Senin, 19 Maret 2012

Qorin dan Qorib Dalam Dunia Pendidikan

Qorin dan Qorib Dalam Dunia Pendidikan

H.T.A. Munier, B.Ac.,MM - Qorin berasal dari bahasa Arab "qoriin" yang berarti: "teman atau kawan" (Kamus Al Munawwar halaman 1114). Dalam kitab Mu’jamul Buldan: 4/319 disebutkan bahwa qorin artinya "sahabat" atau "segala sesuatu yang dibandingkan dengan sesuatu yang lain".
Setiap manusia pasti disertai teman yang akrab dan dekat yang disebut qorin. Qorin yang satu dari bangsa jin dan yang satu dari malaikat. Siapapun manusia apakah pria atau wanita, penguasa atau pengusaha, pejabat atau penjahat, ulama atau umara, kiyai atau priyayi, muslim atau mujrim, korporator atau koruptor, pendidik atau anak didik, majikan atau karyawan, pengurus atau pegawai, pemuda atau pemudi, orang tua renta atau muda belia, anak-anak atau dewasa, dosen atau mahasiswa, pegawai negeri atau swasta, bahkan Nabi sekali pun oleh Allah disertakan "qorin" sebagai teman, kawan atau sahabat.
Dalam sebuah hadis yang driwayatkan oleh Ahmad dari Abdillah, Nabi Muhammad saw bersabda: "Tiada seorang pun diantara kamu kecuali disertakan qorin baginya dari bangsa jin dan malaikat". Para sahabat bertanya: Bagaimana halnya dengan baginda sendiri ya Rasulallah ?. Nabi bersabda: "Ya bagiku juga. Akan tetapi Allah menolongku untuk menghadapinya sehingga qorin itu tidak menyuruhku kecuali kepada kebenaran (Al Haq)".
Hadis tersebut mengandung inti sari bahwa:
  • Allah menciptakan manusia sekaligus menciptakan pula dua qorin baginya yaitu qorin malaikat dan qorin jin/syetan yang mempunyai tugas utama sebagai pembisik.
  • Qorin yang baik yaitu qorin malaikat yang membisiki manusia dengan mengajak manusia berbuat kebajikan, kebenaran, kejujuran dan sifat-sifat mulia lainnya.
  • Qorin yang tidak baik adalah qorin jin/syetan yang membisiki manusia untuk mempengaruhi manusia berbuat keburukan, kejahatan, kecurangan, kezholiman, kedengkian dan sifat-sifat tercela lainnya.
Nabi Muhammad saw memang juga manusia tetapi beliau secara khusus dilindungi, dipelihara dan dijaga oleh Allah sehingga qorin jin/syetan tidak menjerumuskannya.
Qorin adalah mahluk gaib (tidak nampak oleh kasat mata) yang harus dipercaya keberadaannya. Orang yang bertaqwa dan beriman harus percaya kepada mahluk gaib yang diciptakan Allah. Tidak mempercayainya berarti mutu ketaqwaan dan keimanannya masih perlu dipertanyakan.
Qorin jin/syetan mengandung dua pengertian, arti khusus dan arti umum. Dalam arti khusus adalah yang disertakan Allah kepada setiap manusia sejak dilahirkan. Dalam arti umum adalah syetan atau godaan yang hadir dalam kehidupan manusia yang jauh dari petunjuk Allah, lalai menjalankan perintah-Nya dan tidak menjauhi larangan-Nya.
Sebagai ilustrasi keberadaan qorin adalah apabila suatu saat manusia mengalami pergolakan batin atau bimbang menentukan pilihan, tiba-tiba ada semacam bisikan dalam jiwa atau benak manusia untuk mengambil sikap mana yang harus ditentukan atau mana yang mesti dipilih. Pada saat itulah qorin menjalankan tugas utamanya memberikan bisikan. Bisikan tersebut dapat berupa bisikan baik atau bisikan buruk.
Jika seseorang sedang asyik bekerja, membahas sesuatu dalam rapat atau menjalankan seminar & lokakarya, tiba-tiba terdengar adzan yang mengajak manusia menjalankan sholat untuk merebut kemenangan, bisikan manakah yang dipilihnya, sholat dulukah ? Qorin berperan dalam kondisi demikian.

QORIB
Qorib berasal dari bahasa Arab "qoriib" yang berarti "dekat". Dalam bahasa Indonesia yang disebut "sahabat karib" adalah kawan dekat yang dapat dijadikan tempat curhat (mencurahkan isi hati), menumpahkan rasa suka dan duka serta berbagi rasa. Qorib atau sahabat karib berorientasi pada hal-hal yang positif, bertindak sebagai soulmate yang saling asah, saling asih, saling asuh dan bekerja sama dalam kebaikan, kebajikan dan kebenaran.
Kerabat atau kaum kerabat berasal pula dari akar kata qorib yang berarti sejumlah orang yang sama-sama dekat di mata dan dekat di hati. Berat sama dipikul dan ringan sama dijinjing, saling tolong menolong, bantu membantu, saling memberi saran dan nasihat untuk kebahagiaan, kemajuan dan kepentingan bersama.
Akrab dalam bahasa Indonesia juga bentuk lain dari akar kata qorib yaitu "aqrob" yang berarti lebih dekat atau paling dekat. Teman akrab berarti teman yang lebih dekat atau paling dekat. Al-Akrobin berarti kawan-kawan dekat atau sanak keluarga dekat.
Dalam Al-Qur’an dinyatakan bahwa jika menginfakkan atau membelanjakan harta hendaknya diberikan dulu kepada orang tua, sanak keluarga/kawan dekat (al aqrobin) dan orang fakir miskin. Apabila akrab atau qorib berkonotasi pada hal yang negatif, menyakitkan hati atau menyinggung perasaan maka dalam bahasa Arab dinamakan 'aqrob' yang berarti kalajengking yang suka menyengat, mencapit, menggigit dan menyakiti pihak lain.
Qorib mempunyai tugas utama memberikan saran, nasihat, petunjuk, bantuan atau sumbangan yang membawa kepada kondisi yang lebih baik dan lebih menyenangkan, kawan dekat di kala suka dan duka, selalu bekerja sama, saling tolong serta bahu membahu dalam mencapai tujuan.
Qorib dalam kaitan ini tidak terbatas hanya pada lingkungan keluarga, lokal, regional dan nasional akan tetapi juga internasional, antar bangsa, antar negara, antar benua, antar samudera serta antar agama.
Manusia tidak hidup sendiri, negara Indonesia tidak berdiri sendiri, benua Amerika tidak tertata sendiri, samudera Pasific tidak tercipta sendiri, tetapi satu sama lain saling berhubungan, saling ketergantungan, saling membutuhkan dan saling memenuhi kepuasan. Semua itu dapat tercapai apabila tercipta good relation, good governance, good management, serta good solution of any problem.

QORIN DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Pendidikan merupakan sisi kehidupan masyarakat yang perlu mendapatkan prioritas untuk ditingkatkan. Kebudayaan dan peradaban suatu bangsa sangat ditentukan oleh bagaimana pendidikan berjalan di dalamnya. Dalam pengertian yang luas, pendidikan berjalan beriringan dengan setiap gerak dan perubahan yang terjadi di masyarakat.
Sistem pendidikan nasional sebagaimana diatur dalam Undang-undang No: 20 tahun 2003 harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efisiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, internasional dan global sehingga perlu dilakukan "pembaharuan pendidikan" secara terencana, terarah dan berkesinambungan.
Dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut ada hal penting yang kurang atau belum mendapat perhatian sebagaimana harusnya yaitu pendidikan akhlak, pembinaan moral atau pembinaan iman dan taqwa serta pengamalannya secara kontinyu dalam kondisi apapun. Jatuh bangunnya suatu bangsa sangat ditentukan oleh baik buruknya akhlak. Jika berakhlak buruk maka negara hancur.
Akhlak buruk dimaksud terjadi dan berkembang subur apabila bisikan jahat yang disebut qorin jin/syetan dipelihara dan dibiakkan dalam jiwa manusia, tercermin dalam tindakan penanggung jawab dan pengelola pendidikan, tertanam dalam jiwa pendidik dan membiarkannya tumbuh dalam jiwa para siswa.
Tindakan, perbuatan atau kegiatan mengurangi jatah pembangunan fisik/non fisik bagi pendidikan, membiarkan mutu pendidikan terlantar, mempergunakan dana di luar program yang ditetapkan, menciptakan kegiatan fiktif, menelantarkan kesejahteraan bawahan demi kepuasan atasan, membuat aturan yang hanya berlaku bagi bawahan atau orang lain padahal si pembuat aturan melanggarnya, menyalah gunakan wewenang serta tindakan lain yang tercela dan menyakitkan, merupakan pengejawantahan atau manifestasi dari ketaatan pada bisikan qorin jin/syetan yang harus dikikis habis dari jiwa, hati, fikiran dan kegiatan karena dapat merusak citra dan menghancur luluhkan mutu pendidikan.
Senantiasa mengajak manusia pada akhlak mulia, tindakan terpuji, mengangkat harkat dan martabat manusia, memberi kesempatan belajar secara merata, membantu mengangkat fakir miskin dari lembah kebodohan dan keterbelakangan, memberikan keterampilan, mengembangkan pendidikan kejuruan dan menyusun recana srategis untuk mengurangi pengangguran, mensejahterakan rakyat dengan membuka lapangan kerja, merupakan contoh dari sekian banyak bisikan qorin malaikat yang harus terus dikembangkan dan ditumbuh suburkan untuk meningkatkan mutu SDM dan satuan pendidikan.
Penangungjawab dan pengelola pendidikan di lingkungan Lembaga Pendidikan Ma’arif dari pusat sampai daerah (wilayah/cabang/perwakilan cabang/ satuan pendidikan) sejak berdirinya sudah berusaha keras mewaspadai kedua jenis bisikan tersebut dengan mengais bisikan qorin malaikat dan menepis bisikan qorin jin/syetan.
Perbuatan seperti White Collar Crime, Green Turban Crime, Missmanagement, Non Procedural Action, Akhlakus Sayyi’ah harus dihindari dan dibuang jauh-jauh, sebaliknya perbuatan Good Governce, Best Management, On Procedural Action, Akhlakul Karimah, Uswah Hasanah dari Rasulillah, harus dimantapkan dan dikembangkan pengamalannya.

QORIB DALAM DUNIA PENDIDIKAN
Perobahan standar pendidikan nasional yang tepat sangat urgent guna dapat mengimbangi perobahan dunia yang demikian cepat, perobahan kehidupan yang demikian pesat sebagai efek globalisasi yang juga memerlukan peningkatan daya saing (competion power) yang semakin tinggi. Dalam kondisi kompetisi seperti ini diperlukan mutu sumber daya manusia (SDM) yang siap bersaing di pasar tenaga kerja dunia. Untuk itu diperlukan SDM yang memilikii keterampilan tinggi, luwes, pembelajar dan berjiwa wira usaha.
Negara lain seperti Finlandia, Swedia dan Swiss menempati tiga besar dalam The Global Competitiveness Report 2006 – 2007 yang dapat menjadi contoh utama bagaimana struktur tenaga kerja dan kualitas SDM memberikan kontribusi besar bagi kesuksesan suatu negara. Demir TIMURTAS selaku Kepala Pasiad Indonesia dari Turki dalam kata pengantar buku Prestasi Dunia tahun 2007 menegaskan bahwa solusi sosial yang berjangka panjang terhadap permasalahan yang ada di suatu negara atau mansyarakat adalah "pendidikan". Apabila suatu bangsa telah dapat mengatasi pendidikannya maka masalah-masalah lainnya akan dapat segera diatasi.
Sebagai qorib dalam dunia pendidikan, Pasiad telah memberikan bantuannya kepada Indonesia dengan mendirikan sekolah-sekolah yang sistim pembelajarannya menggunakan pendekatan "pembelajaran berbasis siswa". Pasiad tidak berpretensi memberikan bantuan sesaat seperti memberikan makan bagi yang kelaparan, bantuan langsung tunai (BLT) bagi keluarga miskin, atau dengan kata lain dari pada memberikan ikan, lebih baik memberikan kailnya. Sekolah yang didirikan Pasiad bekerjasama dengan yayasan setempat ada di lima tempat yaitu Pribadi Bilingual Boarding School di Depok, Semesta Bilingual Boarding School di Seamarang, Pribadi Advance School di Bandung, Kharisma Bangsa Bilingual Boarding School di Pondok Cabe dan Fatih Bilingual Boarding School di Banda Aceh. Selaku qorib alam dunia pendidikan, Hans Seidel Foundation dari Jerman, British Council dari Inggeris dan Australian Aids (Ausaid) telah pula bekerja sama dan memberikan bantuan kepada LP Ma’arif NU dalam bentuk yang bermacam ragam seperti fasilitas pembelajaran, bantuan teknik manajemen, teknik informatika, studi bahasa Ingeris, pemberian bea siswa, dan penyelenggaraan training atau workshop di bidang pendidikan.
Bantuan yang secara kontinyu diterima oleh LP Ma’arif NU sebagai bukti eratnya kerjasama dan kuatnya hubungan qorib adalah dari Departemen Agama RI, Departemen Pendidikan Nasional RI dan beberapa instansi/lembaga negeri atau swasta lainnya.

Wallahu a’lam bisshawaab.
Jakarta, 20 Juni 2008

di ambil dari:
http://www.maarif-nu.or.id/Warta/tabid/173/articleType/ArticleView/articleId/58/Qorin-dan-Qorib--Dalam-Dunia-Pendidikan.aspx

Tidak ada komentar: