dirumah.
Perkembangan
teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan
materi pembelajaran menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan
belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan
banyak buku dengan harga relatif murah. Di samping itu, peserta didik
dapat belajar dari berbagai sumber seperti radio, televisi, berbagai
film pembelajaran bahkan program internet atau electronic learning
(e-learning)
c. Guru Sebagai Pembimbing
Guru
dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang
berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertangung jawab atas
kelancaran perjalanannya itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak
hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional,
kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai
pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu
perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk
perjalanan, serta menilai kelancaran sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang
baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam
setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak
dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan
dilaksanakan.
Istilah
perjalanan merupakan proses suatu proses belajar, baik dalam kelas
maupun diluar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari
perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap aspek yang terlibat
dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan tentu mempunyai tujuan,
kecuali orang yang berjalan secara kebetulan. Keinginan, kebutuhan dan
bahkan naluri manusia menuntut adanya suatu tujuan. Suatu rencana
dibuat, perjalanan dilaksanakan dari waktu ke waktu terdapatlah saat
berhenti untuk melihat kebelakang untuk mengukur sifat, arti dan
efektivitas perjalanan sampai tempat berhenti tadi.
Berdasarkan
ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pembimbing
perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakn
empat hal berikut:
Pertama, guru
harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak
dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh
peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya serta
komptensi apa yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai
tujuan.
Kedua, guru
harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang
paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu
tidak hanya secara jasmaniah, tetapi harus terlibat secara psikologis.
Ketiga, guru
harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin tugas yang paling
sukat tetapi penting karena guru harus memberikan kehidupan dan arti
terhadap kegiatan belajar.
Kempat, guru harus melaksanakan penilaian.
d. Guru Sebagai Pelatih
Proses
pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik
intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak
sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang
berbasis komptensi, karena tanpa latihan peserta didik tidak akan mampu
menunjukan pennguasaan komptensi dasar, dan tidak akan mahir dalam
berbagai keterampilan yang dikembangkan sebagai materi standar. Oleh
karena itu guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih
perserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi
masing-masing.
e. Guru Sebagai Penasehat
Guru
adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun
mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam
beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak guru
cenderung menganggap konseling terlalu banyak membicarakan klien,
seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka
tidak senang melaksanakan fungsi ini.
Agar
guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasehat
secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi keperibadian dan ilmu
kesehatan mental.
f. Guru Sebagai Pembaharu (Innovator)
Guru
menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang
bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam
dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demimikian halnya
dengan pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak dari nenek kita.
Unsur
yang hebat dari manusia adalah kemampuannya untuk belajar dari
kemampuan orang lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat menerima
pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang cukup, ia dapat mengambil
bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses belajar serta
prestasi manusia dan dalam jangka waktu tertentu. Manusia tidak hanya
terbatas pada pengalaman pribadinya, melainkan dapat mewujudkan
pengalaman dari semua waktu dan dari setiap kebudayaan. Dengan demikian,
ia dapat berdiri bebas pada saat terbaiknya, dan guru yang tidak
sensitif adalah buta akan arti kompetensi profesional. Kemampuan manusia
yang uni ini harus dikembangkan sehingga memberikan arti penting
terhadap kinerja guru.
Prinsip
modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku-buku sebagai alat
utama pendidikan melainkan dalam semua rekaman tentang pengalaman
manusia. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan penglaman yang
berharga ini kedalam istilah atau dalam bahasa modern yang akan diterima
oleh peserta didik.
g. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru
merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang
yang mengnggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan
apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang
disekitar lingkungannya yang mengganggap atau mengakuinya sebagai guru.
Sehubungan itu, beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian para
guru.
1. Sikap dasar:
postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting,
sehingga keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran hubungan antar
manusia, agama, pekerjaan dan diri
2. Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.
3. Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.
4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan.
5. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakan ekspresi seluruh kepribadian.
6. Hubungan kemanusian: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagiamana berperilaku.
7. Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam mengahadapi dan memecahkan masalah.
8. Perilaku neurotis: suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
9. Selera: pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.
10. Keputusan:keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai situasi.
11. Kesehatan: kualitas tubuh, dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12. Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.
h. Guru Sebagai Pribadi
Sebagai
pribadi yang hidup ditengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki
kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara
lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan
bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak bergaulannya akan menjadi kaku
dan berakibat yang bersangkutan kurang bias diterima oleh masyarakat.
Jika
dimasyarakat, guru diamati dan nilai oleh masyarakat, maka disekolah
diamati dan nilai oleh peserta didik dan oleh teman sejawat serta
atasannya. Dalam kesempatan tertentu sejumlah peserta didik membicarakan
kebaikan gurunya, tetapi dalam situasi lain mereka membicarakan
kekurangannya. Ada baiknya jika guru sering minta pendapat teman sejawat
atau peserta didik tentang penampilannya sehari-hari, baik dalam maupun
diluar kelas, dan segera memanfaatkan pendapat yang telah diterima
dalam upaya mengubah atau memperbaiki penampilan tertentu yang kurang
tepat.
i. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran
merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan
penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan . Untuk itu diperlukan
berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu
guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu
bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek
pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia
berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu
itu adalah kebenaran, seperti seorang ahli filsafat yang senantiasa
mencari dan menemukan dan mengemukakan kebenaran.
j. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
Kreativitas
merupakan hal yang penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk
mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut.
Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan
cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh
adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak
dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan
sesuatu.
k. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia
ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa,
mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru
dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan
pada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam
berkomunikasi dengan peserta didik dalam segala umur, sehingga dalam
setiap langka dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk
menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan
pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak
memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran
tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula
kebesaran Allah yang menciptakannya.
l. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Sebegaian
besar kegiatan manusia dalam suatu masyarakat yang kompleks merupakan
suatu hal yang rutin. Pekerjaan yang rutin memang banyak dibenci, baik
oleh orang dewasa maupun anak-anak; namun setiap profesi dan bahkan
setiap aspek kehidupan manusia memerlukan keterampilan rutin yang harus
dikuasai dan dikerjakan secara teratur, termasuk pembelajaran.
Sedikitnya terdapat 17 (tujuh belas0 kegiatan rutin yang sering
dikerjakan guru dalam pembelajaran di setiap tingkat, yaitu:
1. Bekerja tepat waktu baik di awal maupun akhir pembelajaran.
2. Membuat catatan dan laporan sesuai dengan standard kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
3. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
4. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
5. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahuanan.
6. Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok termasuk diskusi.
7. Menetapkan jadwal peserta didik.
8. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik.
9. Mengatur tempat duduk peserta didik.
10. Mencatat kehadiran peserta didik.
11. Memahami peserta didik.
12. Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, kepustakaan dan media pembelajaran.
13. Menghadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni.
14. Menciptakan iklim kelas yang kondusif
15. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran.
16. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran, misalnya karya wisata.
17. Menasehati peserta didik.
m. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup
ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah yang suka
memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama
menuju sesuatu hal yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras
untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang
menghalangi kemajuan serta membantu menjahui dan meninggalkannya untuk
mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.
n. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Cerita
berlangsung secara lisan sehingga mencapai era kristalisasi kata-kata
yang tertulis telah memberikan keberhasilan generasi baru dengan
generasi berikutnya, serta dengan kesabaran melengkapi manusia dengan
catatan tentang pewarisnya. Dalam hal ini perpustakaan yang besar telah
menjadi monumen yang hebat bagi pikiran manusia, kekayaan yang
ditinggalkan manusia sedunia telah berada dalam buku-buku, halaman,
garis-garis yang menyimpan kata-kata tertulis.
Cerita
adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita
manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang dengan yang
dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan
manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka.
o. Guru Sebagi Aktor
Sebagai
seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada didalam naska yang
telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan pada
penonton. Penampilan yang bagus dan seorang aktor akn mengakibatkan para
penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh dan bisa pula
menangis mengikuti penampilan sang aktor.
Sebagai
aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam
yang akan mengarahkan kegiatannya. Guru harus menguasai materi standar
dalam bidang study yang menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki
keterampilan dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studi itu.
p. Guru Sebagai Emansipator
Dengan
kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati
setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan ”budak”
stagnasi kebudayaan. Ketika masyarakat membicarakan rasa tidak senang
kepada peserta didik tertentu guru harus mengenal kebutuhan peserta
didik tersebut akan pengalaman, pengakuan dan dorongan. Dia tahu bahwa
pengalaman, pengakuan dan dorongan membebaskan peserta didik dari “self
image” yang tidak menyenangkan, kebodohan, dan perasaan tertolak dan
rendah diri.
q. Guru Sebagai Evaluator
Sebagai
suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan
teknik yang sesuai, mungkin tes dan nontes. Teknik apapun yang dipilih,
penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga
tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilam dan sikap yang memadai.
r. Guru Sebagai Pengawet
Salah
satu tudas pendidik adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke
generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak
yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun masa depan. Untuk
melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadapa apa yang telah dicapai
manusia terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yaitu
kurikulum, yang secara sederhana diartikan sebagai program pembelajaran.
Dengan kurikulum, maka jaminan pengetahuan yang telah ditemukan dan
disusun oleh para pemikir pendidika yang lebih kuat. Dalam
perkembangannya kurikulum memiliki sifat yang fleksibel, sehingga
memungkinkan perubahan, memungkinkan guru mengembangkan kreativitasnya,
memberi peluang untuk penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat seperti
muatan lokal, desentralisasi dan kurikulum yang berbasis kompetensi.
s. Guru Sebagai Kulminator
Guru
adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal
hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan
melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta
didik bias mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagai
kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar