H.T.A. Munier, B.Ac.,MM - Qorin berasal dari bahasa Arab
"qoriin" yang berarti: "teman atau kawan" (Kamus Al Munawwar halaman
1114). Dalam kitab Mu’jamul Buldan: 4/319 disebutkan bahwa qorin artinya
"sahabat" atau "segala sesuatu yang dibandingkan dengan sesuatu yang
lain".
Setiap manusia pasti disertai teman yang akrab dan dekat yang disebut
qorin. Qorin yang satu dari bangsa jin dan yang satu dari malaikat.
Siapapun manusia apakah pria atau wanita, penguasa atau pengusaha,
pejabat atau penjahat, ulama atau umara, kiyai atau priyayi, muslim atau
mujrim, korporator atau koruptor, pendidik atau anak didik, majikan
atau karyawan, pengurus atau pegawai, pemuda atau pemudi, orang tua
renta atau muda belia, anak-anak atau dewasa, dosen atau mahasiswa,
pegawai negeri atau swasta, bahkan Nabi sekali pun oleh Allah disertakan
"qorin" sebagai teman, kawan atau sahabat.
Dalam sebuah hadis yang driwayatkan oleh Ahmad dari Abdillah, Nabi
Muhammad saw bersabda: "Tiada seorang pun diantara kamu kecuali
disertakan qorin baginya dari bangsa jin dan malaikat". Para sahabat
bertanya: Bagaimana halnya dengan baginda sendiri ya Rasulallah ?. Nabi
bersabda: "Ya bagiku juga. Akan tetapi Allah menolongku untuk
menghadapinya sehingga qorin itu tidak menyuruhku kecuali kepada
kebenaran (Al Haq)".
Hadis tersebut mengandung inti sari bahwa:
- Allah menciptakan manusia sekaligus menciptakan pula dua qorin
baginya yaitu qorin malaikat dan qorin jin/syetan yang mempunyai tugas
utama sebagai pembisik.
- Qorin yang baik yaitu qorin malaikat yang membisiki manusia
dengan mengajak manusia berbuat kebajikan, kebenaran, kejujuran dan
sifat-sifat mulia lainnya.
- Qorin yang tidak baik adalah qorin jin/syetan yang membisiki
manusia untuk mempengaruhi manusia berbuat keburukan, kejahatan,
kecurangan, kezholiman, kedengkian dan sifat-sifat tercela lainnya.
Nabi Muhammad saw memang juga manusia tetapi beliau secara khusus
dilindungi, dipelihara dan dijaga oleh Allah sehingga qorin jin/syetan
tidak menjerumuskannya.
Qorin adalah mahluk gaib (tidak nampak oleh kasat mata) yang harus
dipercaya keberadaannya. Orang yang bertaqwa dan beriman harus percaya
kepada mahluk gaib yang diciptakan Allah. Tidak mempercayainya berarti
mutu ketaqwaan dan keimanannya masih perlu dipertanyakan.
Qorin jin/syetan mengandung dua pengertian, arti khusus dan arti
umum. Dalam arti khusus adalah yang disertakan Allah kepada setiap
manusia sejak dilahirkan. Dalam arti umum adalah syetan atau godaan yang
hadir dalam kehidupan manusia yang jauh dari petunjuk Allah, lalai
menjalankan perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya.
Sebagai ilustrasi keberadaan qorin adalah apabila suatu saat manusia
mengalami pergolakan batin atau bimbang menentukan pilihan, tiba-tiba
ada semacam bisikan dalam jiwa atau benak manusia untuk mengambil sikap
mana yang harus ditentukan atau mana yang mesti dipilih. Pada saat
itulah qorin menjalankan tugas utamanya memberikan bisikan. Bisikan
tersebut dapat berupa bisikan baik atau bisikan buruk.
Jika seseorang sedang asyik bekerja, membahas sesuatu dalam rapat
atau menjalankan seminar & lokakarya, tiba-tiba terdengar adzan yang
mengajak manusia menjalankan sholat untuk merebut kemenangan, bisikan
manakah yang dipilihnya, sholat dulukah ? Qorin berperan dalam kondisi
demikian.
QORIB
Qorib berasal dari bahasa Arab "qoriib" yang berarti "dekat". Dalam
bahasa Indonesia yang disebut "sahabat karib" adalah kawan dekat yang
dapat dijadikan tempat curhat (mencurahkan isi hati), menumpahkan rasa
suka dan duka serta berbagi rasa. Qorib atau sahabat karib berorientasi
pada hal-hal yang positif, bertindak sebagai soulmate yang saling asah,
saling asih, saling asuh dan bekerja sama dalam kebaikan, kebajikan dan
kebenaran.
Kerabat atau kaum kerabat berasal pula dari akar kata qorib yang
berarti sejumlah orang yang sama-sama dekat di mata dan dekat di hati.
Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing, saling tolong menolong,
bantu membantu, saling memberi saran dan nasihat untuk kebahagiaan,
kemajuan dan kepentingan bersama.
Akrab dalam bahasa Indonesia juga bentuk lain dari akar kata qorib
yaitu "aqrob" yang berarti lebih dekat atau paling dekat. Teman akrab
berarti teman yang lebih dekat atau paling dekat. Al-Akrobin berarti
kawan-kawan dekat atau sanak keluarga dekat.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa jika menginfakkan atau membelanjakan
harta hendaknya diberikan dulu kepada orang tua, sanak keluarga/kawan
dekat (al aqrobin) dan orang fakir miskin. Apabila akrab atau qorib
berkonotasi pada hal yang negatif, menyakitkan hati atau menyinggung
perasaan maka dalam bahasa Arab dinamakan 'aqrob' yang berarti
kalajengking yang suka menyengat, mencapit, menggigit dan menyakiti
pihak lain.
Qorib mempunyai tugas utama memberikan saran, nasihat, petunjuk,
bantuan atau sumbangan yang membawa kepada kondisi yang lebih baik dan
lebih menyenangkan, kawan dekat di kala suka dan duka, selalu bekerja
sama, saling tolong serta bahu membahu dalam mencapai tujuan.
Qorib dalam kaitan ini tidak terbatas hanya pada lingkungan keluarga,
lokal, regional dan nasional akan tetapi juga internasional, antar
bangsa, antar negara, antar benua, antar samudera serta antar agama.
Manusia tidak hidup sendiri, negara Indonesia tidak berdiri sendiri,
benua Amerika tidak tertata sendiri, samudera Pasific tidak tercipta
sendiri, tetapi satu sama lain saling berhubungan, saling
ketergantungan, saling membutuhkan dan saling memenuhi kepuasan. Semua
itu dapat tercapai apabila tercipta good relation, good governance, good
management, serta good solution of any problem.
QORIN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan sisi kehidupan masyarakat yang perlu mendapatkan
prioritas untuk ditingkatkan. Kebudayaan dan peradaban suatu bangsa
sangat ditentukan oleh bagaimana pendidikan berjalan di dalamnya. Dalam
pengertian yang luas, pendidikan berjalan beriringan dengan setiap gerak
dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Sistem pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-undang No:
20 tahun 2003 harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan,
peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan
untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan
lokal, nasional, internasional dan global sehingga perlu dilakukan
"pembaharuan pendidikan" secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut ada hal penting yang
kurang atau belum mendapat perhatian sebagaimana harusnya yaitu
pendidikan akhlak, pembinaan moral atau pembinaan iman dan taqwa serta
pengamalannya secara kontinyu dalam kondisi apapun. Jatuh bangunnya
suatu bangsa sangat ditentukan oleh baik buruknya akhlak. Jika berakhlak
buruk maka negara hancur.
Akhlak buruk dimaksud terjadi dan berkembang subur apabila bisikan
jahat yang disebut qorin jin/syetan dipelihara dan dibiakkan dalam jiwa
manusia, tercermin dalam tindakan penanggung jawab dan pengelola
pendidikan, tertanam dalam jiwa pendidik dan membiarkannya tumbuh dalam
jiwa para siswa.
Tindakan, perbuatan atau kegiatan mengurangi jatah pembangunan
fisik/non fisik bagi pendidikan, membiarkan mutu pendidikan terlantar,
mempergunakan dana di luar program yang ditetapkan, menciptakan kegiatan
fiktif, menelantarkan kesejahteraan bawahan demi kepuasan atasan,
membuat aturan yang hanya berlaku bagi bawahan atau orang lain padahal
si pembuat aturan melanggarnya, menyalah gunakan wewenang serta tindakan
lain yang tercela dan menyakitkan, merupakan pengejawantahan atau
manifestasi dari ketaatan pada bisikan qorin jin/syetan yang harus
dikikis habis dari jiwa, hati, fikiran dan kegiatan karena dapat merusak
citra dan menghancur luluhkan mutu pendidikan.
Senantiasa mengajak manusia pada akhlak mulia, tindakan terpuji,
mengangkat harkat dan martabat manusia, memberi kesempatan belajar
secara merata, membantu mengangkat fakir miskin dari lembah kebodohan
dan keterbelakangan, memberikan keterampilan, mengembangkan pendidikan
kejuruan dan menyusun recana srategis untuk mengurangi pengangguran,
mensejahterakan rakyat dengan membuka lapangan kerja, merupakan contoh
dari sekian banyak bisikan qorin malaikat yang harus terus dikembangkan
dan ditumbuh suburkan untuk meningkatkan mutu SDM dan satuan pendidikan.
Penangungjawab dan pengelola pendidikan di lingkungan Lembaga
Pendidikan Ma’arif dari pusat sampai daerah (wilayah/cabang/perwakilan
cabang/ satuan pendidikan) sejak berdirinya sudah berusaha keras
mewaspadai kedua jenis bisikan tersebut dengan mengais bisikan qorin
malaikat dan menepis bisikan qorin jin/syetan.
Perbuatan seperti White Collar Crime, Green Turban Crime,
Missmanagement, Non Procedural Action, Akhlakus Sayyi’ah harus dihindari
dan dibuang jauh-jauh, sebaliknya perbuatan Good Governce, Best
Management, On Procedural Action, Akhlakul Karimah, Uswah Hasanah dari
Rasulillah, harus dimantapkan dan dikembangkan pengamalannya.
QORIB DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Perobahan standar pendidikan nasional yang tepat sangat urgent guna
dapat mengimbangi perobahan dunia yang demikian cepat, perobahan
kehidupan yang demikian pesat sebagai efek globalisasi yang juga
memerlukan peningkatan daya saing (competion power) yang semakin tinggi.
Dalam kondisi kompetisi seperti ini diperlukan mutu sumber daya manusia
(SDM) yang siap bersaing di pasar tenaga kerja dunia. Untuk itu
diperlukan SDM yang memilikii keterampilan tinggi, luwes, pembelajar dan
berjiwa wira usaha.
Negara lain seperti Finlandia, Swedia dan Swiss menempati tiga besar
dalam The Global Competitiveness Report 2006 – 2007 yang dapat menjadi
contoh utama bagaimana struktur tenaga kerja dan kualitas SDM memberikan
kontribusi besar bagi kesuksesan suatu negara.
Demir TIMURTAS selaku Kepala Pasiad Indonesia dari Turki dalam kata
pengantar buku Prestasi Dunia tahun 2007 menegaskan bahwa solusi sosial
yang berjangka panjang terhadap permasalahan yang ada di suatu negara
atau mansyarakat adalah "pendidikan". Apabila suatu bangsa telah dapat
mengatasi pendidikannya maka masalah-masalah lainnya akan dapat segera
diatasi.
Sebagai qorib dalam dunia pendidikan, Pasiad telah memberikan
bantuannya kepada Indonesia dengan mendirikan sekolah-sekolah yang
sistim pembelajarannya menggunakan pendekatan "pembelajaran berbasis
siswa". Pasiad tidak berpretensi memberikan bantuan sesaat seperti
memberikan makan bagi yang kelaparan, bantuan langsung tunai (BLT) bagi
keluarga miskin, atau dengan kata lain dari pada memberikan ikan, lebih
baik memberikan kailnya. Sekolah yang didirikan Pasiad bekerjasama
dengan yayasan setempat ada di lima tempat yaitu Pribadi Bilingual
Boarding School di Depok, Semesta Bilingual Boarding School di
Seamarang, Pribadi Advance School di Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual
Boarding School di Pondok Cabe dan Fatih Bilingual Boarding School di
Banda Aceh.
Selaku qorib alam dunia pendidikan, Hans Seidel Foundation dari Jerman,
British Council dari Inggeris dan Australian Aids (Ausaid) telah pula
bekerja sama dan memberikan bantuan kepada LP Ma’arif NU dalam bentuk
yang bermacam ragam seperti fasilitas pembelajaran, bantuan teknik
manajemen, teknik informatika, studi bahasa Ingeris, pemberian bea
siswa, dan penyelenggaraan training atau workshop di bidang pendidikan.
Bantuan yang secara kontinyu diterima oleh LP Ma’arif NU sebagai
bukti eratnya kerjasama dan kuatnya hubungan qorib adalah dari
Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI dan beberapa
instansi/lembaga negeri atau swasta lainnya.
Wallahu a’lam bisshawaab.
Jakarta, 20 Juni 2008
di ambil dari:
http://www.maarif-nu.or.id/Warta/tabid/173/articleType/ArticleView/articleId/58/Qorin-dan-Qorib--Dalam-Dunia-Pendidikan.aspx