Sabtu, 20 April 2013

teori tentang peran GURU dalam pembelajaran


a. Guru sebagai Pendidikan
Guru adalah pendidik, yang menjadi tokoh, panutan dan identifikasi bagi para peserta didik, dan lingkungannya. Oleh karena itu guru harus memiliki standar kualitas pribadi tertentu, yang mencakup tanggung jawab, wibawa, mandiri dan disiplin.
Berkaitan dengan tanggung jawab guru harus mengetahui serta memahami nilai, norma moral dan sosial serta berusaha berperilaku dan berbuat sesuai dengan norma tersebut.
b. Guru Sebagai Pengajar
Berkembangnya teknologi, khususnya teknologi informasi yang begitu pesat berkembangnya, belum mampu menggantikan peran dan fungsi guru, hanya sedikit bergeser atau mengubah fungsinya itupun terjadi di kota-kota besar saja, ketika para peserta didik memiliki berbagai sumber belajar dirumah.
Perkembangan teknologi mengubah peran guru dari pengajar yang bertugas menyampaikan materi pembelajaran menjadi fasilitator yang memberikan kemudahan belajar. Hal ini dimungkinkan karena perkembangan teknologi menimbulkan banyak buku dengan harga relatif murah. Di samping itu, peserta didik dapat belajar dari berbagai sumber seperti radio, televisi, berbagai film pembelajaran bahkan program internet atau electronic learning (e-learning)
c. Guru Sebagai Pembimbing
Guru dapat diibaratkan sebagai pembimbing perjalanan (journey), yang berdasarkan pengetahuan dan pengalamannya bertangung jawab atas kelancaran perjalanannya itu. Dalam hal ini, istilah perjalanan tidak hanya menyangkut fisik tetapi juga perjalanan mental, emosional, kreatifitas, moral dan spiritual yang lebih dalam dan kompleks. Sebagai pembimbing, guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menetapkan waktu perjalanan, menetapkan jalan yang harus ditempuh, menggunakan petunjuk perjalanan, serta menilai kelancaran sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Semua itu dilakukan berdasarkan kerjasama yang baik dengan peserta didik, tetapi guru memberikan pengaruh utama dalam setiap aspek perjalanan. Sebagai pembimbing, guru memiliki berbagai hak dan tanggung jawab dalam setiap perjalanan yang direncanakan dan dilaksanakan.
Istilah perjalanan merupakan proses suatu proses belajar, baik dalam kelas maupun diluar kelas yang mencakup seluruh kehidupan. Analogi dari perjalanan itu sendiri merupakan pengembangan setiap aspek yang terlibat dalam proses pembelajaran. Setiap perjalanan tentu mempunyai tujuan, kecuali orang yang berjalan secara kebetulan. Keinginan, kebutuhan dan bahkan naluri manusia menuntut adanya suatu tujuan. Suatu rencana dibuat, perjalanan dilaksanakan dari waktu ke waktu terdapatlah saat berhenti untuk melihat kebelakang untuk mengukur sifat, arti dan efektivitas perjalanan sampai tempat berhenti tadi.
Berdasarkan ilustrasi di atas, dapat disimpulkan bahwa sebagai pembimbing perjalanan, guru memerlukan kompetensi yang tinggi untuk melaksanakn empat hal berikut:
Pertama, guru harus merencanakan tujuan dan mengidentifikasi kompetensi yang hendak dicapai. Tugas guru adalah menetapkan apa yang telah dimiliki oleh peserta didik sehubungan dengan latar belakang dan kemampuannya serta komptensi apa yang mereka perlukan untuk dipelajari dalam mencapai tujuan.
Kedua, guru harus melihat keterlibatan peserta didik dalam pembelajaran dan yang paling penting bahwa peserta didik melaksanakan kegiatan belajar itu tidak hanya secara jasmaniah, tetapi harus terlibat secara psikologis.
Ketiga, guru harus memaknai kegiatan belajar. Hal ini mungkin tugas yang paling sukat tetapi penting karena guru harus memberikan kehidupan dan arti terhadap kegiatan belajar.
Kempat, guru harus melaksanakan penilaian.
d. Guru Sebagai Pelatih
Proses pendidikan dan pembelajaran memerlukan latihan keterampilan, baik intelektual maupun motorik, sehingga menuntut guru untuk bertindak sebagai pelatih. Hal ini lebih ditekankan lagi dalam kurikulum 2004 yang berbasis komptensi, karena tanpa latihan peserta didik tidak akan mampu menunjukan pennguasaan komptensi dasar, dan tidak akan mahir dalam berbagai keterampilan yang dikembangkan sebagai materi standar. Oleh karena itu guru harus berperan sebagai pelatih, yang bertugas melatih perserta didik dalam pembentukan kompetensi dasar, sesuai dengan potensi masing-masing.
e. Guru Sebagai Penasehat
Guru adalah penasehat bagi peserta didik, bahkan bagi orang tua, meskipun mereka tidak memiliki latihan khusus sebagai penasehat dan dalam beberapa hal tidak dapat berharap untuk menasehati orang. Banyak guru cenderung menganggap konseling terlalu banyak membicarakan klien, seakan-akan berusaha mengatur kehidupan orang, dan oleh karenanya mereka tidak senang melaksanakan fungsi ini.
Agar guru dapat menyadari perannya sebagai orang kepercayaan dan penasehat secara lebih mendalam, ia harus memahami psikologi keperibadian dan ilmu kesehatan mental.
f. Guru Sebagai Pembaharu (Innovator)
Guru menerjemahkan pengalaman yang telah lalu kedalam kehidupan yang bermakna bagi peserta didik. Dalam hal ini, terdapat jurang yang dalam dan luas antara generasi yang satu dengan yang lain, demimikian halnya dengan pengalaman orang tua memiliki arti lebih banyak dari nenek kita.
Unsur yang hebat dari manusia adalah kemampuannya untuk belajar dari kemampuan orang lain. Kita menyadari bahwa manusia normal dapat menerima pendidikan, dengan memiliki kesempatan yang cukup, ia dapat mengambil bagian dari pengalaman yang bertahun-tahun, proses belajar serta prestasi manusia dan dalam jangka waktu tertentu. Manusia tidak hanya terbatas pada pengalaman pribadinya, melainkan dapat mewujudkan pengalaman dari semua waktu dan dari setiap kebudayaan. Dengan demikian, ia dapat berdiri bebas pada saat terbaiknya, dan guru yang tidak sensitif adalah buta akan arti kompetensi profesional. Kemampuan manusia yang uni ini harus dikembangkan sehingga memberikan arti penting terhadap kinerja guru.
Prinsip modernisasi tidak hanya diwujudkan dalam bentuk buku-buku sebagai alat utama pendidikan melainkan dalam semua rekaman tentang pengalaman manusia. Tugas guru adalah menerjemahkan kebijakan dan penglaman yang berharga ini kedalam istilah atau dalam bahasa modern yang akan diterima oleh peserta didik.
g. Guru Sebagai Model dan Teladan
Guru merupakan model atau teladan bagi para peserta didik dan semua orang yang mengnggap dia sebagai guru. Sebagai teladan, tentu saja pribadi dan apa yang dilakukan guru akan mendapat sorotan peserta didik serta orang disekitar lingkungannya yang mengganggap atau mengakuinya sebagai guru. Sehubungan itu, beberapa hal dibawah ini perlu mendapat perhatian para guru.
1. Sikap dasar: postur psikologis yang akan nampak dalam masalah-masalah penting, sehingga keberhasilan, kegagalan, pembelajaran, kebenaran hubungan antar manusia, agama, pekerjaan dan diri
2. Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berpikir.
3. Kebiasaan bekerja: gaya yang dipakai oleh seseorang dalam bekerja yang ikut mewarnai kehidupannya.
4. Sikap melalui pengalaman dan kesalahan: pengertian hubungan antara luasnya pengalaman dan nilai serta tidak mungkinnya mengelak dari kesalahan.
5. Pakaian: merupakan perlengkapan pribadi yang amat penting dan menampakan ekspresi seluruh kepribadian.
6. Hubungan kemanusian: diwujudkan dalam semua pergaulan manusia, intelektual, moral, keindahan, terutama bagiamana berperilaku.
7. Proses berpikir: cara yang digunakan oleh pikiran dalam mengahadapi dan memecahkan masalah.
8. Perilaku neurotis: suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan bisa juga untuk menyakiti orang lain.
9. Selera: pilihan yang secara jelas merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.
10. Keputusan:keterampilan rasional dan intuitif yang dipergunakan untuk menilai situasi.
11. Kesehatan: kualitas tubuh, dan semangat yang merefleksikan kekuatan, perspektif, sikap tenang, antusias dan semangat hidup.
12. Gaya hidup secara umum: apa yang dipercaya oleh seseorang tentang setiap aspek kehidupan dan tindakan untuk mewujudkan kepercayaan itu.
h. Guru Sebagai Pribadi
Sebagai pribadi yang hidup ditengah-tengah masyarakat, guru perlu juga memiliki kemampuan untuk berbaur dengan masyarakat melalui kemampuannya, antara lain melalui kegiatan olah raga, keagamaan dan kepemudaan. Keluwesan bergaul harus dimiliki, sebab kalau tidak bergaulannya akan menjadi kaku dan berakibat yang bersangkutan kurang bias diterima oleh masyarakat.
Jika dimasyarakat, guru diamati dan nilai oleh masyarakat, maka disekolah diamati dan nilai oleh peserta didik dan oleh teman sejawat serta atasannya. Dalam kesempatan tertentu sejumlah peserta didik membicarakan kebaikan gurunya, tetapi dalam situasi lain mereka membicarakan kekurangannya. Ada baiknya jika guru sering minta pendapat teman sejawat atau peserta didik tentang penampilannya sehari-hari, baik dalam maupun diluar kelas, dan segera memanfaatkan pendapat yang telah diterima dalam upaya mengubah atau memperbaiki penampilan tertentu yang kurang tepat.
i. Guru Sebagai Peneliti
Pembelajaran merupakan seni, yang dalam pelaksanaannya memerlukan penyesuaian-penyesuaian dengan kondisi lingkungan . Untuk itu diperlukan berbagai penelitian, yang didalamnya melibatkan guru. Oleh karena itu guru adalah seorang pencari atau peneliti. Dia tidak tahu dan dia tahu bahwa dia tidak tahu, oleh karena itu dia sendiri merupakan subyek pembelajaran. Dengan kesadaran bahwa ia tidak mengetahui sesuatu maka ia berusaha mencarinya melalui kegiatan penelitian. Usaha mencari sesuatu itu adalah kebenaran, seperti seorang ahli filsafat yang senantiasa mencari dan menemukan dan mengemukakan kebenaran.
j. Guru Sebagai Pendorong Kreativitas
Kreativitas merupakan hal yang penting dalam pembelajaran dan guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukan proses kreativitas tersebut. Kreativitas merupakan sesuatu yang bersifat universal dan merupakan cirri aspek dunia kehidupan di sekitar kita. Kreativitas ditandai oleh adanya kegiatan menciptakan sesuatu yang sebelumnya tidak ada dan tidak dilakukan oleh seseorang atau adanya kecenderungan untuk menciptakan sesuatu.
k. Guru Sebagai Pembangkit Pandangan
Dunia ini panggung sandiwara, yang penuh dengan berbagai kisah dan peristiwa, mulai dari kisah nyata sampai yang direkayasa. Dalam hal ini guru dituntut untuk memberikan dan memelihara pandangan tentang keagungan pada peserta didiknya. Mengemban fungsi ini guru harus terampil dalam berkomunikasi dengan peserta didik dalam segala umur, sehingga dalam setiap langka dari proses pendidikan yang dikelolanya dilaksanakan untuk menunjang fungsi ini. Guru tahu bahwa ia tidak dapat membangkitkan pandangan tentang kebesaran kepada peserta didik jika ia sendiri tidak memilikinya. Oleh karena itu, para guru perlu dibekali dengan ajaran tentang hakekat manusia dan setelah mengenalnya akan mengenal pula kebesaran Allah yang menciptakannya.
l. Guru Sebagai Pekerja Rutin
Sebegaian besar kegiatan manusia dalam suatu masyarakat yang kompleks merupakan suatu hal yang rutin. Pekerjaan yang rutin memang banyak dibenci, baik oleh orang dewasa maupun anak-anak; namun setiap profesi dan bahkan setiap aspek kehidupan manusia memerlukan keterampilan rutin yang harus dikuasai dan dikerjakan secara teratur, termasuk pembelajaran. Sedikitnya terdapat 17 (tujuh belas0 kegiatan rutin yang sering dikerjakan guru dalam pembelajaran di setiap tingkat, yaitu:
1. Bekerja tepat waktu baik di awal maupun akhir pembelajaran.
2. Membuat catatan dan laporan sesuai dengan standard kinerja, ketepatan dan jadwal waktu.
3. Membaca, mengevaluasi dan mengembalikan hasil kerja peserta didik.
4. Mengatur kehadiran peserta didik dengan penuh tanggung jawab.
5. Mengatur jadwal, kegiatan harian, mingguan, semesteran dan tahuanan.
6. Mengembangkan peraturan dan prosedur kegiatan kelompok termasuk diskusi.
7. Menetapkan jadwal peserta didik.
8. Mengadakan pertemuan dengan orang tua dan dengan peserta didik.
9. Mengatur tempat duduk peserta didik.
10. Mencatat kehadiran peserta didik.
11. Memahami peserta didik.
12. Menyiapkan bahan-bahan pembelajaran, kepustakaan dan media pembelajaran.
13. Menghadiri pertemuan dengan guru, orang tua peserta didik dan alumni.
14. Menciptakan iklim kelas yang kondusif
15. Melaksanakan latihan-latihan pembelajaran.
16. Merencanakan program khusus dalam pembelajaran, misalnya karya wisata.
17. Menasehati peserta didik.
m. Guru Sebagai Pemindah Kemah
Hidup ini selalu berubah dan guru adalah seorang pemindah kemah yang suka memindah-mindahkan dan membantu peserta didik meninggalkan hal lama menuju sesuatu hal yang baru yang bisa mereka alami. Guru berusaha keras untuk mengetahui masalah peserta didik, kepercayaan dan kebiasaan yang menghalangi kemajuan serta membantu menjahui dan meninggalkannya untuk mendapatkan cara-cara baru yang lebih sesuai.
n. Guru Sebagai Pembawa Cerita
Cerita berlangsung secara lisan sehingga mencapai era kristalisasi kata-kata yang tertulis telah memberikan keberhasilan generasi baru dengan generasi berikutnya, serta dengan kesabaran melengkapi manusia dengan catatan tentang pewarisnya. Dalam hal ini perpustakaan yang besar telah menjadi monumen yang hebat bagi pikiran manusia, kekayaan yang ditinggalkan manusia sedunia telah berada dalam buku-buku, halaman, garis-garis yang menyimpan kata-kata tertulis.
Cerita adalah cermin yang bagus dan merupakan tongkat pengukur. Dengan cerita manusia bisa mengamati bagaimana memecahkan masalah yang dengan yang dihadapinya, menemukan gagasan dan kehidupan yang nampak diperlukan manusia lain yang bisa disesuaikan dengan kehidupan mereka.
o. Guru Sebagi Aktor
Sebagai seorang aktor, guru harus melakukan apa yang ada didalam naska yang telah disusun dengan mempertimbangkan pesan yang akan disampaikan pada penonton. Penampilan yang bagus dan seorang aktor akn mengakibatkan para penonton tertawa, mengikuti dengan sungguh-sungguh dan bisa pula menangis mengikuti penampilan sang aktor.
Sebagai aktor, guru berangkat dengan jiwa pengabdian dan inspirasi yang dalam yang akan mengarahkan kegiatannya. Guru harus menguasai materi standar dalam bidang study yang menjadi tanggung jawabnya, memperbaiki keterampilan dan mengembangkan untuk mentransfer bidang studi itu.
p. Guru Sebagai Emansipator
Dengan kecerdikannya, guru mampu memahami potensi peserta didik, menghormati setiap insan, dan menyadari bahwa kebanyakan insan merupakan ”budak” stagnasi kebudayaan. Ketika masyarakat membicarakan rasa tidak senang kepada peserta didik tertentu guru harus mengenal kebutuhan peserta didik tersebut akan pengalaman, pengakuan dan dorongan. Dia tahu bahwa pengalaman, pengakuan dan dorongan membebaskan peserta didik dari “self image” yang tidak menyenangkan, kebodohan, dan perasaan tertolak dan rendah diri.
q. Guru Sebagai Evaluator
Sebagai suatu proses, penilaian dilaksanakan dengan prinsip-prinsip dan dengan teknik yang sesuai, mungkin tes dan nontes. Teknik apapun yang dipilih, penilaian harus dilakukan dengan prosedur yang jelas, yang meliputi tiga tahap yaitu persiapan, pelaksanaan dan tindak lanjut.
Mengingat kompleksnya proses penilaian, guru perlu memiliki pengetahuan, keterampilam dan sikap yang memadai.
r. Guru Sebagai Pengawet
Salah satu tudas pendidik adalah mewariskan kebudayaan dari generasi ke generasi berikutnya, karena hasil karya manusia terdahulu masih banyak yang bermakna bagi kehidupan manusia sekarang maupun masa depan. Untuk melaksanakan tugasnya sebagai pengawet terhadapa apa yang telah dicapai manusia terdahulu, dikembangkan salah satu sarana pendidikan yaitu kurikulum, yang secara sederhana diartikan sebagai program pembelajaran. Dengan kurikulum, maka jaminan pengetahuan yang telah ditemukan dan disusun oleh para pemikir pendidika yang lebih kuat. Dalam perkembangannya kurikulum memiliki sifat yang fleksibel, sehingga memungkinkan perubahan, memungkinkan guru mengembangkan kreativitasnya, memberi peluang untuk penyesuaian dengan kebutuhan masyarakat seperti muatan lokal, desentralisasi dan kurikulum yang berbasis kompetensi.
s. Guru Sebagai Kulminator
Guru adalah orang yang mengarahkan proses belajar secara bertahap dari awal hingga akhir (kulminasi). Dengan rancangannya peserta didik akan melewati tahap kulminasi, suatu tahap yang memungkinkan setiap peserta didik bias mengetahui kemajuan belajarnya. Disini peran sebagai kulminator terpadu dengan peran sebagai evaluator.

Tidak ada komentar: